Saat Belajar di Rumah, Orang Tua Perlu Perbanyak Pujian dan Waktu dengan Anak
Jum'at, 23 Juli 2021 - 18:01 WIB
JAKARTA - Pandemi Covid-19 memberi dampak pada semua tatanan kehidupan manusia, tak terkecuali bagi anak-anak. Sifat dasar mereka yang suka bermain dan mencari tahu hal baru akhirnya terkekang oleh aturan tidak boleh keluar rumah.
Suasana semacam itu membuat anak banyak depresi. Terlebih, banyak kebiasaan baru yang mungkin tidak begitu familiar dihadapi anak-anak seperti belajar dari rumah, bermain di rumah, pun beribadah di rumah.
Kak Seto , seorang pemerhati anak, bahkan mengungkapkan data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menunjukkan 13 persen anak Indonesia mengalami depresi.
Ini bukan hanya soal keterbatasan ruang gerak mereka yang memang dibutuhkan di usianya, tetapi juga masalah-masalah lain yang terjadi saat pembelajaran di rumah saja.
"Ada anak-anak yang mengalami susah sinyal, ponsel pintar hanya satu dan harus dibagi untuk kakak, adik, atau juga orangtuanya itu sendiri, dan masalah-masalah lain," terang Kak Seto dalam Seminar Nasional: Melindungi Kesehatan Jiwa Anak di Tengah Pandemi Covid-19, di Youtube BNPB, Jumat (23/7).
Dari situasi yang tidak membuat anak bahagia dan sejahtera itu, memberi dampak juga pada orang tuanya. Kak Seto pun mengungkapkan data temuannya dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bahwa kekerasan pada anak di masa pandemi Covid-19 cukup banyak terjadi.
Ada 15 catatan KPAI terkait dengan kekerasan anak yang dikemukakan Kak Seto dalam paparan materinya, berikut selengkapnya:
1. 23% : dicubit
Suasana semacam itu membuat anak banyak depresi. Terlebih, banyak kebiasaan baru yang mungkin tidak begitu familiar dihadapi anak-anak seperti belajar dari rumah, bermain di rumah, pun beribadah di rumah.
Kak Seto , seorang pemerhati anak, bahkan mengungkapkan data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menunjukkan 13 persen anak Indonesia mengalami depresi.
Ini bukan hanya soal keterbatasan ruang gerak mereka yang memang dibutuhkan di usianya, tetapi juga masalah-masalah lain yang terjadi saat pembelajaran di rumah saja.
"Ada anak-anak yang mengalami susah sinyal, ponsel pintar hanya satu dan harus dibagi untuk kakak, adik, atau juga orangtuanya itu sendiri, dan masalah-masalah lain," terang Kak Seto dalam Seminar Nasional: Melindungi Kesehatan Jiwa Anak di Tengah Pandemi Covid-19, di Youtube BNPB, Jumat (23/7).
Dari situasi yang tidak membuat anak bahagia dan sejahtera itu, memberi dampak juga pada orang tuanya. Kak Seto pun mengungkapkan data temuannya dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bahwa kekerasan pada anak di masa pandemi Covid-19 cukup banyak terjadi.
Ada 15 catatan KPAI terkait dengan kekerasan anak yang dikemukakan Kak Seto dalam paparan materinya, berikut selengkapnya:
1. 23% : dicubit
Lihat Juga :
tulis komentar anda