Han Chandra Manfaatkan Lahan Bekas Jadi Tempat Budidaya Sayuran Hidroponik
Minggu, 25 April 2021 - 01:23 WIB
JAKARTA - Penyanyi Han Chandra menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan hidup dan makanan sehat. Dia menghadirkan Keboh Kohan yang merupakan pertanian hidroponik dan dikembangkan di Pangalengan Jawa Barat, Indonesia.
Memanfaatkan lahan barang bekas yang disulap menjadi lahan pertanian, Han Chandra menanam sejumlah komuditas seperti pakcoy, caisim, kangkung, bayam, kangkung dan lainnya. Sayuran tersebut ditanaman dengan sistem tanam NFT dan DFT hidroponik .
"Sayuran hidroponik ini tentu saja akan menghasilkan sayuran sehat dan bernutrisi yang dipasarkan ke pasar bandung, supermarket maupun tukang sayur keliling. Tidak menggunakan pestisida, karena dibangun dan ditanam di dalam green house atau rumah tanaman," papar Han Chandra dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (24/4).
Han Chandra memang bukan seorang ahli bercocok tanam, namun dia cinta pertanian dan lingkungan. Dia percaya bahwa tanah Indonesia itu bisa menghasilkan. Bermula dari banyak bertanya, mengumpulkan banyak info, dan akhirnya Han membuat kebun di tanah tak terpakai. Dia yakin jika banyak orang mengikuti langkahnya, mkaa Indonesia takkan kekurangan pangan.
Kebun Kohan sendiri dibangun Han Chandra dari nol pada 2019. Kala itu, dia mengawalinya dengan menggandeng petani kopi dan alpukat. Keberadaan Han Chandra dan timnya pun berhasil membuat hasil panen terserap. Itu juga tidak terlepas dari status Han Chandra sebagai figur publik di bidang modeling dan penulis buku, sehingga dia lebih mudah dalam mempromosikannya, termasuk melalui Instagram @kebunkohan.
"Yang paling penting bukan itu, banyak orang muda, berpendidikan dan melek teknologi akan banyak bermunculan, mereka bisa jadi petani muda yang mengerti ekspor dan bisa marketing. Di samping itu mereka bisa mengkritisi kebijakan pertanian yang salah, melawan mafia pupuk dan petanian secara tepat sasaran," tuturnya.
Sementara itu, dari sisi pengembangan dan ekspor hasil tani, Indonesia masih ketinggalan, bahkan dari Vietnam. Menurut Han, di sini seperti ada banyak kebijakan yang salah. Dia pun berharap akan ada banyak petani muda yang bangkit untuk ketahanan pangan.
Memanfaatkan lahan barang bekas yang disulap menjadi lahan pertanian, Han Chandra menanam sejumlah komuditas seperti pakcoy, caisim, kangkung, bayam, kangkung dan lainnya. Sayuran tersebut ditanaman dengan sistem tanam NFT dan DFT hidroponik .
"Sayuran hidroponik ini tentu saja akan menghasilkan sayuran sehat dan bernutrisi yang dipasarkan ke pasar bandung, supermarket maupun tukang sayur keliling. Tidak menggunakan pestisida, karena dibangun dan ditanam di dalam green house atau rumah tanaman," papar Han Chandra dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (24/4).
Han Chandra memang bukan seorang ahli bercocok tanam, namun dia cinta pertanian dan lingkungan. Dia percaya bahwa tanah Indonesia itu bisa menghasilkan. Bermula dari banyak bertanya, mengumpulkan banyak info, dan akhirnya Han membuat kebun di tanah tak terpakai. Dia yakin jika banyak orang mengikuti langkahnya, mkaa Indonesia takkan kekurangan pangan.
Kebun Kohan sendiri dibangun Han Chandra dari nol pada 2019. Kala itu, dia mengawalinya dengan menggandeng petani kopi dan alpukat. Keberadaan Han Chandra dan timnya pun berhasil membuat hasil panen terserap. Itu juga tidak terlepas dari status Han Chandra sebagai figur publik di bidang modeling dan penulis buku, sehingga dia lebih mudah dalam mempromosikannya, termasuk melalui Instagram @kebunkohan.
"Yang paling penting bukan itu, banyak orang muda, berpendidikan dan melek teknologi akan banyak bermunculan, mereka bisa jadi petani muda yang mengerti ekspor dan bisa marketing. Di samping itu mereka bisa mengkritisi kebijakan pertanian yang salah, melawan mafia pupuk dan petanian secara tepat sasaran," tuturnya.
Baca Juga
Sementara itu, dari sisi pengembangan dan ekspor hasil tani, Indonesia masih ketinggalan, bahkan dari Vietnam. Menurut Han, di sini seperti ada banyak kebijakan yang salah. Dia pun berharap akan ada banyak petani muda yang bangkit untuk ketahanan pangan.
(nug)
tulis komentar anda