Tahukah Anda, Makanan Atlet Berbeda dengan Orang Biasa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menjadi atlet profesional dan berprestasi, hingga mengharumkan nama negara di kancah internasional seperti Olimpiade memang bukan perjalanan mudah.
Baca juga: Dicibir Netizen karena Terlalu Lebay, Reaksi Nadya Mustika Sungguh Tidak Terduga
Bukan hanya perihal disiplin latihan keras bertahun-tahun, tapi juga disiplin dalam pola makan. Tahukah Anda, sangat berbeda dengan orang biasa, makanan bagi atlet profesional bukan soal makan teratur tiga kali dalam sehari. Tapi bensin khusus yang penuh nutrisi.
Disampaikan oleh sport nutritionist, Emilia E Achmad, makanan untuk atlet jelas tidak sama dengan makannya orang biasa. Makanan untuk atlet, bukan selera dan rasa tapi sebagai alat.
"Makanan atlet bukan sekadar rasa dan selera, tapi atlet harus melihat makanan sebagai alat. Tubuh butuh apa saat ini, sedang di fase apa, perfomance-nya kapan, masalahnya apa, dan makanan apa yang bisa selesaikan masalah itu," jelas Emilia dalam acara Special Live Dialogue Okezone Edisi Khusus Kemerdekaan, Jumat (20/8).
Apabila makanan bagi orang umum pada biasanya disebut dengan meal plan, Emilia menyebut bagi atlet adalah functional meal plan. Makanan sebagai formula khusus yang dibuat, salah satunya tergantung pada cabang olahraga apa atlet tersebut bertarung. Dalam satu cabang olahraga pun, sesama atlet akan berbeda makanannya.
"4 sehat 5 sempurna jadi landasan ideal tapi harus diformulasikan, contohnya untuk angkat besi itu enggak akan sama antara satu atlet dengan atlet lainnya. Pertama, karena ada kelasnya, ada fokus latihannya, sejarah cederanya, apa yang diinginkan, usianya berapa. Itu yang akan dirangkum jadi formula yang dihasilkan, kemudian makanan yang dikonsumsi setiap hari," imbuh Emilia.
Secara analogi, Emilia mencontohkan perbedaan antara bahan bakar untuk kendaraan mobil biasa dengan bahan bakar untuk kendaraan khusus seperti mobil balap.
Baca juga: Apa Itu Fetish? Seperti Apa Ciri-Ciri Orang yang Mengalami Fetish?
"Makanan atlet memang tidak sesederhana itu. Analoginya, bensin untuk mobil biasa tidak akan sama dengan bensin untuk mobil Formula 1 kan," pungkasnya.
Baca juga: Dicibir Netizen karena Terlalu Lebay, Reaksi Nadya Mustika Sungguh Tidak Terduga
Bukan hanya perihal disiplin latihan keras bertahun-tahun, tapi juga disiplin dalam pola makan. Tahukah Anda, sangat berbeda dengan orang biasa, makanan bagi atlet profesional bukan soal makan teratur tiga kali dalam sehari. Tapi bensin khusus yang penuh nutrisi.
Disampaikan oleh sport nutritionist, Emilia E Achmad, makanan untuk atlet jelas tidak sama dengan makannya orang biasa. Makanan untuk atlet, bukan selera dan rasa tapi sebagai alat.
"Makanan atlet bukan sekadar rasa dan selera, tapi atlet harus melihat makanan sebagai alat. Tubuh butuh apa saat ini, sedang di fase apa, perfomance-nya kapan, masalahnya apa, dan makanan apa yang bisa selesaikan masalah itu," jelas Emilia dalam acara Special Live Dialogue Okezone Edisi Khusus Kemerdekaan, Jumat (20/8).
Apabila makanan bagi orang umum pada biasanya disebut dengan meal plan, Emilia menyebut bagi atlet adalah functional meal plan. Makanan sebagai formula khusus yang dibuat, salah satunya tergantung pada cabang olahraga apa atlet tersebut bertarung. Dalam satu cabang olahraga pun, sesama atlet akan berbeda makanannya.
"4 sehat 5 sempurna jadi landasan ideal tapi harus diformulasikan, contohnya untuk angkat besi itu enggak akan sama antara satu atlet dengan atlet lainnya. Pertama, karena ada kelasnya, ada fokus latihannya, sejarah cederanya, apa yang diinginkan, usianya berapa. Itu yang akan dirangkum jadi formula yang dihasilkan, kemudian makanan yang dikonsumsi setiap hari," imbuh Emilia.
Secara analogi, Emilia mencontohkan perbedaan antara bahan bakar untuk kendaraan mobil biasa dengan bahan bakar untuk kendaraan khusus seperti mobil balap.
Baca juga: Apa Itu Fetish? Seperti Apa Ciri-Ciri Orang yang Mengalami Fetish?
"Makanan atlet memang tidak sesederhana itu. Analoginya, bensin untuk mobil biasa tidak akan sama dengan bensin untuk mobil Formula 1 kan," pungkasnya.
(nug)