Varian Omicron Mulai Menyerang, Begini Cara Melawannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dokter Relawan Covid-19 yang juga pakar kesehatan, dr. Muhamad Fajri Adda'i memberikan sejumlah cara untuk melawan varian baru Covid-19 Omicron .
Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan memperluas cakupan vaksinasi Covid-19 .
Seperti diketahui, negara-negara yang memiliki cakupan vaksinasi lengkap yang tinggi dan atau sudah mendapatkan vaksinasi booster memiliki daya proteksi yang jauh lebih tinggi.
Baca juga: Makanan Terbaik dan Terburuk untuk Panderita Kolesterol Tinggi
"Jadi tetap jaga protokol kesehatan (Prokes) dan perluas vaksinasi," ungkap dr. Fajri dalam unggahan di akun Instagram pribadinya @dr.fajriaddai, Rabu (22/12/2021).
Dokter Fajri memaparkan, alasan mengapa Omicron masuk dalam kategori Varian of Concern (VOC) atau varian yang menjadi perhatian hanya dalam 17 hari setelah ditemukan. Di samping itu, banyak juga negara-negara yang memutuskan untuk menutup pintu perbatasan.
"Belum pernah ada yang secepat ini, varian Delta yang dulu katanya serem, lewat jauh sama Omicron," kata dia.
Dia menambahkan, saat ini negara yang paling terdampak Omicron adalah Denmark. Kendati demikian, angka kematian harian di Denmark akibat varian Omicron, tidak terlalu tinggi.
Kasus kematian harian tertinggi berdasarkan data 23 November-17 Desember 2021 adalah 15 orang.
"Bisa jadi angka kematian Denmark akibat serangan Omicron tidak tinggi dikarenakan cakupan vaksinasi yang > 77 persen dosis penuh, bahkan 27 persen sudah dibooster," terangnya.
Di samping itu, dr. Fajri juga mengajak masyarakat untuk mengapresiasi capaian vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Per Rabu (22/12/2021), Indonesia telah berhasil melewati target vaksinasi minimal yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 40 persen.
Baca juga: Ultah di Hari Ibu, Zaskia Sungkar Kenang Momen Menyusui Ukkasya di Puncak Gunung Mattehorn
"Ada 60 persen populasi yang belum divaksin dosis penuh. Artinya tetap waspada karena pandemi masih ada dan siapapun masih bisa tertular," tutupnya.
Lihat Juga: Apakah Pembatasan Perjalanan ke Singapura Diberlakukan? Buntut COVID-19 Varian KP Merebak
Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan memperluas cakupan vaksinasi Covid-19 .
Seperti diketahui, negara-negara yang memiliki cakupan vaksinasi lengkap yang tinggi dan atau sudah mendapatkan vaksinasi booster memiliki daya proteksi yang jauh lebih tinggi.
Baca juga: Makanan Terbaik dan Terburuk untuk Panderita Kolesterol Tinggi
"Jadi tetap jaga protokol kesehatan (Prokes) dan perluas vaksinasi," ungkap dr. Fajri dalam unggahan di akun Instagram pribadinya @dr.fajriaddai, Rabu (22/12/2021).
Dokter Fajri memaparkan, alasan mengapa Omicron masuk dalam kategori Varian of Concern (VOC) atau varian yang menjadi perhatian hanya dalam 17 hari setelah ditemukan. Di samping itu, banyak juga negara-negara yang memutuskan untuk menutup pintu perbatasan.
"Belum pernah ada yang secepat ini, varian Delta yang dulu katanya serem, lewat jauh sama Omicron," kata dia.
Dia menambahkan, saat ini negara yang paling terdampak Omicron adalah Denmark. Kendati demikian, angka kematian harian di Denmark akibat varian Omicron, tidak terlalu tinggi.
Kasus kematian harian tertinggi berdasarkan data 23 November-17 Desember 2021 adalah 15 orang.
"Bisa jadi angka kematian Denmark akibat serangan Omicron tidak tinggi dikarenakan cakupan vaksinasi yang > 77 persen dosis penuh, bahkan 27 persen sudah dibooster," terangnya.
Di samping itu, dr. Fajri juga mengajak masyarakat untuk mengapresiasi capaian vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Per Rabu (22/12/2021), Indonesia telah berhasil melewati target vaksinasi minimal yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 40 persen.
Baca juga: Ultah di Hari Ibu, Zaskia Sungkar Kenang Momen Menyusui Ukkasya di Puncak Gunung Mattehorn
"Ada 60 persen populasi yang belum divaksin dosis penuh. Artinya tetap waspada karena pandemi masih ada dan siapapun masih bisa tertular," tutupnya.
Lihat Juga: Apakah Pembatasan Perjalanan ke Singapura Diberlakukan? Buntut COVID-19 Varian KP Merebak
(nug)