Hepatitis Akut Misterius Dikaitkan Vaksin Covid-19, IDAI: Sebagian Besar Kasus Belum Divaksinasi

Minggu, 08 Mei 2022 - 13:35 WIB
Munculnya hepatitis akut misterius di dunia, yang dikabarkan sudah masuk di Indonesia memicu adanya asumsi publik bahwa penyakit ini ada keterkaitannya dengan vaksin Covid-19. Foto/Ilustrasi/KTTC
JAKARTA - Munculnya hepatitis akut misterius di dunia, yang dikabarkan sudah masuk di Indonesia memicu adanya asumsi publik bahwa penyakit ini ada keterkaitannya dengan vaksin Covid-19.

Mendengar isu tersebut, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberikan penegasan, bahwa tidak ada kaitannya vaksin Covid-19, dengan penyakit Hepatitis akut menyasar anak-anak saat ini.

"Saat ini tidak dikaitkan dengan vaksin Covid-19, karena sebagian besar justru belum divaksin Covid-19. Karena kebanyakan anak usia di bawah enam tahun," kata Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi IDAI, dr. Muzal Kadim dalam diskusi virtual, Sabtu (7/5/2022).





Selain itu, ada juga anggapan bahwa hepatitis akut merupakan efek lanjutan dari penderita Covid-19 belum bisa dibenarkan. Muzal menerangkan, selama ini Covid-19 tidak pernah menimbulkan efek samping seperti hepatitis akut.

Menurutnya, kondisi hepatitis akut pada anak terjadi di tengah pandemi Covid-19 hal yang wajar jika adanya, asumsi liar yang mengkaitkan dengan vaksinasi Covid-19.

"Kalau history dengan Covid-19, saat ini masih diduga berkaitan, tapi masih dugaan. Apakah itu suatu koinsiden artinya bersamaan atau sebagai penyebab langsung, itu masih dugaan. Itu karena, selama ini Covid-19 tidak pernah menimbulkan gejala seperti hepatitis akut ini," jelasnya

Sebelumnya, hal tersebut juga disampaikan oleh Prof. Dr. dr. Hanifah Oswari, Sp. A, dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RSCM FK UI, sampai saat ini belum ada bukti yang menunjukkan adanya kaitan penyakit Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya dengan virus Covid-19.

Dugaan awal disebabkan oleh Adenovirus, SARS CoV-2, virus ABV dll. Virus tersebut utamanya menyerang saluran cerna dan saluran pernafasan.

Untuk mencegah risiko infeksi, Prof Hanifah menyarankan agar orang tua meningkatkan kewaspadaan, dengan melakukan tindakan pencegahan. Langkah awal yang bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
(hri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More