Prediksi Subvarian Omicron XBB dan BQ.1 Tembus 15 Ribu Kasus, Menkes Budi: Terjadi 2 Pekan ke Depan
Jum'at, 25 November 2022 - 11:53 WIB
JAKARTA - Kehadiran subvarian Omicron XBB di Indonesia memicu kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa kasus yang ada ternyata bisa melebihi varian BA.4 dan BA.5.
Menurutnya subvarian Omicron XBB dan BQ.1 memicu lonjakan kasus hingga mencetak rekor sejauh ini 8 ribu pasien per hari. Menkes Budi pun memprediksi terjadi gelombangnya, kurang dari dua minggu ke depan di bawah 20 ribu.
"Antara satu dan dua pekan ke depan, kemungkinan puncak kasus Covid-19 bakal tercapai," kata Menkes Budi dalam Indonesian Society of Interventional Cardiology Annual Meeting, Jumat (25/11/2022).
"Kita perkirakan mungkin diangka 10 hingga 15 ribu kasus per hari. Kalau misalnya wave ini terkendali, kita termasuk satu dari beberapa negara yang tidak mengalami gelombang besar selama 12 bulan," sambungnya.
Kendatinya, varian XBB memang mudah menular. Namun tingkat fatality (keparahan) tidak seperti sebelumnya, sehingga tidak perlu khawatir.
Namun ia mengungkapkan pemberian vaksinasi booster 2 untuk kelompok tertentu dikarenakan imunitas terpantau menurun pasca enam bulan. Sebagaimana diketahui, lanjut usia (lansia) merupakan kelompok kedua setelah tenaga kesehatan (nakes) yang mendapatkan vaksin booster 2.
"Booster lagi sekarang karena antibodinya setiap 6 bulan menurun, kita tingkatkan booster lagi di negara-negara yang cakupannya rendah," pungkasnya.
Menurutnya subvarian Omicron XBB dan BQ.1 memicu lonjakan kasus hingga mencetak rekor sejauh ini 8 ribu pasien per hari. Menkes Budi pun memprediksi terjadi gelombangnya, kurang dari dua minggu ke depan di bawah 20 ribu.
"Antara satu dan dua pekan ke depan, kemungkinan puncak kasus Covid-19 bakal tercapai," kata Menkes Budi dalam Indonesian Society of Interventional Cardiology Annual Meeting, Jumat (25/11/2022).
"Kita perkirakan mungkin diangka 10 hingga 15 ribu kasus per hari. Kalau misalnya wave ini terkendali, kita termasuk satu dari beberapa negara yang tidak mengalami gelombang besar selama 12 bulan," sambungnya.
Kendatinya, varian XBB memang mudah menular. Namun tingkat fatality (keparahan) tidak seperti sebelumnya, sehingga tidak perlu khawatir.
Namun ia mengungkapkan pemberian vaksinasi booster 2 untuk kelompok tertentu dikarenakan imunitas terpantau menurun pasca enam bulan. Sebagaimana diketahui, lanjut usia (lansia) merupakan kelompok kedua setelah tenaga kesehatan (nakes) yang mendapatkan vaksin booster 2.
"Booster lagi sekarang karena antibodinya setiap 6 bulan menurun, kita tingkatkan booster lagi di negara-negara yang cakupannya rendah," pungkasnya.
(hri)
tulis komentar anda