Varian Baru BA.3 Covid-19 Lebih Parah dari Jenis Sebelumnya? Ini Kata Pakar Penyakit Menular

Minggu, 06 Maret 2022 - 17:45 WIB
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melacak sub-varian terbaru dari Covid-19. Menurut pakar penyakit menular WHO bahwa saat ini yang menonjol di seluruh dunia yaitu BA.1, BA.1.1, BA.2 dan terbarunya yakni BA.3. Foto/Dok.Sindonews
JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melacak sub-varian terbaru dari Covid-19 . Menurut pakar penyakit menular WHO bahwa saat ini yang menonjol di seluruh dunia yaitu BA.1, BA.1.1, BA.2 dan terbarunya yakni BA.3.

Dalam penelitian tersebut, secara eksperimen dalam hamster, subvarian Omicron ini menyebabkan penyakit yang lebih parah.

“Saya ingin menegaskan kembali bahwa Omicron adalah varian yang menjadi perhatian dan kami melacak Omicron di beberapa sublineage. Yang paling menonjol yang terdeteksi di seluruh dunia adalah BA.1, BA.1.1 dan BA.2 dan ada juga BA.3 serta turunan lainnya," ujar pakar penyakit menular terkemuka WHO Maria Van Kerkhove dilansir dari livemint, Minggu (6/3/2022).



Lebih lanjut, dikatakan telah beredar studi dari Jepang terkait penelitian varian baru dari Covid-19. Dia menerangkan bahwa WHO juga melihat sinyal keparahan pada manusia.



“Dan apakah kita melihat perbedaan tingkat keparahan pada tingkat populasi dalam hal peningkatan risiko rawat inap orang yang terinfeksi BA.2 dibandingkan dengan BA.1? Dan yang dievaluasi dari beberapa negara adalah kita tidak melihat perbedaan tingkat keparahan BA.1 dibandingkan dengan BA.2,” tegasnya.

Namun, penyebaran yang kini meluas yaitu BA.1 dan BA.2. Jadi ada tingkat keparahan yang sama terkait dengan risiko rawat inap.

“Dan di negara-negara itu, mereka belum melihat perubahan tingkat keparahan BA.1 dibandingkan dengan BA.2. Jadi selain studi eksperimental, kami melihat data dunia nyata," sambung Maria Van Kerkhove.

Seperti apa penelitian Jepang tersebut?

Dalam studi laboratorium Jepang telah menunjukkan bahwa subvarian Omicron BA.2 dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada BA.1 telah diidentifikasi sebelumnya. Penelitian tersebut meneliti efek Omicron BA.2 pada hamster dan mencoba mencari tahu apakah ada sinyal penyakit parah.

Namun, saat mencari sinyal keparahan pada manusia, dalam hal peningkatan risiko rawat inap di antara orang-orang yang telah terinfeksi BA.2 dibandingkan dengan BA.1. Telah diamati bahwa tidak ada lagi keparahan di antara manusia.
(hri)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More