Indonesia Berlaga di SEA Deaf 2022, Ortuseight Beri Dukungan Penuh
Rabu, 30 November 2022 - 18:50 WIB
Yuda juga menyebutkan selama semangat itu ada dan terus dipupuk. Ortuseight akan selalu setia berada disamping atlet atlet berprestasi ini, untuk mendukung dan membersamai. Kabar menarik lainnya yang diumumkan pada acara upacara penutupan SEA Deaf Games 2022 adalah Indonesia akan menjadi tuan rumah pada perhelatan SEA Deaf Games 2024.
"SEA Deaf 2024 harus dipersiapkan dari sekarang, bukan cuma teknis saja tapi nonteknis juga karena kita (akan menjadi) tuan rumah, terlebih jangan sampai kekurangan saat ini terjadi kembali, apalagi yang bisa diperbaiki. Seharusnya Indonesia bisa siap walaupun tantangan untuk prepare multievent pastinya lebih berat," papar Muhammad Triyoga.
Muhammad Triyoga turut juga menceritakan tentang proses selama berlatih dengan timnas futsal putra, beliau berpendapat kuncinya harus bersyukur. "Namun untuk strategi kedepan dan komposisi pemain harus dipikirkan ulang, dan perjuangannya karena dengan waktu yang singkat dapat hasil sebaik itu, semua tim harus mendapat apresiasi," tambahnya.
Selain itu, sebagai pelatih pertama timnas futsal tuli, komunikasi dirasa oleh Yoga tidak menjadi hambatan yang berarti karena berusaha keras saling memahami selama masa berlatih, walau harus dengan cara nonverbal. Triyoga juga menyebutkan bahwa yang dibutuhkan pemain adalah perhatian dari induk organisasi dan federasi secara struktural.
"Semua harus tersusun dan harus didukung dengan berbagai banyak pihak, manajerial juga harus diperhatikan, banyak pekerjaan rumah untuk menatap 2024 dan jika diberi kesempatan pastinya harus siap untuk berkontribusi lebih jauh," pungkasnya.
Di lain tempat, Ketua Federasi Futsal Tuli Indonesia Maringan Kumala Kurniawan menyatakan hal yang senada, yaitu sangat bersyukur dengan pencapaian yang telah diraih Timnas Futsal Tuli. "Alhamdulilah kami sangat bersyukur bisa menyabet dua juara 2, futsal putra dan futsal putri," ungkap Maringan.
Beliau menyebutkan bahwa dengan persiapan yang sangat minim, durasi latihan yang singkat, prestasi tetap dapat diraih. "Intinya percaya diri. Kalau latihannya lebih lama, pasti bisa lebih kompak, pasti bisa juara pertama," sambungnya.
Selain harus tetap optimis, Maringan juga menekankan bahwa permainan atlet dapat lebih diasah lagi, terutama skill individu dan kekompakan antar pemain. Pria yang sudah menjabat sebagai ketua umum selama lima tahun dan mantan atlet sepak bola tuli Dki Jakarta ini juga menambahkan bahwa attlet futsal harus diseleksi dan dipantau oleh AFT tiap provinsi, supaya bisa ambil bagian di event futsal tingkat nasional, asean, asia pasific dan ICSD.
Beliau juga menekankan pentingnya kejuaraan yang diselenggarakan secara kontinyu di Indonesia. "Harus ada event kejurnas futsal tuli Indonesia atau turnamen futsal tuli provinsi, yang mana bisa sekaligus menjadi seleksi pemain futsal timnas," pungkasnya.
"SEA Deaf 2024 harus dipersiapkan dari sekarang, bukan cuma teknis saja tapi nonteknis juga karena kita (akan menjadi) tuan rumah, terlebih jangan sampai kekurangan saat ini terjadi kembali, apalagi yang bisa diperbaiki. Seharusnya Indonesia bisa siap walaupun tantangan untuk prepare multievent pastinya lebih berat," papar Muhammad Triyoga.
Muhammad Triyoga turut juga menceritakan tentang proses selama berlatih dengan timnas futsal putra, beliau berpendapat kuncinya harus bersyukur. "Namun untuk strategi kedepan dan komposisi pemain harus dipikirkan ulang, dan perjuangannya karena dengan waktu yang singkat dapat hasil sebaik itu, semua tim harus mendapat apresiasi," tambahnya.
Selain itu, sebagai pelatih pertama timnas futsal tuli, komunikasi dirasa oleh Yoga tidak menjadi hambatan yang berarti karena berusaha keras saling memahami selama masa berlatih, walau harus dengan cara nonverbal. Triyoga juga menyebutkan bahwa yang dibutuhkan pemain adalah perhatian dari induk organisasi dan federasi secara struktural.
"Semua harus tersusun dan harus didukung dengan berbagai banyak pihak, manajerial juga harus diperhatikan, banyak pekerjaan rumah untuk menatap 2024 dan jika diberi kesempatan pastinya harus siap untuk berkontribusi lebih jauh," pungkasnya.
Di lain tempat, Ketua Federasi Futsal Tuli Indonesia Maringan Kumala Kurniawan menyatakan hal yang senada, yaitu sangat bersyukur dengan pencapaian yang telah diraih Timnas Futsal Tuli. "Alhamdulilah kami sangat bersyukur bisa menyabet dua juara 2, futsal putra dan futsal putri," ungkap Maringan.
Beliau menyebutkan bahwa dengan persiapan yang sangat minim, durasi latihan yang singkat, prestasi tetap dapat diraih. "Intinya percaya diri. Kalau latihannya lebih lama, pasti bisa lebih kompak, pasti bisa juara pertama," sambungnya.
Selain harus tetap optimis, Maringan juga menekankan bahwa permainan atlet dapat lebih diasah lagi, terutama skill individu dan kekompakan antar pemain. Pria yang sudah menjabat sebagai ketua umum selama lima tahun dan mantan atlet sepak bola tuli Dki Jakarta ini juga menambahkan bahwa attlet futsal harus diseleksi dan dipantau oleh AFT tiap provinsi, supaya bisa ambil bagian di event futsal tingkat nasional, asean, asia pasific dan ICSD.
Beliau juga menekankan pentingnya kejuaraan yang diselenggarakan secara kontinyu di Indonesia. "Harus ada event kejurnas futsal tuli Indonesia atau turnamen futsal tuli provinsi, yang mana bisa sekaligus menjadi seleksi pemain futsal timnas," pungkasnya.
tulis komentar anda