Wastra Nusantara Virtual Market, Upaya Generasi Muda Hidupkan Fesyen Berkelanjutan
Rabu, 18 Agustus 2021 - 20:29 WIB
Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia, hampir seperempat penduduk Indonesia terdiri dari kaum muda berusia antara 16 dan 24 tahun —atau sekitar 64,5 juta penduduk. Mereka inilah kelak di tahun 2030, akan menjadi tenaga kerja utama di Indonesia.
Bagi Nina Penenun, kelompok penenun dari Lombok Timur yang anggotanya merupakan penerima manfaat dari proyek UNESCO, perwujudan fesyen berkelanjutan lebih dari sekadar mempromosikan praktik yang ramah lingkungan seperti misalnya pewarnaan alami.
"Kelompok Nina Penenun juga menerapkan pendekatan fashion zero-waste dengan memberdayakan lansia untuk mengolah benang-benang sisa tenun menjadiselendang yang kami sebut Rerempek. Dari sisi ekonomi, kelompok kami juga telah berhasil membebaskan warga yang rentan dari rentenir," kata Dewi Handayani, salah satu anggota kelompok yang bekerja di Desa Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur.
Para desainer muda yang akan menampilkan desain mereka pada 18 Agustus adalah peserta program CreativeYouthat Indonesian HeritageSites, atau lebih dikenal dengan Kita Muda Kreatif. Program dari UNESCO Jakarta dan Citi Indonesia serta didukung CitiFoundation tersebut memberikan pendampingan peningkatan kapasitas bisnis pada sekitar 400 wirausaha muda yang tinggal di sekitar situs warisan dunia UNESCO serta beberapa destinasi wisata superprioritas Indonesia lainnya.
Di antara kegiatan-kegiatan dukungan pemulihan bisnis wirausaha muda yang telah dilakukan, Kita Muda Kreatif memberikan pelatihan pemasaran daring dan kesempatan mempertemukan para peserta program dengan publik melalui berbagai acara dan kegiatan. "Virtual Market ini merupakan cara inovatif menjawab tantangan pemasaran yang dihadapi perajin muda Indonesia selama masa pandemi," ungkap Puni A. Anjungsari, Country Head for Corporate Affairs Citi Indonesia.
Lihat Juga: USS 2024 Hadirkan Instalasi hingga Merchandise Eksklusif Karya Seniman Bali Suanjaya Kencut
Bagi Nina Penenun, kelompok penenun dari Lombok Timur yang anggotanya merupakan penerima manfaat dari proyek UNESCO, perwujudan fesyen berkelanjutan lebih dari sekadar mempromosikan praktik yang ramah lingkungan seperti misalnya pewarnaan alami.
"Kelompok Nina Penenun juga menerapkan pendekatan fashion zero-waste dengan memberdayakan lansia untuk mengolah benang-benang sisa tenun menjadiselendang yang kami sebut Rerempek. Dari sisi ekonomi, kelompok kami juga telah berhasil membebaskan warga yang rentan dari rentenir," kata Dewi Handayani, salah satu anggota kelompok yang bekerja di Desa Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur.
Para desainer muda yang akan menampilkan desain mereka pada 18 Agustus adalah peserta program CreativeYouthat Indonesian HeritageSites, atau lebih dikenal dengan Kita Muda Kreatif. Program dari UNESCO Jakarta dan Citi Indonesia serta didukung CitiFoundation tersebut memberikan pendampingan peningkatan kapasitas bisnis pada sekitar 400 wirausaha muda yang tinggal di sekitar situs warisan dunia UNESCO serta beberapa destinasi wisata superprioritas Indonesia lainnya.
Di antara kegiatan-kegiatan dukungan pemulihan bisnis wirausaha muda yang telah dilakukan, Kita Muda Kreatif memberikan pelatihan pemasaran daring dan kesempatan mempertemukan para peserta program dengan publik melalui berbagai acara dan kegiatan. "Virtual Market ini merupakan cara inovatif menjawab tantangan pemasaran yang dihadapi perajin muda Indonesia selama masa pandemi," ungkap Puni A. Anjungsari, Country Head for Corporate Affairs Citi Indonesia.
Lihat Juga: USS 2024 Hadirkan Instalasi hingga Merchandise Eksklusif Karya Seniman Bali Suanjaya Kencut
(nug)
tulis komentar anda