Kenali Risiko Kelahiran Prematur pada Bayi dan Cara Penanganan yang Tepat

Kamis, 18 November 2021 - 17:30 WIB
“Riwayat kelahiran dapat meningkatkan risiko prematur bagi ibu yang memiliki riwayat abortus (1,9 kali lebih berisiko), riwayat persalinan prematur (3 kali lebih berisiko), dan riwayat persalinan sesar (2,9 kali lebih berisiko)," terang dr. Rima.



"Selain itu, usia ibu melahirkan kurang dari 19 atau lebih dari 35 tahun, stres maternal yang dialami ibu, dan jumlah cairan ketuban yang tidak normal juga dapat meningkatkan risiko preterm," lanjutnya.

Salah satu upaya untuk menurunkan risiko kelahiran prematur adalah memperhatikan kebutuhan nutrisi melalui suplementasi omega 3, zinc, vitamin D3, atau multi-mikronutrien.

Pada kesempatan yang sama, Spesialis Anak Konsultan Neonatologi Dr. dr. Putri Maharani TM, Sp.A(K) menjelaskan, kesulitan utama dalam kasus prematur ialah perawatan anak lahir prematur. Anak lahir prematur mempunyai kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim akibat ketidakmatangan sistem organ tubuhnya seperti paru-paru, jantung, ginjal, hati, dan sistem pencernaan.

"Upaya untuk meminimalkan dampak negatif selama perawatan adalah menjaga agar berat badan lahir rendah (BBLR) berada dalam kondisi yang optimal untuk tumbuh dan berkembang, salah satunya dengan menerapkan developmental care,” terangnya.

Prinsip developmental care meliputi keterlibatan keluarga, meminimalkan stres, dan mengoptimalkan pemberian ASI. Pemantauan berkala, perawatan, dan penanganan khusus menjadi faktor penting bagi tumbuh kembang anak kelahiran prematur.

Faktor kenyamanan dapat menurunkan metabolisme tubuh yang pada akhirnya bisa meningkatkan saturasi oksigen. Anak lahir prematur yang mendapatkan intervensi kenyamanan yang kondusif dapat memaksimalkan energi yang dimiliki untuk mendukung tumbuh kembangnya sehingga lebih cepat mencapai kondisi kesehatan yang optimal.

Faktor kenyamanan dapat dilakukan dengan membangun ikatan yang kuat (bonding time) antara orangtua dan si kecil dan mempertahankannya sesuai usia pertumbuhan anak.

“Stimulasi sejak dini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak baru lahir. Stimulasi dapat merangsang hubungan antarsel otak (sinaps). Sering memberikan rangsangan dapat menguatkan hubungan sinaps," jabar dr. Putri.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More