Antigen Dinilai Tak Mampu Deteksi Varian Omicron, Begini Kata Epidemiolog
Sabtu, 04 Desember 2021 - 04:03 WIB
JAKARTA - Varian baru Covid-19 Omicron terus menjadi perbincangan masyarakat dunia. Banyak kabar yang menjelaskan bahwa tes rapid antigen dinilai tidak bisa memBaca Juga: Dicky Budiman
Meskipun demikian, Dicky mengatakan, tidak menutup kemungkinan bahwa potensi tersebut bisa terjadi.
Baca juga: Ikan yang Mengandung Kolesterol Tinggi, Sebaiknya Jangan Berlebihan Dikonsumsi
"Artinya potensinya ada, sebab ini mutasi yang ada di varian virus yang membuat pendeteksian ini menjadi masalah. Itulah sebabnya dia menjadi Variant of Concern (VOC)," ungkap Dicky saat dihubungi MNC Portal, Jumat (3/12/2021).
Dia mengatakan, salah satu definisi VOC selain cepat menular juga masalah kemampuan atau potensi untuk tidak terdeteksi oleh alat diagnostik. Selain itu, varian VOC juga dapat menurunkan efikasi vaksin dan pengobatan (treatment).
"Ini karena adanya masalah mutasi yang menghilangkan protein atau gen yang membuat mereka menjadi sulit untuk terdeteksi. Tapi menurut saya ini masih harus terus kita amati karena Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri belum mengumumkan pernyataan seperti ini," pungkasnya.
Meskipun demikian, Dicky mengatakan, tidak menutup kemungkinan bahwa potensi tersebut bisa terjadi.
Baca juga: Ikan yang Mengandung Kolesterol Tinggi, Sebaiknya Jangan Berlebihan Dikonsumsi
"Artinya potensinya ada, sebab ini mutasi yang ada di varian virus yang membuat pendeteksian ini menjadi masalah. Itulah sebabnya dia menjadi Variant of Concern (VOC)," ungkap Dicky saat dihubungi MNC Portal, Jumat (3/12/2021).
Dia mengatakan, salah satu definisi VOC selain cepat menular juga masalah kemampuan atau potensi untuk tidak terdeteksi oleh alat diagnostik. Selain itu, varian VOC juga dapat menurunkan efikasi vaksin dan pengobatan (treatment).
"Ini karena adanya masalah mutasi yang menghilangkan protein atau gen yang membuat mereka menjadi sulit untuk terdeteksi. Tapi menurut saya ini masih harus terus kita amati karena Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri belum mengumumkan pernyataan seperti ini," pungkasnya.
(nug)
tulis komentar anda