Pandemi Masih Mengancam, Masyarakat Diminta Jangan Mudik Dulu
Jum'at, 30 April 2021 - 21:40 WIB
JAKARTA - Masih tingginya kasus aktif Covid-19 membuat pemerintah mengeluarkan himbauan agar masyarakat tidak melakukan perjalanan mudik lagi tahun ini. Dikhawatirkan adanya kerumunan dan tidak menjaga jarak akan menambah kasus positif Covid-19.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Prof. dr. Cissy Rachiana Sudjana Prawira-Kartasasmita Sp.A (K), M.Sc, PhD meminta masyarakat bersabar untuk tidak mudik dulu pada Lebaran tahun ini. Alasannya, saat ini bahaya pandemi Covid-19 masih mengancam.
"Bahaya saat Pandemi Covid-19 masih mengancam. Tinggallah di rumah. Jangan mudik dulu lebaran ini," ujar Prof. Cissy, Rabu (28/4).
Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ini menambahkan, bersilaturahmi dan saling mendoakan kepada orang tua dan saudara di kampung halaman tetap bisa dilakukan, meski dari jauh. Prof. Cissy pun mengingatkan kepada masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan, yakni dengan menggunakan masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan. Termasuk kepada masyarakat yang telah sudah vaksinasi lengkap.
"Walaupun Anda sudah vaksinasi lengkap masih bisa tertular dan menulari. Tetap patuhi protokol kesehatan. Salam sehat," kata Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Imunisasi Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (Peralmuni) tersebut.
Sebelumya, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito juga menyampaikan, Indonesia merupakan negara dengan perkembangan pandemi Covid-19 yang dapat terkendali. Tren baik ini masih dapat terjaga, jika dibandingkan negara-negara di dunia yang mengalami kenaikan kasus.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lima negara dengan kasus aktif tertinggi yaitu Amerika Serikat (6.812.645), India (2.822.513), Brazil (1.099.201), Peracis (995.421) dan Turki (506.899).
Di sisi lain, ancaman juga muncul dari dalam negeri sendiri seiring masuknya periode bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri yang sangat terkait dengan tradisi mudik, atau bepergian yang berpotensi meningkatkan penularan antar daerah.
"Untuk masyarakat diminta bersabar sejenak untuk tidak mudik dan bersilaturahmi bersama sanak saudara selama lebaran," jelas Prof. Wiku.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Prof. dr. Cissy Rachiana Sudjana Prawira-Kartasasmita Sp.A (K), M.Sc, PhD meminta masyarakat bersabar untuk tidak mudik dulu pada Lebaran tahun ini. Alasannya, saat ini bahaya pandemi Covid-19 masih mengancam.
"Bahaya saat Pandemi Covid-19 masih mengancam. Tinggallah di rumah. Jangan mudik dulu lebaran ini," ujar Prof. Cissy, Rabu (28/4).
Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ini menambahkan, bersilaturahmi dan saling mendoakan kepada orang tua dan saudara di kampung halaman tetap bisa dilakukan, meski dari jauh. Prof. Cissy pun mengingatkan kepada masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan, yakni dengan menggunakan masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan. Termasuk kepada masyarakat yang telah sudah vaksinasi lengkap.
"Walaupun Anda sudah vaksinasi lengkap masih bisa tertular dan menulari. Tetap patuhi protokol kesehatan. Salam sehat," kata Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Imunisasi Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (Peralmuni) tersebut.
Sebelumya, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito juga menyampaikan, Indonesia merupakan negara dengan perkembangan pandemi Covid-19 yang dapat terkendali. Tren baik ini masih dapat terjaga, jika dibandingkan negara-negara di dunia yang mengalami kenaikan kasus.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lima negara dengan kasus aktif tertinggi yaitu Amerika Serikat (6.812.645), India (2.822.513), Brazil (1.099.201), Peracis (995.421) dan Turki (506.899).
Di sisi lain, ancaman juga muncul dari dalam negeri sendiri seiring masuknya periode bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri yang sangat terkait dengan tradisi mudik, atau bepergian yang berpotensi meningkatkan penularan antar daerah.
"Untuk masyarakat diminta bersabar sejenak untuk tidak mudik dan bersilaturahmi bersama sanak saudara selama lebaran," jelas Prof. Wiku.
(dra)
tulis komentar anda