Keamanan Facebook Bobol, Data 267 Juta Akun Dijual Murah
Jum'at, 24 April 2020 - 13:12 WIB
JAKARTA -
Keamanan Facebook kembali menjadi sorotan lantaran informasi akun penggunanya ketahuan dijual di dark web. Meskipun bukan data kata, data yang sebagian besar berasal dari akun warga AS itu mengungkap informasi nama lengkap, pengidentifikasi, alamat email, tanggal lahir dan bahkan nomor telepon.
Situs Bleeping Computer melaporkan adanya 267 juta akun Facebook yang diretas dan datanya tersedia di dark web. Dalam laporannya, laman Giz China menyebutkan, ke-267 juta data Facebook itu hanya dihargai Rp9,2 juta.
Bagi para peretas data tersebut adalah informasi emas, terutama bagi spesialis phishing. Ini memungkinkan pelaku mengekstrak data pribadi dari pengguna dengan bertindak sebagai badan resmi. (Baca : Masker Bra dari Jepang Diklaim Tokcer Cegah Penyebaran Corona)
Bob Diachenko, peneliti yang bertanggung jawab atas temuan ini, mengaku menemukan data yang dijual peretas di dark web melalui antarmuka pemrograman Facebook (API). Namun ini hanya hipotesis oleh peneliti.
Akhirnya data akun Facebook yang diretas dengan cepat dibeli oleh Cyble. Perusahaan yang menemukan penjualan akun Zoom ini membeli data-data tersebt untuk mencegah peretas mengaksesnya.
"Peneliti Cyble mengeksekusi penjualan dan dapat mengunduh dan memverifikasi data. Pengguna yang terkena dampak akan dapat memverifikasi ini pada platform pemantauan pelanggaran data Cyble, AmIbreached.com segera," kata perwakilan peneliti.
Keamanan Facebook kembali menjadi sorotan lantaran informasi akun penggunanya ketahuan dijual di dark web. Meskipun bukan data kata, data yang sebagian besar berasal dari akun warga AS itu mengungkap informasi nama lengkap, pengidentifikasi, alamat email, tanggal lahir dan bahkan nomor telepon.
Situs Bleeping Computer melaporkan adanya 267 juta akun Facebook yang diretas dan datanya tersedia di dark web. Dalam laporannya, laman Giz China menyebutkan, ke-267 juta data Facebook itu hanya dihargai Rp9,2 juta.
Bagi para peretas data tersebut adalah informasi emas, terutama bagi spesialis phishing. Ini memungkinkan pelaku mengekstrak data pribadi dari pengguna dengan bertindak sebagai badan resmi. (Baca : Masker Bra dari Jepang Diklaim Tokcer Cegah Penyebaran Corona)
Bob Diachenko, peneliti yang bertanggung jawab atas temuan ini, mengaku menemukan data yang dijual peretas di dark web melalui antarmuka pemrograman Facebook (API). Namun ini hanya hipotesis oleh peneliti.
Akhirnya data akun Facebook yang diretas dengan cepat dibeli oleh Cyble. Perusahaan yang menemukan penjualan akun Zoom ini membeli data-data tersebt untuk mencegah peretas mengaksesnya.
"Peneliti Cyble mengeksekusi penjualan dan dapat mengunduh dan memverifikasi data. Pengguna yang terkena dampak akan dapat memverifikasi ini pada platform pemantauan pelanggaran data Cyble, AmIbreached.com segera," kata perwakilan peneliti.
(muh)
tulis komentar anda