WHO Diskusikan Kemungkinan Kebutuhan Vaksin Booster Melawan Covid-19
Sabtu, 26 Juni 2021 - 04:49 WIB
JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) diketahui baru saja mendiskusikan tentang kemungkinan kebutuhan vaksin booster, atau suntik vaksin penguat untuk melawan Covid-19.
Pandangan WHO itu bertolak belakang dengan pendapat dari CDC yang belum lama ini menyatakanbahwa sejauh ini belum ada bukti jika vaksin booster itu dibutuhkan.
Mengutip Reuters, Jumat (25/6), merujuk pada dokumen internal yang dilihat Reuters, WHO memperkirakan bahwa golongan orang yang paling rentan terhadap infeksi Covid-19, contohnya kelompok orang tua atau lanjut usia perlu mendapatkan booster vaksin tahunan agar terlindungi dari serangan varian virus.
Diketahui lebih lanjut, dokumen yang tertera tanggal 8 Juni 2021 itu menunjukkan bahwasanya WHO menganggap suntik booster tahunan untuk individu berisiko tinggi adalah sebagai skenario dasar indikatif. Untuk populasi masyarakat umum, suntikan penguat ini diperkirakan dibutuhkan setiap dua tahun. Tapi dokumen ini tak menunjukkan bagaimana WHO akhirnya bisa sampai pada kesimpulan tersebut.
Perkiraan dari WHO ini disebutkan masuk dalam laporan yang akan dibahas dalam pertemuan WHO bersama aliansi vaksin, GAVI, yang mana memimpin program vaksin Covid-19 gratis untuk negara miskin dan berkembang besutan WHO, COVAX.
Dokumen dan masih dalam proses itu juga memprediksi berdasarkan kasus dasar bahwa 12 miliar dosis vaksin Covid-19 akan diproduksi secara global pada tahun depan. Jumlah ini sedikit lebih banyak dari perkiraan sebelumnya, 11 miliar dosis untuk 2021.
Sementara itu, terkait perihal suntik booster ini, dua perusahaan produsen vaksin Moderna Inc dan Pfizer Inc yang berpartner dengan BioNTech diketahui selama ini sudah begitu vokal menyuarakan penilaian mereka.
Mereka menilai bahwa dunia global akan segera membutuhkan suntikan booster untuk mempertahankan tingkat kekebalan yang tinggi, tetapi memang bukti untuk ini disebutkan masih belum jelas.
Pandangan WHO itu bertolak belakang dengan pendapat dari CDC yang belum lama ini menyatakanbahwa sejauh ini belum ada bukti jika vaksin booster itu dibutuhkan.
Mengutip Reuters, Jumat (25/6), merujuk pada dokumen internal yang dilihat Reuters, WHO memperkirakan bahwa golongan orang yang paling rentan terhadap infeksi Covid-19, contohnya kelompok orang tua atau lanjut usia perlu mendapatkan booster vaksin tahunan agar terlindungi dari serangan varian virus.
Diketahui lebih lanjut, dokumen yang tertera tanggal 8 Juni 2021 itu menunjukkan bahwasanya WHO menganggap suntik booster tahunan untuk individu berisiko tinggi adalah sebagai skenario dasar indikatif. Untuk populasi masyarakat umum, suntikan penguat ini diperkirakan dibutuhkan setiap dua tahun. Tapi dokumen ini tak menunjukkan bagaimana WHO akhirnya bisa sampai pada kesimpulan tersebut.
Perkiraan dari WHO ini disebutkan masuk dalam laporan yang akan dibahas dalam pertemuan WHO bersama aliansi vaksin, GAVI, yang mana memimpin program vaksin Covid-19 gratis untuk negara miskin dan berkembang besutan WHO, COVAX.
Dokumen dan masih dalam proses itu juga memprediksi berdasarkan kasus dasar bahwa 12 miliar dosis vaksin Covid-19 akan diproduksi secara global pada tahun depan. Jumlah ini sedikit lebih banyak dari perkiraan sebelumnya, 11 miliar dosis untuk 2021.
Sementara itu, terkait perihal suntik booster ini, dua perusahaan produsen vaksin Moderna Inc dan Pfizer Inc yang berpartner dengan BioNTech diketahui selama ini sudah begitu vokal menyuarakan penilaian mereka.
Mereka menilai bahwa dunia global akan segera membutuhkan suntikan booster untuk mempertahankan tingkat kekebalan yang tinggi, tetapi memang bukti untuk ini disebutkan masih belum jelas.
(nug)
Lihat Juga :
tulis komentar anda