Menyambut New Normal, Industri Film Tanah Air Diminta Menyesuaikan Diri

Senin, 15 Juni 2020 - 10:55 WIB
Artis kelahiran Jakarta, 30 Juli 1977 ini pun menjelaskan, ada 80 kru film yang harus menjalani rapid test dan dilakukan sampai tiga kali serta ditemani paramedis. “Berapa biaya tambahannya. Sementara produser masih harus berjuang supaya kembali modal membuat film. Kalaupun ada biayanya, apakah semua kru bisa mematuhi imbauan itu,” ujar Lola, yang meyakini adanya tambahan biaya yang harus dikeluarkan produser untuk membuat sebuah film.

Lebih lanjut, sineas berdarah Palembang dan Sunda ini pun kembali mempertanyakan bahwa ketika sebuah produksi film layar lebar selesai dibuat dan siap tayang, apakah penonton juga sudah siap datang ke bioskop, mengingat hampir semua bioskop Indonesia berada di dalam gedung mal.

Produser dan pemain film Lima tersebut memastikan bahwa jam tayang bioskop di masa new normal ikut berubah, mengingat operasional bioskop hanya sampai pukul 20.00 WIB. “Sistemnya seperti apa dan berapa kali tayang dan kalaupun kami harus beraktivitas syuting lagi, ya tentu harus dengan cara-cara yang kreatif,” ujar Lola, yang tidak mau ambil risiko terpapar wabah Covid-19 saat menonton film di bioskop.

Hal senada diungkapkan Acha Septriasa yang tengah bermukim di Australia. Dia mengatakan seluruh bioskop di Negeri Kanguru tersebut masih tutup, sejak 22 Maret lalu. “Katanya sih akan dibuka lagi 1 Juli. Memang di Australia, film-film Hollywood tayangnya telat 10 hari sampai 2 minggu dibanding di Indonesia. Resto di sana sudah dibuka dengan jumlah pengunjung dibatasi, tapi bioskop kayanya masih lama,” katanya.

Sementara itu, sineas dan akademisi Sidi Saleh menekankan harus ada transformasi di film. “Film nasional apa yang bakal jadi tumbal atau kelinci percobaan di new normal, kita lihat saja nanti,” kata Sidi.

Dalam pemikirannya, gedung bioskop akan beraktivitas kembali jika ada kebijakan pemerintah yang mampu memberikan solusi terhadap masalah yang terjadi akibat pandemi Covid-19 ini."Bagaimana penggunaan ruangnya, bisa jadi hanya 50% penontonnya. Jujur, bioskop adalah jalur utama pemasukan film nasional. Sementara itu habit penonton berubah, harus ada jarak dll. Ada juga masyarakat yang jadi takut untuk ke bioskop,” tambah Sidi. (Baca: Ini Alasan Taurus Menjadi Begitu Posesif)

Menurut pemerhati film Yan Widjaja, sejak Januari sampai Maret 2020, baru tayang 28 judul film nasional, ditambah 8 film nasional yang tayang Desember 2019. “Masih ada 122 judul film nasional yang tertunda, sedangkan film impor ada 180 judul film. Mungkin prediksi saya nanti di akhir 2020 bakal ada 4 film nasional kolosal yang tayang yaitu Hamka, Bung Hatta, Taufan, dan Gatotkaca,” tutupnya. (Thomas Manggalla)
(ysw)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More