William Wongso Sebut Tak Ada Cita Rasa Kuliner Khas Indonesia, Ini Alasannya
Sabtu, 29 Oktober 2022 - 04:30 WIB
JAKARTA - Keanekaragaman kuliner khas Indonesia jelas sudah mendunia. Tapi, banyak yang bertanya-tanya, sebenarnya seperti apa ciri khas cita rasa kuliner Indonesia? Jawabannya selalu serupa, terletak pada rempah-rempahnya.
Padahal, lebih dari itu, karena terlalu beragam, cita rasa kuliner khas Indonesia justru tidak ada dan sulit untuk diterjemahkan karena setiap daerah memiliki cita rasanya masing-masing.
Hal tersebut diungkap oleh pakar kuliner yang sudah malang melintang mencicipi kuliner khas daerah di tanah air, William Wongso.
"Nggak ada (cita rasa khas Indonesia). Karena terlalu beragam, yang ada ya makanan daerah," ujar William Wongso saat dijumpai di kawasan Parkit Timur Senayan GBK, Jakarta, Jumat (28/10/2022).
Ia mencontohkan jika ada yang menyebut salah satu cita rasa khas Indonesia adalah pedas, itu keliru. Padahal rasa pedas itu timbul karena adanya penyajian sambal dalam makanan tersebut. Tidak bisa "pedas" dikategorikan sebagai salah satu cita rasa khas Indonesia.
"Contohnya orang Indonesia takut menyajikan makanan Indonesia ke orang asing, katanya makanan Indonesia pedas. Padahal pedas itu kan di sambel. Tidak semua makanan Indonesia dimasukkan cabai," sambungnya.
Untuk semakin memperkenalkan makanan khas daerah, pria yang akrab disapa Om Will ini memberikan beberapa saran. Salah satunya, makanan khas daerah yang memiliki jenis serupa yang banyak ragamnya seperti sate dan soto, harus selalu disebutkan dari daerah mana. Contohnya soto madura, sate padang, dan yang lainnya.
"Sekarang di Indonesia kan ragamnya luar biasa. Lalu seperti sate, soto, harus disebutkan nama daerahnya,"ujarnya.
Lebih jauh Om Will menjelaskan, tak hanya di dalam negeri, dirinya juga menghimbau agar terus memperkenalkan kuliner khas Indonesia ke mancanegara. Ketika memperkenalkannya, jangan melulu menjelaskan rasanya seperti apa karena itu tidak akan terkenang oleh yang mencicipinya.
Mulai perkenalkan budaya kuliner seperti dari daerah mana, seperti apa bentuknya, bagaimana proses pembuatannya.
"Menurut pengalaman saya, kalau kita memperkenalkan kuliner khas Indonesia, jangan berangkat dari rasanya. Diperkenalkan budaya kuliner. Agar semakin tertanam bahwa Indonesia memiliki keragaman kuliner, sangat kompleks," pungkasnya.
Padahal, lebih dari itu, karena terlalu beragam, cita rasa kuliner khas Indonesia justru tidak ada dan sulit untuk diterjemahkan karena setiap daerah memiliki cita rasanya masing-masing.
Hal tersebut diungkap oleh pakar kuliner yang sudah malang melintang mencicipi kuliner khas daerah di tanah air, William Wongso.
"Nggak ada (cita rasa khas Indonesia). Karena terlalu beragam, yang ada ya makanan daerah," ujar William Wongso saat dijumpai di kawasan Parkit Timur Senayan GBK, Jakarta, Jumat (28/10/2022).
Ia mencontohkan jika ada yang menyebut salah satu cita rasa khas Indonesia adalah pedas, itu keliru. Padahal rasa pedas itu timbul karena adanya penyajian sambal dalam makanan tersebut. Tidak bisa "pedas" dikategorikan sebagai salah satu cita rasa khas Indonesia.
"Contohnya orang Indonesia takut menyajikan makanan Indonesia ke orang asing, katanya makanan Indonesia pedas. Padahal pedas itu kan di sambel. Tidak semua makanan Indonesia dimasukkan cabai," sambungnya.
Untuk semakin memperkenalkan makanan khas daerah, pria yang akrab disapa Om Will ini memberikan beberapa saran. Salah satunya, makanan khas daerah yang memiliki jenis serupa yang banyak ragamnya seperti sate dan soto, harus selalu disebutkan dari daerah mana. Contohnya soto madura, sate padang, dan yang lainnya.
"Sekarang di Indonesia kan ragamnya luar biasa. Lalu seperti sate, soto, harus disebutkan nama daerahnya,"ujarnya.
Lebih jauh Om Will menjelaskan, tak hanya di dalam negeri, dirinya juga menghimbau agar terus memperkenalkan kuliner khas Indonesia ke mancanegara. Ketika memperkenalkannya, jangan melulu menjelaskan rasanya seperti apa karena itu tidak akan terkenang oleh yang mencicipinya.
Mulai perkenalkan budaya kuliner seperti dari daerah mana, seperti apa bentuknya, bagaimana proses pembuatannya.
"Menurut pengalaman saya, kalau kita memperkenalkan kuliner khas Indonesia, jangan berangkat dari rasanya. Diperkenalkan budaya kuliner. Agar semakin tertanam bahwa Indonesia memiliki keragaman kuliner, sangat kompleks," pungkasnya.
(hri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda