Angka Tensi Darah Tinggi Belum Tentu Anda Idap Hipertensi, Ini Prosedur Diagnosanya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hipertensi termasuk salah satu penyakit yang diderita oleh banyak orang. Kondisi ini bisa sangat mematikan bagi manusia apabila tidak terkontrol dengan baik.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi kronis yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah. Bila diabaikan, kondisi tersebut dapat memicu munculnya komplikasi penyanyi seperti jantung dan stroke.
Namun, perlu Anda pahami bahwa angka tekanan darah yang tinggi belum tentu mengindikasikan terjadinya penyakit hipertensi. Artinya, jika sesekali tekanan darah Anda tinggi, Anda tak bisa langsung divonis mengidap hipertensi.
Melansir laman Klikdokter, seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darah sistolik (angka atas) lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastoliknya (angka bawah) lebih dari 90 mmHg.
Hipertensi sendiri memang lekat dengan tekanan darah tinggi. Namun, tidak semua tekanan darah tinggi itu disebabkan oleh hal-hal yang menjadi pemicunya seperti berat badan yang tidak ideal, stres, faktor genetik, makanan berlemak, dan pola hidup tidak sehat.
Ada kalanya tekanan darah tinggi dipicu oleh kondisi lain seperti kelelahan, capek setelah berjalan, berlari, atau naik turun tangga, dan deg-degan akibat hal tertentu.
"Kalau pasien baru sekali mengalami tekanan darah tinggi, dokter biasanya tidak akan langsung menyebut bahwa dia mengalami hipertensi," kata Ahli Kesehatan dr. Sepriani Timurtini Limbong.
Dokter biasanya bakal melakukan beberapa kali pemeriksaan sebelum memutuskan bahwa seseorang mengidap hipertensi.
"Biasanya pemeriksaan akan diberi jeda setengah sampai satu jam untuk diukur ulang. Kalau setelah diukur ulang tensinya tetap tinggi dan pasien mengklaim belum pernah mengalami tekanan darah tinggi, biasanya dokter akan mengecek lagi di tangan kiri sekali dan tangan kanan sekali," terang dr. Sepriani.
Tapi, jika prosedur tersebut sudah dilakukan dan tekanan darah masih tinggi, dokter bakal melakukan pemeriksaan setelah empat minggu. Selama periode tersebut pasien dianjurkan untuk melakukan perubahan pola hidup seperti berolahraga serta mengurangi konsumsi lemak dan garam.
Kalau setelah itu tekanan darah turun, artinya seseorang bukan mengidap hipertensi murni. Meski demikian, Anda tidak boleh abai untuk terus menerapkan pola hidup yang sehat agar terhindar dari penyakit tersebut.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi kronis yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah. Bila diabaikan, kondisi tersebut dapat memicu munculnya komplikasi penyanyi seperti jantung dan stroke.
Namun, perlu Anda pahami bahwa angka tekanan darah yang tinggi belum tentu mengindikasikan terjadinya penyakit hipertensi. Artinya, jika sesekali tekanan darah Anda tinggi, Anda tak bisa langsung divonis mengidap hipertensi.
Melansir laman Klikdokter, seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darah sistolik (angka atas) lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastoliknya (angka bawah) lebih dari 90 mmHg.
Hipertensi sendiri memang lekat dengan tekanan darah tinggi. Namun, tidak semua tekanan darah tinggi itu disebabkan oleh hal-hal yang menjadi pemicunya seperti berat badan yang tidak ideal, stres, faktor genetik, makanan berlemak, dan pola hidup tidak sehat.
Ada kalanya tekanan darah tinggi dipicu oleh kondisi lain seperti kelelahan, capek setelah berjalan, berlari, atau naik turun tangga, dan deg-degan akibat hal tertentu.
"Kalau pasien baru sekali mengalami tekanan darah tinggi, dokter biasanya tidak akan langsung menyebut bahwa dia mengalami hipertensi," kata Ahli Kesehatan dr. Sepriani Timurtini Limbong.
Dokter biasanya bakal melakukan beberapa kali pemeriksaan sebelum memutuskan bahwa seseorang mengidap hipertensi.
"Biasanya pemeriksaan akan diberi jeda setengah sampai satu jam untuk diukur ulang. Kalau setelah diukur ulang tensinya tetap tinggi dan pasien mengklaim belum pernah mengalami tekanan darah tinggi, biasanya dokter akan mengecek lagi di tangan kiri sekali dan tangan kanan sekali," terang dr. Sepriani.
Tapi, jika prosedur tersebut sudah dilakukan dan tekanan darah masih tinggi, dokter bakal melakukan pemeriksaan setelah empat minggu. Selama periode tersebut pasien dianjurkan untuk melakukan perubahan pola hidup seperti berolahraga serta mengurangi konsumsi lemak dan garam.
Kalau setelah itu tekanan darah turun, artinya seseorang bukan mengidap hipertensi murni. Meski demikian, Anda tidak boleh abai untuk terus menerapkan pola hidup yang sehat agar terhindar dari penyakit tersebut.
(tsa)