Menkes Budi Sebut Perlu Kolaborasi untuk Kendalikan Diabetes Tipe-1 pada Anak Indonesia
Selasa, 31 Agustus 2021 - 11:26 WIB
JAKARTA - Diabetes tipe-1 adalah penyakit kronis yang serius dan sampai saat ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan.
Karena tingginya angka underdiagnosis (pasien yang tidak terdiagnosis) dan misdiagnosis (pasien dengan hasil diagnosis yang salah), angka pasti prevalensi DMT1 pada anak-anak diperkirakan lebih tinggi dibandingkan dengan data yang sudah ada.
Namun, dengan melakukan diagnosis dan penanganan secara dini, diabetes pada anak-anak dapat dikelola dengan baik, hal tersebut yang menjadi tujuan dalam program kemitraan global Changing Diabetes in Children.
Bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Novo Nordisk dan mitra globalnya menargetkan untuk menjangkau 3.000 anak dan remaja dengan diabetes dalam rencana tahap pertama program ini, dengan memanfaatkan 20 klinik dengan fasilitas kesehatan yang ditingkatkan serta dibantu oleh 1.000 tenaga kesehatan terlatih yang akan menyediakan perawatan dan penanganan.
Menteri Kesehatan ( Menkes ) Budi Gunadi Sadikin mengatakan program ini adalah program kemitraan antara pemerintah dan mitra swasta dalam upaya mencegah dan mengendalikan kasus diabetes di Indonesia terutama diabetes pada anak-anak.
“Program ini merupakan salah satu program kolaboratif untuk meningkatkan akses terhadap penanganan pasien dengan diabetes, terutama diabetes pada anak, melalui edukasi, pencegahan dan kuratif. Diabetes sering dilihat sebagai penyakit yang di derita oleh orang dewasa, padahal faktanya diabetes juda dialami oleh anak-anak dan remaja,” ucap Menkes dalam Konferensi Pers Virtual, Senin (30/8/2021).
Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI, Prof Aman Bhakti Pulungan menyampaikan pada tahun 2018, jumlah populasi anak di Indonesia diperkirakan mencapai 79 juta. Meski demikian, IDAI mencatat hanya 1.249 anak Indonesia yang terdiagnosis dengan DMT1 selama periode 2017-2019.
“Penanganan diabetes tipe-1 harus komprehensif. Salah satu permasalahan yang kita hadapi terkait diabetes adalah data. Bersama dengan Novo Nordisk, kita akan membuat sistem registrasi melalui aplikasi. Aplikasi ini akan meliputi sistem registrasi, edukasi, rekomendasi pengobatan dan monitoring,” terang Prof Aman.
Karena tingginya angka underdiagnosis (pasien yang tidak terdiagnosis) dan misdiagnosis (pasien dengan hasil diagnosis yang salah), angka pasti prevalensi DMT1 pada anak-anak diperkirakan lebih tinggi dibandingkan dengan data yang sudah ada.
Namun, dengan melakukan diagnosis dan penanganan secara dini, diabetes pada anak-anak dapat dikelola dengan baik, hal tersebut yang menjadi tujuan dalam program kemitraan global Changing Diabetes in Children.
Bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Novo Nordisk dan mitra globalnya menargetkan untuk menjangkau 3.000 anak dan remaja dengan diabetes dalam rencana tahap pertama program ini, dengan memanfaatkan 20 klinik dengan fasilitas kesehatan yang ditingkatkan serta dibantu oleh 1.000 tenaga kesehatan terlatih yang akan menyediakan perawatan dan penanganan.
Menteri Kesehatan ( Menkes ) Budi Gunadi Sadikin mengatakan program ini adalah program kemitraan antara pemerintah dan mitra swasta dalam upaya mencegah dan mengendalikan kasus diabetes di Indonesia terutama diabetes pada anak-anak.
“Program ini merupakan salah satu program kolaboratif untuk meningkatkan akses terhadap penanganan pasien dengan diabetes, terutama diabetes pada anak, melalui edukasi, pencegahan dan kuratif. Diabetes sering dilihat sebagai penyakit yang di derita oleh orang dewasa, padahal faktanya diabetes juda dialami oleh anak-anak dan remaja,” ucap Menkes dalam Konferensi Pers Virtual, Senin (30/8/2021).
Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI, Prof Aman Bhakti Pulungan menyampaikan pada tahun 2018, jumlah populasi anak di Indonesia diperkirakan mencapai 79 juta. Meski demikian, IDAI mencatat hanya 1.249 anak Indonesia yang terdiagnosis dengan DMT1 selama periode 2017-2019.
“Penanganan diabetes tipe-1 harus komprehensif. Salah satu permasalahan yang kita hadapi terkait diabetes adalah data. Bersama dengan Novo Nordisk, kita akan membuat sistem registrasi melalui aplikasi. Aplikasi ini akan meliputi sistem registrasi, edukasi, rekomendasi pengobatan dan monitoring,” terang Prof Aman.
tulis komentar anda