Indonesia Berlaga di SEA Deaf 2022, Ortuseight Beri Dukungan Penuh
loading...
A
A
A
JAKARTA - Turnamen SEA Deaf Games yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia pada 20 hingga 27 November 2022 merupakan multi even atlet tunarungu yang diikuti oleh negara di Asia Tenggara. Tahun ini adalah gelaran kali pertama ajang yang dinaungi oleh ASEAN Deaf Sports Federation atau biasa disingkat ASDF, organisasi yang bertujuan mempromosikan olahraga tunarungu di Asia Tenggara.
ASDF mengundang sebelas negara di Asia Tenggara dan memfasilitasi enam negara yang tahun ini turut berkompetisi. Negara yang mengirimkan atlet tunarungu terbaik mereka yaitu diantaranya Thailand, Malaysia, Singapur, Filipina, Brunei Darussalam dan Indonesia.
Dikutip dari laman resmi sosial media SEA Deaf Sports Federation, hasil akhir Indonesia berada di peringkat kedua dengan tiga puluh empat total raihan medali, diiikuti oleh Thailand pada posisi ketiga dengan total sepuluh medali. Sementara Malaysia yang unggul meraih empat puluh sembilan medali sukses meraih posisi pertama.
Hasil akhir yang cukup membanggakan ini tak luput dari sepak terjang tim Futsal Tuli Indonesia dengan formasi Yongky Kamandi sebagai Kapten Tim Nasional Futsal Putra dan Indira Maritha sebagai kapten Tim Nasional Futsal Putri. Pelatih Timnas Futsal Tuli Indonesia, Muhammad Triyoga melatih tim putra dengan semangat kesetaran.
“Tujuannya satu, (dengan) berani bermimpi untuk membuat bangga Indonesia, dan melalui olahraga, kita bisa kasih kesempatan ke banyak orang, dan bisa membuat tim ini melangkah lebih jauh,” kata Muhammad Triyoga.
“Saat bergabung dengan timnas Indonesia, awalnya saya ragu dengan kemampuan saya, tapi kita semua disini saling mendukung, dan itu membuat kita percaya, kalau tim ini bisa berkembang bersama,” ujar Kapten timnas futsal putri tuli Indira Maritha.
Sementara menurut Yongky Kamandi, adalah suatu kebanggan untuk dirinya menjadi bagian dari Timnas Futsal Tuli Indonesia. “Selama ini kami selalu berlatih keras dan berjuang, karena (bisa) berada disini bukan hanya soal juara, tapi juga mimpi kami sebagai kaum tuli bisa terdengar,” jelas Yongky Kamandi.
"Semangat yang mereka miliki dengan segala keterbatasannya, membuat kita ikut merasakan semangat untuk ikut serta dalam perjuangan mereka. Dan tentunya kita berharap agar timnas ini bisa menjadi juara diberbagai ajang, supaya bangsa Indonesia dapat terus menyaksikan dan terus terinspirasi," Brand Manager Ortuseight Yuda Amardika.
Yuda juga menyebutkan selama semangat itu ada dan terus dipupuk. Ortuseight akan selalu setia berada disamping atlet atlet berprestasi ini, untuk mendukung dan membersamai. Kabar menarik lainnya yang diumumkan pada acara upacara penutupan SEA Deaf Games 2022 adalah Indonesia akan menjadi tuan rumah pada perhelatan SEA Deaf Games 2024.
"SEA Deaf 2024 harus dipersiapkan dari sekarang, bukan cuma teknis saja tapi nonteknis juga karena kita (akan menjadi) tuan rumah, terlebih jangan sampai kekurangan saat ini terjadi kembali, apalagi yang bisa diperbaiki. Seharusnya Indonesia bisa siap walaupun tantangan untuk prepare multievent pastinya lebih berat," papar Muhammad Triyoga.
Muhammad Triyoga turut juga menceritakan tentang proses selama berlatih dengan timnas futsal putra, beliau berpendapat kuncinya harus bersyukur. "Namun untuk strategi kedepan dan komposisi pemain harus dipikirkan ulang, dan perjuangannya karena dengan waktu yang singkat dapat hasil sebaik itu, semua tim harus mendapat apresiasi," tambahnya.
Selain itu, sebagai pelatih pertama timnas futsal tuli, komunikasi dirasa oleh Yoga tidak menjadi hambatan yang berarti karena berusaha keras saling memahami selama masa berlatih, walau harus dengan cara nonverbal. Triyoga juga menyebutkan bahwa yang dibutuhkan pemain adalah perhatian dari induk organisasi dan federasi secara struktural.
"Semua harus tersusun dan harus didukung dengan berbagai banyak pihak, manajerial juga harus diperhatikan, banyak pekerjaan rumah untuk menatap 2024 dan jika diberi kesempatan pastinya harus siap untuk berkontribusi lebih jauh," pungkasnya.
Di lain tempat, Ketua Federasi Futsal Tuli Indonesia Maringan Kumala Kurniawan menyatakan hal yang senada, yaitu sangat bersyukur dengan pencapaian yang telah diraih Timnas Futsal Tuli. "Alhamdulilah kami sangat bersyukur bisa menyabet dua juara 2, futsal putra dan futsal putri," ungkap Maringan.
Beliau menyebutkan bahwa dengan persiapan yang sangat minim, durasi latihan yang singkat, prestasi tetap dapat diraih. "Intinya percaya diri. Kalau latihannya lebih lama, pasti bisa lebih kompak, pasti bisa juara pertama," sambungnya.
Selain harus tetap optimis, Maringan juga menekankan bahwa permainan atlet dapat lebih diasah lagi, terutama skill individu dan kekompakan antar pemain. Pria yang sudah menjabat sebagai ketua umum selama lima tahun dan mantan atlet sepak bola tuli Dki Jakarta ini juga menambahkan bahwa attlet futsal harus diseleksi dan dipantau oleh AFT tiap provinsi, supaya bisa ambil bagian di event futsal tingkat nasional, asean, asia pasific dan ICSD.
Beliau juga menekankan pentingnya kejuaraan yang diselenggarakan secara kontinyu di Indonesia. "Harus ada event kejurnas futsal tuli Indonesia atau turnamen futsal tuli provinsi, yang mana bisa sekaligus menjadi seleksi pemain futsal timnas," pungkasnya.
ASDF mengundang sebelas negara di Asia Tenggara dan memfasilitasi enam negara yang tahun ini turut berkompetisi. Negara yang mengirimkan atlet tunarungu terbaik mereka yaitu diantaranya Thailand, Malaysia, Singapur, Filipina, Brunei Darussalam dan Indonesia.
Dikutip dari laman resmi sosial media SEA Deaf Sports Federation, hasil akhir Indonesia berada di peringkat kedua dengan tiga puluh empat total raihan medali, diiikuti oleh Thailand pada posisi ketiga dengan total sepuluh medali. Sementara Malaysia yang unggul meraih empat puluh sembilan medali sukses meraih posisi pertama.
Hasil akhir yang cukup membanggakan ini tak luput dari sepak terjang tim Futsal Tuli Indonesia dengan formasi Yongky Kamandi sebagai Kapten Tim Nasional Futsal Putra dan Indira Maritha sebagai kapten Tim Nasional Futsal Putri. Pelatih Timnas Futsal Tuli Indonesia, Muhammad Triyoga melatih tim putra dengan semangat kesetaran.
“Tujuannya satu, (dengan) berani bermimpi untuk membuat bangga Indonesia, dan melalui olahraga, kita bisa kasih kesempatan ke banyak orang, dan bisa membuat tim ini melangkah lebih jauh,” kata Muhammad Triyoga.
“Saat bergabung dengan timnas Indonesia, awalnya saya ragu dengan kemampuan saya, tapi kita semua disini saling mendukung, dan itu membuat kita percaya, kalau tim ini bisa berkembang bersama,” ujar Kapten timnas futsal putri tuli Indira Maritha.
Sementara menurut Yongky Kamandi, adalah suatu kebanggan untuk dirinya menjadi bagian dari Timnas Futsal Tuli Indonesia. “Selama ini kami selalu berlatih keras dan berjuang, karena (bisa) berada disini bukan hanya soal juara, tapi juga mimpi kami sebagai kaum tuli bisa terdengar,” jelas Yongky Kamandi.
"Semangat yang mereka miliki dengan segala keterbatasannya, membuat kita ikut merasakan semangat untuk ikut serta dalam perjuangan mereka. Dan tentunya kita berharap agar timnas ini bisa menjadi juara diberbagai ajang, supaya bangsa Indonesia dapat terus menyaksikan dan terus terinspirasi," Brand Manager Ortuseight Yuda Amardika.
Yuda juga menyebutkan selama semangat itu ada dan terus dipupuk. Ortuseight akan selalu setia berada disamping atlet atlet berprestasi ini, untuk mendukung dan membersamai. Kabar menarik lainnya yang diumumkan pada acara upacara penutupan SEA Deaf Games 2022 adalah Indonesia akan menjadi tuan rumah pada perhelatan SEA Deaf Games 2024.
"SEA Deaf 2024 harus dipersiapkan dari sekarang, bukan cuma teknis saja tapi nonteknis juga karena kita (akan menjadi) tuan rumah, terlebih jangan sampai kekurangan saat ini terjadi kembali, apalagi yang bisa diperbaiki. Seharusnya Indonesia bisa siap walaupun tantangan untuk prepare multievent pastinya lebih berat," papar Muhammad Triyoga.
Muhammad Triyoga turut juga menceritakan tentang proses selama berlatih dengan timnas futsal putra, beliau berpendapat kuncinya harus bersyukur. "Namun untuk strategi kedepan dan komposisi pemain harus dipikirkan ulang, dan perjuangannya karena dengan waktu yang singkat dapat hasil sebaik itu, semua tim harus mendapat apresiasi," tambahnya.
Selain itu, sebagai pelatih pertama timnas futsal tuli, komunikasi dirasa oleh Yoga tidak menjadi hambatan yang berarti karena berusaha keras saling memahami selama masa berlatih, walau harus dengan cara nonverbal. Triyoga juga menyebutkan bahwa yang dibutuhkan pemain adalah perhatian dari induk organisasi dan federasi secara struktural.
"Semua harus tersusun dan harus didukung dengan berbagai banyak pihak, manajerial juga harus diperhatikan, banyak pekerjaan rumah untuk menatap 2024 dan jika diberi kesempatan pastinya harus siap untuk berkontribusi lebih jauh," pungkasnya.
Di lain tempat, Ketua Federasi Futsal Tuli Indonesia Maringan Kumala Kurniawan menyatakan hal yang senada, yaitu sangat bersyukur dengan pencapaian yang telah diraih Timnas Futsal Tuli. "Alhamdulilah kami sangat bersyukur bisa menyabet dua juara 2, futsal putra dan futsal putri," ungkap Maringan.
Beliau menyebutkan bahwa dengan persiapan yang sangat minim, durasi latihan yang singkat, prestasi tetap dapat diraih. "Intinya percaya diri. Kalau latihannya lebih lama, pasti bisa lebih kompak, pasti bisa juara pertama," sambungnya.
Selain harus tetap optimis, Maringan juga menekankan bahwa permainan atlet dapat lebih diasah lagi, terutama skill individu dan kekompakan antar pemain. Pria yang sudah menjabat sebagai ketua umum selama lima tahun dan mantan atlet sepak bola tuli Dki Jakarta ini juga menambahkan bahwa attlet futsal harus diseleksi dan dipantau oleh AFT tiap provinsi, supaya bisa ambil bagian di event futsal tingkat nasional, asean, asia pasific dan ICSD.
Beliau juga menekankan pentingnya kejuaraan yang diselenggarakan secara kontinyu di Indonesia. "Harus ada event kejurnas futsal tuli Indonesia atau turnamen futsal tuli provinsi, yang mana bisa sekaligus menjadi seleksi pemain futsal timnas," pungkasnya.
(dra)