Data Varian Omicron Belum Cukup, WHO Masih Bingung Tentukan Tingkat Keparahan
Kamis, 23 Desember 2021 - 13:06 WIB
JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih belum mengetuk palu perihal status tingkat keparahan varian Omicron , jika dibandingkan dengan varian sebelumnya, varian Delta.
Pada Rabu 22 Desember kemarin, WHO mengaku belum mempunyai data yang cukup terkiat varian Omicron. Maka dari itu, menilai masih terlalu dini untuk memvonis bahwa varian baru ini lebih parah daripada varian Delta.
“Kami memiliki beberapa data yang menunjukkan bahwa tingkat rawat inap karena varian ini lebih rendah," kata pimpinan teknis WHO untuk COVID-19, Maria van Kerkhove, pada Rabu 22 Desember 2021, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (23/12/2021).
Mengingat data yang dibutuhkan dinilai masih belum cukup, Maria memperingatkan agar tidak menarik kesimpulan dari data awal yang ada. Mengingat varian Omicron ini keberadaannya masih relatif baru.
“Kita belum melihat varian ini beredar cukup lama pada populasi di seluruh dunia, pada populasi yang rentan.,” tambahnya.
Maria menambahkan, data seputar kemunculan dan penyebaran Omicron yang dilaporkan masih berantakan. Meski demikian, WHO memperingatkan masyarakat global untuk tetap selalu berhati-hati, apalagi di masa periode libur akhir tahun seperti sekarang.
“Kami telah meminta orang-orang untuk waspada. Kami juga mengimbau negara-negara untuk berhati-hati terutama di masa liburan besar yang akan datang,” tutur Maria.
Sementara itu, direktur jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mendesak negara-negara di dunia untuk belajar dari dua tahun terakhir pandemi. Menyerukan jika kesetaraan vaksin yang lebih merata itu penting, dengan harapan pandemi COVID-19 sudah bisa diakhiri pada tahun 2022.
"Mendekati tahun baru, kita semua harus belajar dari pengalaman menyakitkan yang telah diajarkan tahun ini kepada kita. 2022 harus menjadi akhir dari pandemi COVID-19," tegasnya.
Pada Rabu 22 Desember kemarin, WHO mengaku belum mempunyai data yang cukup terkiat varian Omicron. Maka dari itu, menilai masih terlalu dini untuk memvonis bahwa varian baru ini lebih parah daripada varian Delta.
“Kami memiliki beberapa data yang menunjukkan bahwa tingkat rawat inap karena varian ini lebih rendah," kata pimpinan teknis WHO untuk COVID-19, Maria van Kerkhove, pada Rabu 22 Desember 2021, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (23/12/2021).
Mengingat data yang dibutuhkan dinilai masih belum cukup, Maria memperingatkan agar tidak menarik kesimpulan dari data awal yang ada. Mengingat varian Omicron ini keberadaannya masih relatif baru.
“Kita belum melihat varian ini beredar cukup lama pada populasi di seluruh dunia, pada populasi yang rentan.,” tambahnya.
Maria menambahkan, data seputar kemunculan dan penyebaran Omicron yang dilaporkan masih berantakan. Meski demikian, WHO memperingatkan masyarakat global untuk tetap selalu berhati-hati, apalagi di masa periode libur akhir tahun seperti sekarang.
“Kami telah meminta orang-orang untuk waspada. Kami juga mengimbau negara-negara untuk berhati-hati terutama di masa liburan besar yang akan datang,” tutur Maria.
Sementara itu, direktur jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mendesak negara-negara di dunia untuk belajar dari dua tahun terakhir pandemi. Menyerukan jika kesetaraan vaksin yang lebih merata itu penting, dengan harapan pandemi COVID-19 sudah bisa diakhiri pada tahun 2022.
"Mendekati tahun baru, kita semua harus belajar dari pengalaman menyakitkan yang telah diajarkan tahun ini kepada kita. 2022 harus menjadi akhir dari pandemi COVID-19," tegasnya.
(hri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda