Mengenal Gejala dan Faktor Risiko Gagal Jantung

Minggu, 09 Mei 2021 - 23:13 WIB
Foto Ilustrasi/Freepik
JAKARTA - Gagal jantung merupakan gangguan pada otot jantung yang menyebabkan ketidakmampuan jantung untuk memompa darah secara optimal ke seluruh tubuh. Kondisi ini mengakibatkan tidak tercukupinya kebutuhan berbagai organ tubuh akan suplai darah.

Gagal jantung juga merupakan komplikasi akhir dari berbagai jenis penyakit jantung yang dapat menurunkan kualitas hidup serta usia harapan hidup pasien.





“Berdasarkan data penelitian kami di Siloam Heart Institute dalam kurun waktu 2019-2020, sekitar 3% pasien gagal jantung meninggal selama perawatan di rumah sakit dan sekitar 22,5% pasien lain meninggal dalam waktu 6 bulan setelah pulang rawat,” jelas Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Siloam Hospitals Kebon Jeruk dr. Leonardo Paskah Suciadi, Sp.JP, FIHA dalam media gathering virtual, Sabtu (8/5).

Menurut dr. Paskah, usia harapan hidup pasien gagal jantung lanjut sangat rendah, bahkan lebih buruk dari usia harapan hidup sebagian besar pasien kanker. Penderita gagal jantung umumnya mengeluhkan sesak napas, napas tersengal-sengal dan mudah lelah saat beraktivitas, bengkak kedua tungkai, dada berdebar, serta perut begah dan membesar yang diiringi mual, menurunnya nafsu makan juga berat badan.

Selain itu, terdapat pula berbagai faktor risiko gagal jantung yang harus diwaspadai, antara lain riwayat penyakit jantung koroner atau serangan jantung sebelumnya, hipertensi, penyakit kencing manis atau diabetes, obesitas, kelainan katup jantung, penyakit paru kronik, pecandu alkohol, riwayat keluarga dengan bengkak jantung, serta usia lanjut.

“Semakin banyak faktor risiko di atas yang dimiliki seseorang, semakin besar risiko untuk menderita gagal jantung,” ungkap dr. Paskah.

Karena sifatnya yang menahun dan progresif seiring waktu, penyakit gagal jantung membutuhkan identifikasi segera serta penanganan tepat sejak awal untuk mencapai hasil optimal. Pengobatan gagal jantung sangatlah kompleks dan membutuhkan waktu cukup panjang. Oleh karenanya, komunikasi yang baik antara pihak medis dengan pasien dan keluarga pasien sangat penting untuk dibangun sejak awal.



“Pasien dan keluarga pasien harus mendapatkan edukasi serta informasi yang cukup terkait penyakit serius ini, serta memahami rencana terapi jangka panjang. Selain itu, pelayanan multidisiplin subspesialisasi diperlukan pada kasus gagal jantung lanjut karena kompleksitas kasus menuntut pelayanan terapi secara komprehensif, intensif, agresif, dan inovatif,” beber dr. Paskah.

Sementara itu, Siloam Hospitals Kebon Jeruk secara resmi membuka Klinik Gagal Jantung pada 8 Mei 2021. Tim Klinik Gagal Jantung ini bakal memberikan informasi penting, edukasi, konsultasi, serta telemonitoring secara efektif dan profesional kepada pasien dan keluarganya.
(tsa)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More