Aktivitas Fisik Bantu Turunkan Tekanan Darah, Ini Penjelasan Dokter
Selasa, 04 Mei 2021 - 08:38 WIB
JAKARTA - Berdasarkan hasil tahun 2018, diketahui bahwa 1 dari 3 orang dewasa di Indonesia menderita hipertensi . Kondisi tersebut terbilang cukup serius karena hipertensi memiliki risiko komplikasi ke lima organ penting.
Seseorang disebut menderita hipertensi bila tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, dan diastolik lebih dari 90 mmHg.
Dokter Spesialis Kesehatan Olahraga dr Michael Triangto, SpKO menjelaskan, latihan fisik merupakan salah satu kunci penting untuk menurunkan tekanan darah. Menurutnya, berlatih fisik secara rutin dan teratur akan memperkuat jantung, sehingga organ vital tersebut bisa memompa darah dengan lebih mudah.
“Dengan jantung tidak perlu bekerja keras, tekanan pada pembuluh darah pun turun, sehingga tekanan darah akan lebih rendah, dan kita terhindar dari risiko hipertensi,” papar dr Michael dalam Kelas Online Penuh Inspirasi (KOPI) Sehat bersama Good Doctor dan Samsung Galaxy Watch, belum lama ini.
Kementerian Kesehatan juga menganjurkan untuk melakukan latihan fisik rutin dan teratur lima kali seminggu dengan total 150 menit per minggu. Latihan fisik sebaiknya menggabungkan antara latihan kardio, kekuatan, dan fleksibilitas.
Dokter Michael menjelaskan, bagi yang sudah memiliki riwayat hipertensi, tentu ada rambu-rambu tertentu untuk melakukan latihan fisik agar tetap aman. “Mereka yang menderita hipertensi disarankan untuk melakukan latihan fisik jenis aerobik, dengan intensitas ringan-sedang, misalnya berjalan kaki, bersepeda santai, atau berenang,” sebutnya.
Ia menambahkan, melakukan latihan fisik berat justru berbahaya bagi penderita hipertensi karena tekanan darah dan denyut jantung bisa tidak terkontrol, dan akibatnya fatal.
Dokter Michael menekankan pentingnya memonitor tekanan darah, denyut jantung, dan saturasi oksigen selama berolahraga.
“Tidak hanya dialami oleh orang tua, mereka yang berusia muda dan produktif pun bisa menderita hipertensi. Sementara itu, penanganan hipertensi tidak mudah, salah satunya karena rendahnya kepatuhan minum obat pasien sehingga pemantauan tekanan darah memegang peran penting,” ungkapnya.
Seseorang disebut menderita hipertensi bila tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, dan diastolik lebih dari 90 mmHg.
Dokter Spesialis Kesehatan Olahraga dr Michael Triangto, SpKO menjelaskan, latihan fisik merupakan salah satu kunci penting untuk menurunkan tekanan darah. Menurutnya, berlatih fisik secara rutin dan teratur akan memperkuat jantung, sehingga organ vital tersebut bisa memompa darah dengan lebih mudah.
“Dengan jantung tidak perlu bekerja keras, tekanan pada pembuluh darah pun turun, sehingga tekanan darah akan lebih rendah, dan kita terhindar dari risiko hipertensi,” papar dr Michael dalam Kelas Online Penuh Inspirasi (KOPI) Sehat bersama Good Doctor dan Samsung Galaxy Watch, belum lama ini.
Kementerian Kesehatan juga menganjurkan untuk melakukan latihan fisik rutin dan teratur lima kali seminggu dengan total 150 menit per minggu. Latihan fisik sebaiknya menggabungkan antara latihan kardio, kekuatan, dan fleksibilitas.
Dokter Michael menjelaskan, bagi yang sudah memiliki riwayat hipertensi, tentu ada rambu-rambu tertentu untuk melakukan latihan fisik agar tetap aman. “Mereka yang menderita hipertensi disarankan untuk melakukan latihan fisik jenis aerobik, dengan intensitas ringan-sedang, misalnya berjalan kaki, bersepeda santai, atau berenang,” sebutnya.
Ia menambahkan, melakukan latihan fisik berat justru berbahaya bagi penderita hipertensi karena tekanan darah dan denyut jantung bisa tidak terkontrol, dan akibatnya fatal.
Dokter Michael menekankan pentingnya memonitor tekanan darah, denyut jantung, dan saturasi oksigen selama berolahraga.
“Tidak hanya dialami oleh orang tua, mereka yang berusia muda dan produktif pun bisa menderita hipertensi. Sementara itu, penanganan hipertensi tidak mudah, salah satunya karena rendahnya kepatuhan minum obat pasien sehingga pemantauan tekanan darah memegang peran penting,” ungkapnya.
(agn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda