WHO Sebut Covid-19 Masih Jadi Ancaman, Negara Diminta Tetap Waspada
loading...
A
A
A
JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa Covid-19 masih menjadi ancaman. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan risiko penyakit ini masih sangat tinggi.
Dilansir dari Times of India, Jumat (12/1/2024) Tedros mengatakan bahwa meskipun Covid-19 bukan lagi darurat kesehatan global, virus ini masih beredar, berubah, dan membunuh.
“Sedihnya pada akhir tahun 2023, kita melampaui angka 7 juta untuk jumlah kematian #COVID19 yang dilaporkan ke @WHO. Tepatnya 7.010.586. Jumlah kematian sebenarnya lebih tinggi, dengan perkiraan >3 kali lebih banyak kematian secara global. 7 juta menghancurkan,” kata Ahli Epidemiologi Penyakit Menular, Pimpinan Teknis Covid-19, Direktur Kesiapsiagaan & Pencegahan Epidemi & Pandemi, WHO Maria Van Kerkhove lewat X.
WHO telah menyatakan berakhirnya Covid-19 sebagai darurat kesehatan masyarakat internasional pada Mei 2023, lebih dari tiga tahun sejak virus ini pertama kali terdeteksi di Wuhan, China pada akhir 2019.
Tedros berbicara tentang varian JN.1 yang kini paling sering dilaporkan di seluruh dunia dan mengutip data WHO. Di mana sebagian besar dari Eropa dan Amerika menunjukkan peningkatan penularan pada bulan lalu, yang dipicu oleh pertemuan selama periode liburan Natal dan varian baru.
Ada peningkatan rawat inap sebesar 42 persen dan peningkatan penerimaan unit perawatan intensif sebesar 62 persen, dibandingkan dengan bulan November.
“Meskipun 10.000 kematian per bulan jauh lebih sedikit dibandingkan puncak pandemi, namun tingkat kematian yang dapat dicegah ini tidak dapat diterima,” jelas Tedros.
Tedros mendesak pemerintah untuk menjaga pengawasan dan pengurutan virus, serta memastikan akses terhadap tes, perawatan, dan vaksin yang terjangkau dan andal.
Dilansir dari Times of India, Jumat (12/1/2024) Tedros mengatakan bahwa meskipun Covid-19 bukan lagi darurat kesehatan global, virus ini masih beredar, berubah, dan membunuh.
“Sedihnya pada akhir tahun 2023, kita melampaui angka 7 juta untuk jumlah kematian #COVID19 yang dilaporkan ke @WHO. Tepatnya 7.010.586. Jumlah kematian sebenarnya lebih tinggi, dengan perkiraan >3 kali lebih banyak kematian secara global. 7 juta menghancurkan,” kata Ahli Epidemiologi Penyakit Menular, Pimpinan Teknis Covid-19, Direktur Kesiapsiagaan & Pencegahan Epidemi & Pandemi, WHO Maria Van Kerkhove lewat X.
WHO telah menyatakan berakhirnya Covid-19 sebagai darurat kesehatan masyarakat internasional pada Mei 2023, lebih dari tiga tahun sejak virus ini pertama kali terdeteksi di Wuhan, China pada akhir 2019.
Tedros berbicara tentang varian JN.1 yang kini paling sering dilaporkan di seluruh dunia dan mengutip data WHO. Di mana sebagian besar dari Eropa dan Amerika menunjukkan peningkatan penularan pada bulan lalu, yang dipicu oleh pertemuan selama periode liburan Natal dan varian baru.
Ada peningkatan rawat inap sebesar 42 persen dan peningkatan penerimaan unit perawatan intensif sebesar 62 persen, dibandingkan dengan bulan November.
“Meskipun 10.000 kematian per bulan jauh lebih sedikit dibandingkan puncak pandemi, namun tingkat kematian yang dapat dicegah ini tidak dapat diterima,” jelas Tedros.
Tedros mendesak pemerintah untuk menjaga pengawasan dan pengurutan virus, serta memastikan akses terhadap tes, perawatan, dan vaksin yang terjangkau dan andal.