Ajarkan Anak Menghargai Makanan, Brand Asal Swedia Ini Luncurkan Buku Cerita Bana
Kamis, 18 Maret 2021 - 22:21 WIB
Layanan IKEA Food telah dinikmati oleh 680 juta pelanggan di seluruh dunia. IKEA berupaya untuk mengurangi limbah makanan berskala industri dengan menggunakan pengelolaan limbah pada upaya pencegahan dan daur ulang. Salah satunya dengan menggunakan teknologi waste watcher, sistem timbangan pintar yang dapat mengukur dan merekam limbah pangan yang dihasilkan setiap harinya. Selanjutnya, IKEA akan menganalisa cara terbaik untuk mengurangi limbah yang dihasilkan berdasarkan laporan tersebut. Dengan menggunakan sistem penimbangan ini, IKEA Food berhasil mengurangi limbah makanan sebesar 31% atau setara dengan 15,000 makanan tahun 2019 hingga 2020.
“Kami percaya kesadaran akan limbah makanan baik diajarkan oleh orang tua kepada anak sejak usia sedini mungkin. Lewat ilustrasi yang menarik dan pesan yang mudah dimengerti dalam buku cerita anak ‘BANA - Si Pisang Berjalan-jalan’, kami yakin perilaku anak akan perlahan berubah, dan mereka akan lebih menghargai makanan yang mereka konsumsi,” jelas Head of Program Division Greeneration Foundation, Muhammad Fahrian Yovantra.
“Swedia memiliki misi untuk menciptakan masyarakat bebas limbah, sehingga manajemen limbah dan daur ulang adalah identitas kami. Merupakan suatu kehormatan bagi Kedutaan Besar Swedia untuk dapat turut andil dalam program ICCFTE,” ucap Project Officer Kedutaan Besar Swedia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Natasha Kindangen.
“Kami percaya kesadaran akan limbah makanan baik diajarkan oleh orang tua kepada anak sejak usia sedini mungkin. Lewat ilustrasi yang menarik dan pesan yang mudah dimengerti dalam buku cerita anak ‘BANA - Si Pisang Berjalan-jalan’, kami yakin perilaku anak akan perlahan berubah, dan mereka akan lebih menghargai makanan yang mereka konsumsi,” jelas Head of Program Division Greeneration Foundation, Muhammad Fahrian Yovantra.
“Swedia memiliki misi untuk menciptakan masyarakat bebas limbah, sehingga manajemen limbah dan daur ulang adalah identitas kami. Merupakan suatu kehormatan bagi Kedutaan Besar Swedia untuk dapat turut andil dalam program ICCFTE,” ucap Project Officer Kedutaan Besar Swedia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Natasha Kindangen.
(sal)
tulis komentar anda