Banyaknya Lansia yang Emoh Divaksin Sumbang Tingginya Angka Kematian di Singapura
Selasa, 16 November 2021 - 18:00 WIB
JAKARTA - Duta Besar Indonesia untuk Singapura, Suryopratomo menjelaskan bahwa ada sekitar 60-100 ribu lanjut usia (lansia) di Singapura, yang sejak awal pandemi tidak mau divaksinasi.
Kondisi tersebut menyumbangkan kasus kesakitan dan angka kematian tinggi di Singapura.
Dalam webinar yang ditayangkan channel YouTube Kementerian Kesehatan, Selasa (16/11/2021), pria yang akrab disapa Tommy itu mengatakan, ketika varian Delta itu masuk dan terjadi penularan, kondisi Singapura menjadi porak-poranda.
"Lansia sekarang menjadi kelompok yang paling rentan. Ditambah dengan orang yang efikasinya antibodi dari vaksinnya sudah menurun. Barulah sekarang dilakukan booster pada mereka yang sudah enam bulan divaksin," tutur Tommy.
Oleh sebab itu, saat ini pemerintah Singapura menetapkan kebijakan yang ketat terkait hal vaksinasi. Bahkan sekarang masyarakat dengan rentang usia 30 tahun ke atas bisa mendapatkan booster.
Ditambah lagi dengan kebijakan terbaru di mana orang dipaksa untuk divaksinasi.
"Sebab pada awalnya pemerintah Singapura menggunakan pendekatan voluntary, di mana orang sukarela divaksin atau vaksin. Berbeda dengan Indonesia yang sudah sejak awal menggunakan mandatory (wajib) untuk divaksin," ujarnya.
Sekarang dengan adanya 60-100 ribu lansia yang tidak divaksin dan merupakan kelompok paling rentan, maka angka kematian selama tiga bukan terakhir di Singapura mencapai 300 orang. Dari sekian banyak masyarakat yang meninggal, rata-rata berusia di atas 60 tahun dan memiliki komorbid.
"Sekarang Singapura memaksa semua orang untuk vaksinasi Covid-19. Orang yang tidak divaksinasi dan terkena Covid-19 maka biaya rumah sakitnya harus bayar sendiri. Sebelumnya ditanggung oleh negara. Ini merupakan bagian dari upaya pemerintah Singapura," pungkasnya.
Kondisi tersebut menyumbangkan kasus kesakitan dan angka kematian tinggi di Singapura.
Dalam webinar yang ditayangkan channel YouTube Kementerian Kesehatan, Selasa (16/11/2021), pria yang akrab disapa Tommy itu mengatakan, ketika varian Delta itu masuk dan terjadi penularan, kondisi Singapura menjadi porak-poranda.
Baca Juga
"Lansia sekarang menjadi kelompok yang paling rentan. Ditambah dengan orang yang efikasinya antibodi dari vaksinnya sudah menurun. Barulah sekarang dilakukan booster pada mereka yang sudah enam bulan divaksin," tutur Tommy.
Oleh sebab itu, saat ini pemerintah Singapura menetapkan kebijakan yang ketat terkait hal vaksinasi. Bahkan sekarang masyarakat dengan rentang usia 30 tahun ke atas bisa mendapatkan booster.
Ditambah lagi dengan kebijakan terbaru di mana orang dipaksa untuk divaksinasi.
"Sebab pada awalnya pemerintah Singapura menggunakan pendekatan voluntary, di mana orang sukarela divaksin atau vaksin. Berbeda dengan Indonesia yang sudah sejak awal menggunakan mandatory (wajib) untuk divaksin," ujarnya.
Sekarang dengan adanya 60-100 ribu lansia yang tidak divaksin dan merupakan kelompok paling rentan, maka angka kematian selama tiga bukan terakhir di Singapura mencapai 300 orang. Dari sekian banyak masyarakat yang meninggal, rata-rata berusia di atas 60 tahun dan memiliki komorbid.
Baca Juga
"Sekarang Singapura memaksa semua orang untuk vaksinasi Covid-19. Orang yang tidak divaksinasi dan terkena Covid-19 maka biaya rumah sakitnya harus bayar sendiri. Sebelumnya ditanggung oleh negara. Ini merupakan bagian dari upaya pemerintah Singapura," pungkasnya.
(nug)
Lihat Juga :
tulis komentar anda