Review Film Cruella: Sebuah Cerita Kelam dari Disney

Rabu, 26 Mei 2021 - 13:50 WIB


Hampir semua tokoh di film ini tidak ada yang baik. Semuanya adalah karakter-karakter dengan sifat yang tidak terpuji. Mereka manipulatif, dingin, tidak peka, sombong dan angkuh. Estella/Cruella adalah sosok yang ambisius, dia juga kurang peka dengan sekitarnya. Beberapa kali dia berselisih paham dengan Jasper yang kurang setuju dengan sikapnya yang mau melakukan apa pun demi terbalaskan dendamnya. Sementara, Baroness adalah sosok wanita dingin, angkuh dan narsistik. Omongannya juga kasar. Dia merasa telah memiliki segalanya dan tidak ada orang yang lebih hebat darinya. Jadi, bisa dibayangkan bagaimana jika dua wanita ini bertemu.

Cerita Cruella dan Baroness bukanlah cerita Andy Sachs dan Miranda Priestly di Devil Wears Prada. Baroness memang toxic, tapi Cruella juga bukan tipe yang mau mengalah. Dia bakal melakukan apa pun demi menghancurkan Baroness. Di sisi lain, Baroness, meski menyukai hasil kerja Estella, sangat membenci Cruella dan ingin menyingkirkannya.

Penampilan Emma Stone sebagai Estella/Cruella patut diacungi jempol. Dia mampu menciptakan tokoh sejahat Cruella dengan caranya sendiri. Dia menciptakan Cruella sebagai wanita cerdas, tangguh, mandiri, meski rapuh karena dendam di dalam hatinya. Sebagai Estella, Emma juga bisa membuat tokoh ini, meskipun tak sejahat Cruella, lebih menyenangkan dan tahu apa yang dia inginkan.



Sementara, Emma Thompson sebagai Baroness pun tak kalah apik penampilannya. Baroness benar-benar tampil sebagai wanita dari kelas atas dengan penampilannya yang selalu modis. Namun, dia juga benar-benar dingin, kejam, bermulut tajam dan narsistik. Emma mampu menciptakan tokoh toxic ini dengan baik lewat caranya berjalan, menatap orang dan berbicara. Dari awal ketika dia muncul, orang sudah bisa menebak, seperti apa dia nanti.

Selain dua aktris top ini, penampilan Tipper Seifert-Cleveland sebagai Estella yang berusia 12 tahun juga baik. Meskipun masih muda, dia bisa menggambarkan Estella yang keras dan ekstrem dengan baik. Penampilan John McCrea sebagai Artie, seorang pemilik toko pakaian bekas yang berpenampilan nyentrik, juga menjadi catatan tersendiri. Kehadirannya membuat Cruella jadi lebih berwarna.

Film Cruella juga kian menarik dengan hadirnya sederet busana-busana ala 70an yang ditampilkan di sini. Dari desain yang sederhana hingga aneh ada di sini. Desain baju juga bakal menjadi poin penting dalam film ini. Baroness adalah desainer busana kenamaan yang memakai desain para pegawainya untuk dijadikan desain atas namanya. Sementara, Cruella membuat desain bajunya dan dibuatnya dengan bantuan Artie. Keduanya pun memiliki perbedaan. Baroness selalu mencari desain-desain elegan, sedangkan Cruella tampil dengan desain busana yang selalu mencuri perhatian. Di sini, Estella dan Cruella mampu membedakan desain baju mereka.



Cruella bukanlah film tentang mengapa Cruella membenci anjing Dalmation. Memang, anjing jenis ini ada di film ini. Bibit kebencian itu sudah ada di diri Estella/Cruella, tapi tidak dengan cara Cruella de Vil di 101 Dalmations. Film ini adalah asal usul terciptanya tokoh Cruella. Kebencian Cruella terhadap anjing jenis itu bukanlah fokus di film ini.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More