Mengenal Wabah Bubonic yang Terjadi di Mongolia, China
Selasa, 07 Juli 2020 - 11:03 WIB
JAKARTA - Sebuah kasus yang diduga sebagai wabah bubonic yang juga disebut kematian hitam, dikabarkan telah terjadi di wilayah Mongolia Dalam, China.
Pada Minggu (5/7/20200, komite kesehatan di Bayannur telah mengeluarkan peringatan tingkat ketiga untuk pencegahan dan pengendalian wabah yang akan berlangsung hingga akhir 2020. Lalu, apa itu wabah bubonic?
Wabah bubonic adalah bentuk wabah yang paling umum yang disebabkan oleh bakteri. Pada dasarnya, ada tiga jenis wabah utama, yakni bubonic, septicemic dan pneumonic, tergantung pada bagian tubuh mana yang terdampak.
Penyakit ini mempengaruhi sistem limfatik , bagian dari sistem kekebalan tubuh sehingga menyebabkan peradangan pada kelenjar getah bening.
Dilansir Times Now News, infeksi dapat mematikan dan dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh, jika tidak diobati dengan antibiotik yang sesuai.
Biasanya, orang yang terinfeksi wabah ini memiliki gejala seperti flu dua hingga tiga hari setelah infeksi. Adapun gejala wabah bubonic, meliputi demam yang datang tiba-tiba dan kedinginan, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, kejang.
Wabah bubonic adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh bakteri yersinia pestis dan dapat menyebar melalui kontak dengan kutu yang terinfeksi. Infeksi biasanya menular ketika tikus atau kutu yang terinfeksi menggigit Anda.
Anda bisa mendapatkan wabah ini melalui kontak langsung dengan hewan atau orang yang terinfeksi dengan memakan hewan yang terinfeksi. Kabar baiknya, wabah bubonic dapat diobati dengan menggunakan antibiotik yang kuat dan efektif. Jika seseorang diduga telah terinfeksi wabah ini, dia akan diminta untuk dirawat di rumah sakit untuk menjalani perawatan.
Catatannya, wabah bubonic bisa diobati, jika penyakit ini cepat diketahui dan diobati sejak dini. Sementara, tanpa pengobatan, infeksi dapat berkembang biak dalam aliran darah atau paru-paru, maka, seperti yang dilaporkan dalam Healthline, wabah ini dapat menyebabkan kematian dalam waktu 24 jam, setelah munculnya gejala pertama. (Baca juga: Wabah Bubonic Mulai Dirasakan di Wilayah Monggolia, China ).
Meskipun tidak ada vaksin efektif yang tersedia, namun ada beberapa cara yang dapat membantu mencegah atau mengurangi risiko infeksi wabah ini. Anda dapat mempertimbangkan mengambil tindakan pencegahan, terutama jika tinggal di daerah wabah terjadi. Caranya, ambil langkah-langkah untuk mengurangi habitat hewan pengerat di sekitar rumah, tempat kerja, dan area rekreasi.
Pastikan bahwa rumah dan bangunan luar anti tikus. Jaga hewan peliharaan bebas dari kutu. Kenakan sarung tangan saat menangani hewan yang berpotensi terinfeksi untuk mencegah kontak antara kulit dan bakteri wabah. Gunakan pembasmi serangga jika menduga berisiko terkena kutu, pilih produk yang mengandung DEET yang dapat diterapkan pada kulit dan pakaian.
Pada Minggu (5/7/20200, komite kesehatan di Bayannur telah mengeluarkan peringatan tingkat ketiga untuk pencegahan dan pengendalian wabah yang akan berlangsung hingga akhir 2020. Lalu, apa itu wabah bubonic?
Wabah bubonic adalah bentuk wabah yang paling umum yang disebabkan oleh bakteri. Pada dasarnya, ada tiga jenis wabah utama, yakni bubonic, septicemic dan pneumonic, tergantung pada bagian tubuh mana yang terdampak.
Penyakit ini mempengaruhi sistem limfatik , bagian dari sistem kekebalan tubuh sehingga menyebabkan peradangan pada kelenjar getah bening.
Dilansir Times Now News, infeksi dapat mematikan dan dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh, jika tidak diobati dengan antibiotik yang sesuai.
Biasanya, orang yang terinfeksi wabah ini memiliki gejala seperti flu dua hingga tiga hari setelah infeksi. Adapun gejala wabah bubonic, meliputi demam yang datang tiba-tiba dan kedinginan, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, kejang.
Wabah bubonic adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh bakteri yersinia pestis dan dapat menyebar melalui kontak dengan kutu yang terinfeksi. Infeksi biasanya menular ketika tikus atau kutu yang terinfeksi menggigit Anda.
Anda bisa mendapatkan wabah ini melalui kontak langsung dengan hewan atau orang yang terinfeksi dengan memakan hewan yang terinfeksi. Kabar baiknya, wabah bubonic dapat diobati dengan menggunakan antibiotik yang kuat dan efektif. Jika seseorang diduga telah terinfeksi wabah ini, dia akan diminta untuk dirawat di rumah sakit untuk menjalani perawatan.
Catatannya, wabah bubonic bisa diobati, jika penyakit ini cepat diketahui dan diobati sejak dini. Sementara, tanpa pengobatan, infeksi dapat berkembang biak dalam aliran darah atau paru-paru, maka, seperti yang dilaporkan dalam Healthline, wabah ini dapat menyebabkan kematian dalam waktu 24 jam, setelah munculnya gejala pertama. (Baca juga: Wabah Bubonic Mulai Dirasakan di Wilayah Monggolia, China ).
Meskipun tidak ada vaksin efektif yang tersedia, namun ada beberapa cara yang dapat membantu mencegah atau mengurangi risiko infeksi wabah ini. Anda dapat mempertimbangkan mengambil tindakan pencegahan, terutama jika tinggal di daerah wabah terjadi. Caranya, ambil langkah-langkah untuk mengurangi habitat hewan pengerat di sekitar rumah, tempat kerja, dan area rekreasi.
Pastikan bahwa rumah dan bangunan luar anti tikus. Jaga hewan peliharaan bebas dari kutu. Kenakan sarung tangan saat menangani hewan yang berpotensi terinfeksi untuk mencegah kontak antara kulit dan bakteri wabah. Gunakan pembasmi serangga jika menduga berisiko terkena kutu, pilih produk yang mengandung DEET yang dapat diterapkan pada kulit dan pakaian.
(tdy)
Lihat Juga :
tulis komentar anda