4 Gejala Kolesterol Tinggi saat Hamil yang Perlu Diwaspadai
Jum'at, 23 September 2022 - 12:22 WIB
JAKARTA - Gejala kolesterol tinggi saat hamil perlu diwaspadai. Pasalanya, kolesterol dapat membentuk plak di dinding arteri jantung dan tubuh sehingga meningkatkan risiko masalah kesehatan serius pada serangan jantung atau stroke.
Kadar kolesterol tinggi selama kehamilan diperlukan untuk membuat hormon steroid, seperti estrogen dan progesteron, yang penting untuk membawa kehamilan sampai usia kehamilan normal. Bayi Anda yang sedang tumbuh menggunakan kolesterol pada tingkat yang tinggi untuk perkembangan anggota tubuh dan otak yang sehat.
"Ibu, plasenta, dan janin memiliki enzim khusus untuk mengubah kolesterol menjadi hormon fungsional," kata Obgyn dan Direktur Medis Persalinan Rumah Sakit Universitas Colorado Dr. Julie Scott dilansir dari Parents, Jumat (23/9/2022).
Kadar kolesterol meningkat secara alami selama trimester kedua, mencapai puncaknya selama trimester ketiga, dan biasanya kembali normal sekitar empat minggu setelah melahirkan. Ketika seorang wanita hamil, kadar kolesterolnya meningkat 25 hingga 50 persen, dan untungnya, kadar kolesterol baik meningkat lebih banyak.
Kolesterol tinggi selama kehamilan dapat menyebabkan hipertensi yang diinduksi kehamilan, yang dapat mengancam kehidupan ibu dan bayi. Kolesterol rendah dapat menyebabkan persalinan prematur dan berat badan lahir rendah.
Penelitian juga menunjukkan kolesterol tinggi memiliki dampak buruk pada keturunan ibu, baik di dalam kandungan maupun di kemudian hari. Misalnya, menurut Yayasan Jantung dan Stroke Kanada, anak-anak yang ibunya memiliki kolesterol tinggi sebelum hamil lima kali lebih mungkin memiliki kolesterol tinggi dibandingkan orang dewasa.
Kolesterol tinggi biasanya tidak menimbulkan gejala apapun. Dalam kebanyakan kasus, itu hanya menyebabkan peristiwa darurat. Misalnya, serangan jantung atau stroke dapat terjadi akibat kerusakan yang disebabkan oleh kolesterol tinggi.
Oleh karena itu, ibu hamil harus rutin berkonsultasi ke dokter untuk mengetahui kadar kolesterol dalam tubuh. Tes darah adalah satu-satunya cara untuk mengetahui apakah kolesterol Anda terlalu tinggi.
Kadar kolesterol tinggi selama kehamilan diperlukan untuk membuat hormon steroid, seperti estrogen dan progesteron, yang penting untuk membawa kehamilan sampai usia kehamilan normal. Bayi Anda yang sedang tumbuh menggunakan kolesterol pada tingkat yang tinggi untuk perkembangan anggota tubuh dan otak yang sehat.
"Ibu, plasenta, dan janin memiliki enzim khusus untuk mengubah kolesterol menjadi hormon fungsional," kata Obgyn dan Direktur Medis Persalinan Rumah Sakit Universitas Colorado Dr. Julie Scott dilansir dari Parents, Jumat (23/9/2022).
Kadar kolesterol meningkat secara alami selama trimester kedua, mencapai puncaknya selama trimester ketiga, dan biasanya kembali normal sekitar empat minggu setelah melahirkan. Ketika seorang wanita hamil, kadar kolesterolnya meningkat 25 hingga 50 persen, dan untungnya, kadar kolesterol baik meningkat lebih banyak.
Kolesterol tinggi selama kehamilan dapat menyebabkan hipertensi yang diinduksi kehamilan, yang dapat mengancam kehidupan ibu dan bayi. Kolesterol rendah dapat menyebabkan persalinan prematur dan berat badan lahir rendah.
Penelitian juga menunjukkan kolesterol tinggi memiliki dampak buruk pada keturunan ibu, baik di dalam kandungan maupun di kemudian hari. Misalnya, menurut Yayasan Jantung dan Stroke Kanada, anak-anak yang ibunya memiliki kolesterol tinggi sebelum hamil lima kali lebih mungkin memiliki kolesterol tinggi dibandingkan orang dewasa.
Kolesterol tinggi biasanya tidak menimbulkan gejala apapun. Dalam kebanyakan kasus, itu hanya menyebabkan peristiwa darurat. Misalnya, serangan jantung atau stroke dapat terjadi akibat kerusakan yang disebabkan oleh kolesterol tinggi.
Oleh karena itu, ibu hamil harus rutin berkonsultasi ke dokter untuk mengetahui kadar kolesterol dalam tubuh. Tes darah adalah satu-satunya cara untuk mengetahui apakah kolesterol Anda terlalu tinggi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda