Para Pakar Ingatkan Pentingnya Konsumsi Susu Berkualitas untuk Cegah Stunting
Jum'at, 11 Juni 2021 - 02:29 WIB
JAKARTA - Stunting masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia dan dapat berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) bangsa di masa depan.
Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan menjaga kuantitas dan kualitas gizi yang dikonsumsi ibu serta anak, seperti konsumsi susu yang mengandung berbagai protein, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Susu, baik itu susu segar maupun susu yang telah terfortifikasi, juga menjadi salah satu sumber gizi yang dapat menunjang kesehatan anak hingga dewasa.
Namun, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) 2020, konsumsi susu di Indonesia rerata hanya 16,27 kg/kapita/tahun. Angka ini jauh di bawah negara ASEAN lain seperti Malaysia (36,2 kg/kapita/tahun), Myanmar (26,7 kg/kapita/tahun). dan Thailand (22,2 kg/kapita/tahun).
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementerian Pertanian Republik Indonesia Ir. Fini Murfiani, M.Si menyatakan, Indonesia masih memiliki banyak potensi untuk meningkatkan produksi maupun konsumsi susu nasional. Selain berdampak positif pada peternak maupun industri susu, peningkatan dalam dua hal tersebut dapat mendukung ekonomi dan kesehatan masyarakat serta kualitas sumber daya manusia.
“Maka dari itu pemerintah, akademisi, hingga sektor swasta harus bergerak bersama untuk kemajuan bangsa,” ucap Ir Fini pada webinar edukasi dalam rangka Hari Susu Nusantara dan Hari Susu Sedunia, belum lama ini.
Menurutnya, upaya peningkatan produksi dan konsumsi susu di Indonesia perlu dibarengi dengan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya susu segar maupun terfortifikasi. Pengetahuan mengenai peran susu sebagai sumber makronutrien dan mikronutrien yang dapat mencegah stunting pada anak serta menjaga kesehatan secara umum dapat meningkatkan konsumsi susu yang berkualitas di masyarakat.
FKGM Universitas Gadjah Mada Prof. dr. Mohammad Juffrie, SpA(K), PhD. menuturkan bahwa susu merupakan salah satu sumber gizi unik karena mudah untuk dikonsumsi semua kalangan masyarakat, mulai ibu hamil hingga anak-anak.
“Susu mengandung protein, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak agar terhindar dari kekurangan gizi mikro seperti anemia defisiensi besi hingga kekurangan gizi makro seperti gizi buruk yang berujung stunting,” papar Prof. Juffrie.
Ia menambahkan, minum susu disertai prinsip gizi seimbang bagi ibu hamil turut mencegah bayi lahir pendek atau stunting. Susu yang berkualitas dapat berasal dari susu segar maupun susu terfortifikasi, dan perlu disertai dengan konsumsi gizi seimbang lain.
“Produksi dan konsumsi susu juga ditentukan dari dunia usaha yang membawa inovasi serta menyediakan akses gizi bagi masyarakat. Selain susu segar, susu berkualitas yang mudah ditemui di masyarakat adalah susu terfortifikasi yang telah dilengkapi dengan gizi penting seperti protein, zat besi, vitamin C atau vitamin, dan mineral lain,” jelas Prof. Juffrie.
Lihat Juga: Kolaborasi Pemerintah-Swasta Atasi Stunting lewat Edukasi Air Bersih dan Pembuatan Camilan Es Potong
Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan menjaga kuantitas dan kualitas gizi yang dikonsumsi ibu serta anak, seperti konsumsi susu yang mengandung berbagai protein, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Susu, baik itu susu segar maupun susu yang telah terfortifikasi, juga menjadi salah satu sumber gizi yang dapat menunjang kesehatan anak hingga dewasa.
Namun, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) 2020, konsumsi susu di Indonesia rerata hanya 16,27 kg/kapita/tahun. Angka ini jauh di bawah negara ASEAN lain seperti Malaysia (36,2 kg/kapita/tahun), Myanmar (26,7 kg/kapita/tahun). dan Thailand (22,2 kg/kapita/tahun).
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementerian Pertanian Republik Indonesia Ir. Fini Murfiani, M.Si menyatakan, Indonesia masih memiliki banyak potensi untuk meningkatkan produksi maupun konsumsi susu nasional. Selain berdampak positif pada peternak maupun industri susu, peningkatan dalam dua hal tersebut dapat mendukung ekonomi dan kesehatan masyarakat serta kualitas sumber daya manusia.
“Maka dari itu pemerintah, akademisi, hingga sektor swasta harus bergerak bersama untuk kemajuan bangsa,” ucap Ir Fini pada webinar edukasi dalam rangka Hari Susu Nusantara dan Hari Susu Sedunia, belum lama ini.
Menurutnya, upaya peningkatan produksi dan konsumsi susu di Indonesia perlu dibarengi dengan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya susu segar maupun terfortifikasi. Pengetahuan mengenai peran susu sebagai sumber makronutrien dan mikronutrien yang dapat mencegah stunting pada anak serta menjaga kesehatan secara umum dapat meningkatkan konsumsi susu yang berkualitas di masyarakat.
FKGM Universitas Gadjah Mada Prof. dr. Mohammad Juffrie, SpA(K), PhD. menuturkan bahwa susu merupakan salah satu sumber gizi unik karena mudah untuk dikonsumsi semua kalangan masyarakat, mulai ibu hamil hingga anak-anak.
“Susu mengandung protein, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak agar terhindar dari kekurangan gizi mikro seperti anemia defisiensi besi hingga kekurangan gizi makro seperti gizi buruk yang berujung stunting,” papar Prof. Juffrie.
Ia menambahkan, minum susu disertai prinsip gizi seimbang bagi ibu hamil turut mencegah bayi lahir pendek atau stunting. Susu yang berkualitas dapat berasal dari susu segar maupun susu terfortifikasi, dan perlu disertai dengan konsumsi gizi seimbang lain.
“Produksi dan konsumsi susu juga ditentukan dari dunia usaha yang membawa inovasi serta menyediakan akses gizi bagi masyarakat. Selain susu segar, susu berkualitas yang mudah ditemui di masyarakat adalah susu terfortifikasi yang telah dilengkapi dengan gizi penting seperti protein, zat besi, vitamin C atau vitamin, dan mineral lain,” jelas Prof. Juffrie.
Lihat Juga: Kolaborasi Pemerintah-Swasta Atasi Stunting lewat Edukasi Air Bersih dan Pembuatan Camilan Es Potong
(tsa)
tulis komentar anda