GOR Saparua dan Sejarah Pergerakan Musik Bawah Tanah di Bandung

Jum'at, 02 April 2021 - 19:07 WIB
Bagi pria yang juga penabuh drum band Seringai ini, Gelora Magnumentary: Saparua sangat penting disaksikan, karena ingin menyampaikan ke khalayak, bahwa akar dari berkembangnya musik rock dan metal di Bandung berawal dari GOR Saparua. "Bahwa pergerakan musik independen saat itu memulai tidak atas dasar ekonomi tapi passion atas musiknya. Hal ini penting agar generasi ke depan tidak melulu berorientasi ada kesuksesan ekonomi," kata Edy Khemod.

Pada masanya, GOR Saparua pernah menjadi tempat di mana pecinta musik yang tinggal di Bandung berkumpul dan berbaur. "Kami fokus di GOR Saparua sebagai titik sentral di Kota Bandung jadi melting pot akulturasi berbagai karakter anak Bandung. Itu yang bikin scene hidup, dia punya public space yang bisa dikuasai anak-anak punk rock. Itu menarik banget," jelas dia.

Film dokumenter Gelora Magnumentary: Saparua dihadirkan untuk mengapresiasi sejarah scene rock-metal di Indonesia. Program ini didasarkan pada proyek Membakar Batas yang diprakarsai Cerahati sejak 2011. Tujuan dari proyek ini adalah untuk menangkap semua tonggak besar dalam sejarah rock dan metal scene, yang tentunya berangkat dari GOR Saparua.

Para pelaku sejarah pergerakan musik Bandung seperti Sam Bimbo, Arian13 (vokalis Seringai), Dadan Ketu (manajer Burgerkill/Riotic Records), Eben (gitaris Burgerkill), Suar (mantan vokalis Pure Saturday), dan banyak lagi lainnya yang dilibatkan sebagai narasumber.



Rencananya, Gelora Magnumentary: Saparua akan tayang tahun ini, dengan harapan bisa menginspirasi masyarakat yang mencintai dan menyukai genre musik Rock dan Metal.
(nug)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More