Upaya Mendukung Atasi Gangguan Pendengaran dan Penglihatan di Solo
Selasa, 14 Desember 2021 - 14:15 WIB
JAKARTA - Dalam upayanya membantu masyarakat Solo yang mengalami gangguan pendengaran dan penglihatan, Kasoem Vision Care dan Kasoem Hearing Center hadir di daerah Jalan Brigjen Katamso.
Kehadiran ini menjadi momen manis kembalinya Kasoem Group ke Kota Solo setelah 40 tahun lalu sempat membuka toko yang kedua di sana.
"Saya berharap dengan hadirnya Kasoem group di sini bisa menjadi salah satu rujukan bagi dokter mata dan dokter THT, termasuk juga untuk masyarakat solo dan sekitarnya dalam membantu mengatasi masalah gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran di Kota Solo," tutur Deputy CEO Kasoem Group, Trista Mutia Kasoem dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (14/12/2021).
Menurut Trista, ketatnya standar pemeriksaan dan relatif canggihnya peralatan yang dipakai Kasoem Vision Care dan Kasoem Hearing Center merupakan poin utama yang layak dipertimbangkan para tenaga medis.
Dalam data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, gangguan pendengaran dan gangguan penglihatan memiliki dampak serius ke penderitanya. Disebutkan bahwa sekitar 4,6 % dari total populasi penduduk Indonesia memakai kacamata refraksi atau kacamata minus dan saat ini sekitar 10 % dari 66 juta anak usia sekolah (5 - 19 tahun) mengalami gangguan mata akibat kelainan refraksi.
Masalah tersebut akan sangat mengganggu anak-anak meraih prestasi dengan optimal di sekolahnya dan tentu saja masa depan mereka, itulah pentingnya dilakukan deteksi dini.
Sedangkan menurut WHO, diperkirakan 1 dari 4 orang di dunia bisa mengalami gangguan pendengaran pada 2050. Pernyataan ini disampaikan WHO di laman resminya, 2 Maret 2021, berdasarkan laporan penelitian yang dirilis di hari yang sama.
Dalam lampiran itu disebutkan pada 2050 diperkirakan 2,5 miliar orang berpotensi memiliki gangguan pendengaran dengan tingkat tertentu. 700 juta dari jumlah itu akan membutuhkan bantuan alat pendengaran dan layanan rehabilitasi.
"Gangguan pendengaran memiliki dampak serius khususnya kepada anak anak, karena jika terlambat diatasi dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan bicara, komunikasi dan pemahaman bahasa. Ini tentu akan sangat berpengaruh pada kehidupan sosial anak tersebut nantinya," terang Ketua PERHATI Solo Raya, dr. Putu Wijaya, Sp.T.H.T K.L,FICS.
Pada kesempatan ini, bersama kitabisa.com, Kasoem memberikan pemeriksaan dan pemberian kacamata gratis bagi 100 pengemudi ojek online. Selain itu, sebanyak 10 alat bantu dengar juga disumbangkan kepada komunitas DFSR (Deaf Family Solo Raya).
Kehadiran ini menjadi momen manis kembalinya Kasoem Group ke Kota Solo setelah 40 tahun lalu sempat membuka toko yang kedua di sana.
"Saya berharap dengan hadirnya Kasoem group di sini bisa menjadi salah satu rujukan bagi dokter mata dan dokter THT, termasuk juga untuk masyarakat solo dan sekitarnya dalam membantu mengatasi masalah gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran di Kota Solo," tutur Deputy CEO Kasoem Group, Trista Mutia Kasoem dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (14/12/2021).
Menurut Trista, ketatnya standar pemeriksaan dan relatif canggihnya peralatan yang dipakai Kasoem Vision Care dan Kasoem Hearing Center merupakan poin utama yang layak dipertimbangkan para tenaga medis.
Dalam data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, gangguan pendengaran dan gangguan penglihatan memiliki dampak serius ke penderitanya. Disebutkan bahwa sekitar 4,6 % dari total populasi penduduk Indonesia memakai kacamata refraksi atau kacamata minus dan saat ini sekitar 10 % dari 66 juta anak usia sekolah (5 - 19 tahun) mengalami gangguan mata akibat kelainan refraksi.
Masalah tersebut akan sangat mengganggu anak-anak meraih prestasi dengan optimal di sekolahnya dan tentu saja masa depan mereka, itulah pentingnya dilakukan deteksi dini.
Sedangkan menurut WHO, diperkirakan 1 dari 4 orang di dunia bisa mengalami gangguan pendengaran pada 2050. Pernyataan ini disampaikan WHO di laman resminya, 2 Maret 2021, berdasarkan laporan penelitian yang dirilis di hari yang sama.
Dalam lampiran itu disebutkan pada 2050 diperkirakan 2,5 miliar orang berpotensi memiliki gangguan pendengaran dengan tingkat tertentu. 700 juta dari jumlah itu akan membutuhkan bantuan alat pendengaran dan layanan rehabilitasi.
"Gangguan pendengaran memiliki dampak serius khususnya kepada anak anak, karena jika terlambat diatasi dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan bicara, komunikasi dan pemahaman bahasa. Ini tentu akan sangat berpengaruh pada kehidupan sosial anak tersebut nantinya," terang Ketua PERHATI Solo Raya, dr. Putu Wijaya, Sp.T.H.T K.L,FICS.
Pada kesempatan ini, bersama kitabisa.com, Kasoem memberikan pemeriksaan dan pemberian kacamata gratis bagi 100 pengemudi ojek online. Selain itu, sebanyak 10 alat bantu dengar juga disumbangkan kepada komunitas DFSR (Deaf Family Solo Raya).
(nug)
Lihat Juga :
tulis komentar anda