Aksesori Ultimate, Jam Tangan Tak Pernah Tergantikan Maknanya
Rabu, 31 Maret 2021 - 17:17 WIB
JAKARTA - Teknologi di era modern ini telah menjadi bagian utama dalam kehidupan. Banyak hal menjadi sangat mudah saat ini, dari memesan makanan, moda transportasi bahkan mencari jodoh sekalipun. Semuanya dapat diwujudkan dengan melalui telepon genggam saja.
Dominasi teknologi benar-benar menjangkau semua sektor tak terkecuali jam tangan. Jam tangan yang mengadopsi teknologi digital ini dinamakan jam tangan pintar.
Jam tangan pintar atau yang sering disebut smartwatch didesain untuk memberi kemudahan dalam keseharian aktivitas. Mulai dari menunjukkan waktu yang akurat, notifikasi pesan, pengukur detak jantung, pengingat jadwal rapat, bahkan siklus menstruasi juga dapat disajikan. Harga jam tangan pintar sendiri bervariasi, dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah.
Meski memberikan banyak kemudahan, smart watch juga mempunyai sejumlah catatan yang perlu diperhatikan. "Pertama, usia pemakaiannya termasuk singkat. Ini dikarenakan jam tangan pintar mengandalkan teknologi digital yang berkembang kian pesat," ujar CEO of Radatime, Hendra Kesuma dalam siaran persnya, Rabu (31/3).
Oleh karena teknologinya terus berkembang pesat, smartwatch menjadi cepat out-dated. "Saat peluncuran dipandang keren dan canggih, bisa segera ketinggalan zaman jika ada keluaran terbaru dengan teknologi yang lebih up-to-date," ujar Hendra.
Kekurangan yang terakhir dari smartwatch adalah kesannya lebih terbatas, yaitu fungsi dan gaya. Dibanding dengan jam tangan sebenarnya yang mengandung kesan status sosial, fesyen, legacy atau warisan, makna, kemewahan dan keabadian. "Jam tangan lumrah dipakai puluhan tahun bahkan sampai beberapa generasi," imbuhnya.
Dalam sebuah wawancara dengan acollectedman.com, legenda jam tangan Swiss, Jean Claude Biver mengungkapkan bahwa jam tangan pintar dan jam tangan mekanis berdampingan dan tidak berkompetisi. Satunya adalah teknologi, dan satunya mekanis. Teknologi berarti ketinggalan zaman, mekanis adalah keabadian. Ketinggalan zaman tidak akan pernah bisa berkompetisi dengan keabadian.
Jam tangan pada dasarnya sebuah aksesoris tertinggi yang bermakna. Jam tangan identik dengan ekslusivitas, status dan keabadian. Sehingga sangat lumrah, sebuah jam tangan dibanderol dengan harga yang super mahal bukan karena fungsi atau waktu yang akurat.
Dominasi teknologi benar-benar menjangkau semua sektor tak terkecuali jam tangan. Jam tangan yang mengadopsi teknologi digital ini dinamakan jam tangan pintar.
Jam tangan pintar atau yang sering disebut smartwatch didesain untuk memberi kemudahan dalam keseharian aktivitas. Mulai dari menunjukkan waktu yang akurat, notifikasi pesan, pengukur detak jantung, pengingat jadwal rapat, bahkan siklus menstruasi juga dapat disajikan. Harga jam tangan pintar sendiri bervariasi, dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah.
Meski memberikan banyak kemudahan, smart watch juga mempunyai sejumlah catatan yang perlu diperhatikan. "Pertama, usia pemakaiannya termasuk singkat. Ini dikarenakan jam tangan pintar mengandalkan teknologi digital yang berkembang kian pesat," ujar CEO of Radatime, Hendra Kesuma dalam siaran persnya, Rabu (31/3).
Oleh karena teknologinya terus berkembang pesat, smartwatch menjadi cepat out-dated. "Saat peluncuran dipandang keren dan canggih, bisa segera ketinggalan zaman jika ada keluaran terbaru dengan teknologi yang lebih up-to-date," ujar Hendra.
Kekurangan yang terakhir dari smartwatch adalah kesannya lebih terbatas, yaitu fungsi dan gaya. Dibanding dengan jam tangan sebenarnya yang mengandung kesan status sosial, fesyen, legacy atau warisan, makna, kemewahan dan keabadian. "Jam tangan lumrah dipakai puluhan tahun bahkan sampai beberapa generasi," imbuhnya.
Dalam sebuah wawancara dengan acollectedman.com, legenda jam tangan Swiss, Jean Claude Biver mengungkapkan bahwa jam tangan pintar dan jam tangan mekanis berdampingan dan tidak berkompetisi. Satunya adalah teknologi, dan satunya mekanis. Teknologi berarti ketinggalan zaman, mekanis adalah keabadian. Ketinggalan zaman tidak akan pernah bisa berkompetisi dengan keabadian.
Jam tangan pada dasarnya sebuah aksesoris tertinggi yang bermakna. Jam tangan identik dengan ekslusivitas, status dan keabadian. Sehingga sangat lumrah, sebuah jam tangan dibanderol dengan harga yang super mahal bukan karena fungsi atau waktu yang akurat.
Lihat Juga :
tulis komentar anda