Tes Genetika Berbasis Darah Lebih Efektif untuk Deteksi Glaukoma
Sabtu, 17 Juli 2021 - 07:27 WIB
JAKARTA - Tes genetika terbaru berbasis darah untuk mendeteksi glaukoma , terbukti lebih efektif 15 kali lipat ketimbang dengan metode yang sudah ada saat ini. Metode ini bisa mengidentifikasi individu yang berisiko tinggi mengalami glaukoma sebelum kehilangan indera penglihatannya.
Para ahli dari Universitas Flinders Australia menunjukkan efektivitas tes pada total 413.844 orang dengan dan tanpa glaukoma. Sebagaimana diketahui penyebab global kebutaan akibat glaukoma berasal dari tekanan mata yang menumpuk dan menyebabkan kerusakan pada saraf optik dan serabut saraf di retina.
Menurut NHS, sekitar 500 ribu orang telah didiagnosis menderita glaukoma di Inggris dan Wales meski tidak mencerminkan prevalensi yang sebenarnya. Namun, setelah kondisi tersebut diidentifikasi pada pasien, ada beberapa perawatan yang dapat membantu memperlambat atau mencegah hilangnya penglihatan yang diakibatkan oleh glaukoma.
"Diagnosis dini glaukoma dapat mengarah pada pengobatan yang menyelamatkan penglihatan. Informasi genetik berpotensi memberi kita keunggulan dalam membuat diagnosis dini, dan keputusan pengobatan yang lebih baik," kata Penulis Makalah dan Peneliti Medis, Owen Siggs dari Universitas Flinders di Australia Selatan, sebagaimana dilansir Daily Mail, Jumat (16/7).
Dia menambahkan bahwa tes genetik bukan merupakan bagian rutin dari diagnosis dan perawatan glaukoma. Namun, tes tersebut memiliki potensi untuk mengubahnya. Owen mengatakan, saat ini timnya akan memulai tes genetik ini dalam uji klinis. Dalam studi tersebut, para peneliti melakukan evaluasi benchmark kinerja metode pengujian genetik.
Pengujian tersebut melibatkan 2.507 orang Australia dengan glaukoma, diikuti 411.337 orang baik dengan dan tanpa glaukoma di Inggris. Mereka menemukan bahwa tes genetik baru berkinerja 15 kali lebih baik daripada alternatif yang ada sebelumnya. Selain bekerja pada darah, tim juga mencatat bahwa tes genetik baru juga dapat diterapkan pada sampel air liur.
Dengan studi awal yang telah diselesaikan, para peneliti sekarang mencari cara untuk meluncurkan perusahaan spin-out tahun depan yang akan bekerja untuk mengembangkan tes terakreditasi untuk digunakan dalam uji klinis.
Para ahli dari Universitas Flinders Australia menunjukkan efektivitas tes pada total 413.844 orang dengan dan tanpa glaukoma. Sebagaimana diketahui penyebab global kebutaan akibat glaukoma berasal dari tekanan mata yang menumpuk dan menyebabkan kerusakan pada saraf optik dan serabut saraf di retina.
Menurut NHS, sekitar 500 ribu orang telah didiagnosis menderita glaukoma di Inggris dan Wales meski tidak mencerminkan prevalensi yang sebenarnya. Namun, setelah kondisi tersebut diidentifikasi pada pasien, ada beberapa perawatan yang dapat membantu memperlambat atau mencegah hilangnya penglihatan yang diakibatkan oleh glaukoma.
"Diagnosis dini glaukoma dapat mengarah pada pengobatan yang menyelamatkan penglihatan. Informasi genetik berpotensi memberi kita keunggulan dalam membuat diagnosis dini, dan keputusan pengobatan yang lebih baik," kata Penulis Makalah dan Peneliti Medis, Owen Siggs dari Universitas Flinders di Australia Selatan, sebagaimana dilansir Daily Mail, Jumat (16/7).
Dia menambahkan bahwa tes genetik bukan merupakan bagian rutin dari diagnosis dan perawatan glaukoma. Namun, tes tersebut memiliki potensi untuk mengubahnya. Owen mengatakan, saat ini timnya akan memulai tes genetik ini dalam uji klinis. Dalam studi tersebut, para peneliti melakukan evaluasi benchmark kinerja metode pengujian genetik.
Pengujian tersebut melibatkan 2.507 orang Australia dengan glaukoma, diikuti 411.337 orang baik dengan dan tanpa glaukoma di Inggris. Mereka menemukan bahwa tes genetik baru berkinerja 15 kali lebih baik daripada alternatif yang ada sebelumnya. Selain bekerja pada darah, tim juga mencatat bahwa tes genetik baru juga dapat diterapkan pada sampel air liur.
Dengan studi awal yang telah diselesaikan, para peneliti sekarang mencari cara untuk meluncurkan perusahaan spin-out tahun depan yang akan bekerja untuk mengembangkan tes terakreditasi untuk digunakan dalam uji klinis.
(nug)
Lihat Juga :
tulis komentar anda