Penyebab Cacar Monyet yang Jarang Diketahui, Tak hanya dari Berhubungan Seks
Selasa, 26 Juli 2022 - 17:31 WIB
JAKARTA - Penyebab cacar monyet harus Anda ketahui untuk meminimalisir risiko tertular. Sekalipun klaster gay menjadi kelompok paling banyak dilaporkan, tapi cacar monyet bisa menginfeksi perempuan maupun anak-anak.
Cacar monyet sendiri adalah penyakit langka yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini awalnya hanya ditemukan di Afrika Barat dan Tengah, namun baru-baru ini telah meluas di negara non-endemik.
Tercatat sudah lebih dari 75 negara melaporkan kasus cacar monyet. Penyakit ini disebabkan oleh virus monkeypox. Virus tersebut merupakan keluarga genus orthopoxvirus. Para ilmuwan pertama kali menemukan cacar monyet pada 1958.
Dilansir dari Healthline, Selasa (26/7/2022) cacar monyet menyebar melalui kontak langsung dengan cairan lesi yang dimiliki penderita. Selain cairan lesi, virus bisa menyebar juga melalui darah, lesi kulit, bahkan droplet.
Zat mengandung virus itu dapat masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, selaput lendir, atau kulit yang rusak. Kontak langsung memainkan peran penting dalam penyebaran virus.
Tak hanya itu, penyebaran virus bisa juga terjadi akibat gigitan atau cakaran dari hewan yang terinfeksi, memakan daging hewan yang terinfeksi, bahkan kontak dengan barang yang terkontaminasi.
Itu kenapa, ahli kesehatan Prof Zubairi Djoerban menyarankan agar tidak kontak dengan sprei, pakaian, atau benda lain yang tersentuh langsung penderita cacar monyet.
Bahkan, Prof Beri menyarankan agar tidak melakukan hubungan seks dengan pasien cacar monyet. Kontak erat yang terjadi saat seks memungkinkan perpindahan virus ke orang lain.
Di sisi lain, ahli epidemiologi Griffith University Australia, Dicky Budiman mengungkapkan bahwa virus cacar monyet tidak ada di sperma. Oleh karena itu, penyebaran virus cacar monyet akibat hubungan seks dipicu kontak erat dan intim antara pasien dengan orang lain.
Cacar monyet sendiri adalah penyakit langka yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini awalnya hanya ditemukan di Afrika Barat dan Tengah, namun baru-baru ini telah meluas di negara non-endemik.
Tercatat sudah lebih dari 75 negara melaporkan kasus cacar monyet. Penyakit ini disebabkan oleh virus monkeypox. Virus tersebut merupakan keluarga genus orthopoxvirus. Para ilmuwan pertama kali menemukan cacar monyet pada 1958.
Dilansir dari Healthline, Selasa (26/7/2022) cacar monyet menyebar melalui kontak langsung dengan cairan lesi yang dimiliki penderita. Selain cairan lesi, virus bisa menyebar juga melalui darah, lesi kulit, bahkan droplet.
Zat mengandung virus itu dapat masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, selaput lendir, atau kulit yang rusak. Kontak langsung memainkan peran penting dalam penyebaran virus.
Tak hanya itu, penyebaran virus bisa juga terjadi akibat gigitan atau cakaran dari hewan yang terinfeksi, memakan daging hewan yang terinfeksi, bahkan kontak dengan barang yang terkontaminasi.
Itu kenapa, ahli kesehatan Prof Zubairi Djoerban menyarankan agar tidak kontak dengan sprei, pakaian, atau benda lain yang tersentuh langsung penderita cacar monyet.
Bahkan, Prof Beri menyarankan agar tidak melakukan hubungan seks dengan pasien cacar monyet. Kontak erat yang terjadi saat seks memungkinkan perpindahan virus ke orang lain.
Baca Juga
Di sisi lain, ahli epidemiologi Griffith University Australia, Dicky Budiman mengungkapkan bahwa virus cacar monyet tidak ada di sperma. Oleh karena itu, penyebaran virus cacar monyet akibat hubungan seks dipicu kontak erat dan intim antara pasien dengan orang lain.
(dra)
tulis komentar anda