Varian Baru Omicron BN.1 Lebih Kuat, Ini Penjelasan Ahli Kesehatan
Jum'at, 09 Desember 2022 - 17:00 WIB
JAKARTA - Ditemukannya kasus Covid-19 varian Omicron BN.1 di Indonesia cukup mengejutkan bagi sebagian masyarakat, karena kemunculannya di tengah merebaknya varian XBB dan BQ.1.
Dikutip dari Daily Mail, Jumat (9/12/2022) bahwa varian baru BN.1 dinilai lebih kuat atau kebal, dibandingkan varian sebelumnya. Meskipun, belum ada bukti sahih hingga saat ini BN.1 atau salah satu subvarian baru lebih, mungkin menyebabkan rawat inap/ kematian.
Namun jumlah BN.1 di beberapa negara, seperti Amerika dan Inggris cukup cepat jumlah kasusnya bertambah. Sejauh ini, sudah 225 kasus BN.1 yang terdeteksi di AS, sebagian besar di California, New York, dan Florida.
Sementara di Inggris ada 55 kasus telah dikonfirmasi. Kekuatan varian baru BN.1 bisa ditinjau dari masa sebelumnya, kenaikan kasus di berbagai negara terjadi, termasuk Indonesia.
"Mereka semua berasal dari strain Omicron yang mengirimkan nomor kasus di seluruh dunia ke rekor tertinggi dan semuanya mengandung mutasi serupa," keterangan Dr. Alpana Waghmare, seorang ahli penyakit menular di Pusat Kanker Fred Hutchinson dan seorang dokter di Rumah Sakit Anak Seattle.
Kendatinya, para ahli kesehatan mengimbau harus meningkatkan perlindungan atau sistem kekebalan tubuh, seperti menambah suntikan vaksinasi Covid-19. Sejak virus itu muncul pada akhir Juli, BN.1 telah menyebar ke 36 negara dengan 1.732 kasus terdeteksi secara nasional, termasuk di Inggris, Prancis, dan India.
Perlu diketahui, beberapa varian virus corona ada yang mahir dalam menghindari kekebalan dan obat-obatan seperti Evusheld dan Bebtelovimab. Padahal ini sangat penting untuk melindungi orang dengan gangguan kekebalan.
"Sehingga orang dengan sistem kekebalan yang lemah tetap berisiko meskipun telah mendapatkan semua dosis vaksin yang direkomendasikan atau bahkan tambahan,” katanya.
Ahli kesehatan ini sangat prihatin dengan konstelasi varian Omicron. Ia menilai bisa menghindari kekebalan dari vaksin, terlihat dari infeksi baru-baru ini lebih baik daripada varian sebelumnya.
Dikutip dari Daily Mail, Jumat (9/12/2022) bahwa varian baru BN.1 dinilai lebih kuat atau kebal, dibandingkan varian sebelumnya. Meskipun, belum ada bukti sahih hingga saat ini BN.1 atau salah satu subvarian baru lebih, mungkin menyebabkan rawat inap/ kematian.
Namun jumlah BN.1 di beberapa negara, seperti Amerika dan Inggris cukup cepat jumlah kasusnya bertambah. Sejauh ini, sudah 225 kasus BN.1 yang terdeteksi di AS, sebagian besar di California, New York, dan Florida.
Sementara di Inggris ada 55 kasus telah dikonfirmasi. Kekuatan varian baru BN.1 bisa ditinjau dari masa sebelumnya, kenaikan kasus di berbagai negara terjadi, termasuk Indonesia.
"Mereka semua berasal dari strain Omicron yang mengirimkan nomor kasus di seluruh dunia ke rekor tertinggi dan semuanya mengandung mutasi serupa," keterangan Dr. Alpana Waghmare, seorang ahli penyakit menular di Pusat Kanker Fred Hutchinson dan seorang dokter di Rumah Sakit Anak Seattle.
Kendatinya, para ahli kesehatan mengimbau harus meningkatkan perlindungan atau sistem kekebalan tubuh, seperti menambah suntikan vaksinasi Covid-19. Sejak virus itu muncul pada akhir Juli, BN.1 telah menyebar ke 36 negara dengan 1.732 kasus terdeteksi secara nasional, termasuk di Inggris, Prancis, dan India.
Perlu diketahui, beberapa varian virus corona ada yang mahir dalam menghindari kekebalan dan obat-obatan seperti Evusheld dan Bebtelovimab. Padahal ini sangat penting untuk melindungi orang dengan gangguan kekebalan.
"Sehingga orang dengan sistem kekebalan yang lemah tetap berisiko meskipun telah mendapatkan semua dosis vaksin yang direkomendasikan atau bahkan tambahan,” katanya.
Ahli kesehatan ini sangat prihatin dengan konstelasi varian Omicron. Ia menilai bisa menghindari kekebalan dari vaksin, terlihat dari infeksi baru-baru ini lebih baik daripada varian sebelumnya.
(hri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda