Sistem Imun Kurang Optimal, Anak Pengidap Stunting Mudah Sakit
Sabtu, 21 Agustus 2021 - 11:32 WIB
JAKARTA - Stunting biasa dikenali dengan kondisi anak yang panjang badan dan tinggi badan terhadap usianya lebih dari 2 dari standar deviasi di bawah median kurva pertumbuhan anak berdasar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Masalah ini ternyata dapat memengaruhi kesehatan si anak di masa depan.
Menurut Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr Nurul Ratna Mutu Manikam, Sp.GK, salah satu dampak buruk dari stunting adalah sistem imun tubuh menjadi kurang optimal.
"Jika anak mengidap stunting, sistem imunnya bisa kurang baik sehingga anak mudah sakit," ungkap dr Nurul saat Instagram Live, beberapa waktu lalu.
Tidak hanya itu, stunting pun dapat memengaruhi kinerja otak si anak dan ini berdampak ke kualitas kecerdasannya. "Stunting juga menyebabkan kecerdasan si anak berada di bawah rata-rata sehingga prestasi belajarnya tidak bisa maksimal," sambungnya.
Buruknya lagi, stunting hingga sekarang belum dapat dipastikan penyebab utamanya. Tapi, para ahli kesehatan maupun dokter mengungkapkan bahwa penyebab stunting di Indonesia itu beragam.
"Mulai dari kekurangan energi kronik pada ibu hamil, kurangnya pengetahuan ibu, penyakit infeksi berulang pada anak, sanitasi yang kurang, hingga layanan kesehatan yang terbatas," papar dr Nurul.
Nah, salah satu upaya pencegahan yang bisa dilakukan para orangtua untuk cegah anak lahir stunting, menurut dr Nurul, adalah konsumsi makanan bergizi dan seimbang. Konsep makan Isi Piringku yang dirancang Kementerian Kesehatan bisa jadi acuannya.
"Jadi, dalam satu piring itu terdiri dari makanan pokok (⅓ porsi) dan sayur (⅓ porsi), serta sisanya adalah lauk-pauk dan buah-buahan (⅓ porsi). Namun untuk balita, porsi lauk perlu ditambahkan lebih banyak," sarannya.
Lihat Juga: Kolaborasi Pemerintah-Swasta Atasi Stunting lewat Edukasi Air Bersih dan Pembuatan Camilan Es Potong
Menurut Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr Nurul Ratna Mutu Manikam, Sp.GK, salah satu dampak buruk dari stunting adalah sistem imun tubuh menjadi kurang optimal.
"Jika anak mengidap stunting, sistem imunnya bisa kurang baik sehingga anak mudah sakit," ungkap dr Nurul saat Instagram Live, beberapa waktu lalu.
Tidak hanya itu, stunting pun dapat memengaruhi kinerja otak si anak dan ini berdampak ke kualitas kecerdasannya. "Stunting juga menyebabkan kecerdasan si anak berada di bawah rata-rata sehingga prestasi belajarnya tidak bisa maksimal," sambungnya.
Buruknya lagi, stunting hingga sekarang belum dapat dipastikan penyebab utamanya. Tapi, para ahli kesehatan maupun dokter mengungkapkan bahwa penyebab stunting di Indonesia itu beragam.
"Mulai dari kekurangan energi kronik pada ibu hamil, kurangnya pengetahuan ibu, penyakit infeksi berulang pada anak, sanitasi yang kurang, hingga layanan kesehatan yang terbatas," papar dr Nurul.
Nah, salah satu upaya pencegahan yang bisa dilakukan para orangtua untuk cegah anak lahir stunting, menurut dr Nurul, adalah konsumsi makanan bergizi dan seimbang. Konsep makan Isi Piringku yang dirancang Kementerian Kesehatan bisa jadi acuannya.
"Jadi, dalam satu piring itu terdiri dari makanan pokok (⅓ porsi) dan sayur (⅓ porsi), serta sisanya adalah lauk-pauk dan buah-buahan (⅓ porsi). Namun untuk balita, porsi lauk perlu ditambahkan lebih banyak," sarannya.
Lihat Juga: Kolaborasi Pemerintah-Swasta Atasi Stunting lewat Edukasi Air Bersih dan Pembuatan Camilan Es Potong
(nug)
tulis komentar anda