Benarkah WHO Sebut Covid-19 seperti Flu Biasa dan Vaksin Tewaskan 500 Ribu Orang di AS?
Kamis, 04 November 2021 - 10:43 WIB
JAKARTA - Belum lama ini beredar unggahan di media sosial yang menyebutkan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui Covid-19 sama seperti penyakit flu biasa.
Selain itu, informasi tersebut juga mengklaim sebanyak 500 ribu orang di Amerika Serikat (AS) meninggal dunia karena menerima vaksin Covid-19.
Merangkum dari laman Instagram resmi Komite Percepatan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), @lawancovid19_id, Kamis (4/11/2021), ditegaskan bahwa kabar yang beredar tersebut sama sekali tidak benar alias hoax.
Fakta sebenarnya menegaskan bahwa tidak ditemukan artikel atau pernyataan resmi dari WHO yang menyatakan lembaga itu mengakui Covid-19 sama seperti flu biasa.
Klaim 500 ribu orang di AS meninggal dunia karena divaksinasi berasal dari sumber yang terbukti memiliki riwayat menyebarkan informasi palsu.
Di samping itu, studi terbaru yang dipublikasikan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) pada Jumat 22 Oktober 2021 justru menemukan bahwa tidak ada peningkatan risiko kematian pada penerima vaksin Covid-19.
Oleh karenanya, masyarakat diimbau lebih berhati-hati dengan informasi terkait kesehatan yang beredar tidak melalui kanal-kanal resmi, seperti postingan di media sosial atau broadcast pesan di aplikasi chatting.
Lihat Juga: WHO Tetapkan Kesepian Jadi Masalah Kesehatan Global, Sama Bahayanya dengan Merokok 15 Batang Sehari
Selain itu, informasi tersebut juga mengklaim sebanyak 500 ribu orang di Amerika Serikat (AS) meninggal dunia karena menerima vaksin Covid-19.
Merangkum dari laman Instagram resmi Komite Percepatan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), @lawancovid19_id, Kamis (4/11/2021), ditegaskan bahwa kabar yang beredar tersebut sama sekali tidak benar alias hoax.
Fakta sebenarnya menegaskan bahwa tidak ditemukan artikel atau pernyataan resmi dari WHO yang menyatakan lembaga itu mengakui Covid-19 sama seperti flu biasa.
Klaim 500 ribu orang di AS meninggal dunia karena divaksinasi berasal dari sumber yang terbukti memiliki riwayat menyebarkan informasi palsu.
Di samping itu, studi terbaru yang dipublikasikan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) pada Jumat 22 Oktober 2021 justru menemukan bahwa tidak ada peningkatan risiko kematian pada penerima vaksin Covid-19.
Oleh karenanya, masyarakat diimbau lebih berhati-hati dengan informasi terkait kesehatan yang beredar tidak melalui kanal-kanal resmi, seperti postingan di media sosial atau broadcast pesan di aplikasi chatting.
Lihat Juga: WHO Tetapkan Kesepian Jadi Masalah Kesehatan Global, Sama Bahayanya dengan Merokok 15 Batang Sehari
(nug)
tulis komentar anda