Asam Amino dalam Bumbu Umami Bantu Lansia Tingkatkan Kualitas Hidup
Minggu, 15 Januari 2023 - 05:30 WIB
JAKARTA - Asam amino glutamat yang terkandung dalam bumbu umami seperti monosodium glutamat (MSG) memiliki banyak manfaat yang berpengaruh terhadap peningkatan selera makan lansia.
Peningkatan selera makan ini membantu dalam pemenuhan asupan gizi yang baik, yang berujung pada perbaikan kondisi fisik dan kualitas hidup lansia yang di antaranya terukur dari hasil analisa darah dan anthropometri pada study Elderly Project.
PT Ajinomoto Indonesia bekerja sama dengan tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan penelitian Elderly Project yang dikepalai Dr. Toto Sudargo, M.Kes, dosen di Departemen Gizi FK-KMK UGM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemberian program makanan dengan kandungan tinggi protein, energi, vitamin, dan mineral tetapi rendah garam, gula, serta lemak dapat meningkatkan status gizi lansia yang berujung pada peningkatan kualitas hidup mereka.
Periode penelitian ini dilakukan pada Oktober 2021 hingga Januari 2022 dengan metode purposive sampling. Lokasi penelitian adalah Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha (BPSTW) Unit Abiyoso dan BPSTW Budi Luhur, Yogyakarta.
Menurut Dr. Toto, karena faktor usia, hormon-hormon pengatur selera makan pada lansia cenderung menurun, sehingga berpotensi menyebabkan mereka mengalami malnutrisi. Malnutrisi menunjukkan efek buruk yang dapat dialami pada sebagian besar lansia, yaitu keletihan dan gangguan pada otot.
“Penelitian Elderly Project yang kami lakukan bersama Ajinomoto menunjukkan bahwa setelah diberikan program pemberian makan pada lansia, terjadi penurunan yang signifikan pada kadar gula darah. Hal ini ditunjukkan dari persentase pria lansia yang memiliki nilai HbA1C pada kelompok diabetik yaitu sebesar 52.9% turun menjadi 23.5% serta peningkatan pada kelompok normal dengan persentase yaitu 14.7% naik menjadi 47.1%," papar Dr. Toto dalam webinar kesehatan belum lama ini.
"Pendidikan gizi tentang pentingnya menjaga pola makan seperti mengurangi makanan manis mampu menurunkan kadar gula darah secara signifikan. Signifikansi kenaikan asupan protein terjadi pada kedua kelompok lansia pria dan wanita,” tambahnya.
Berdasarkan hasil penelitian juga terungkap bahwa menu rendah garam dalam program pemberian makan terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada lansia, yaitu SBP (Systolic Blood Pressure) dan DPB (Dyastolic Blood Pressure).
Sebelumnya, lanjut Dr. Toto, petugas dapur pada BPSTW Unit Abiyoso dan Budi Luhur telah diberikan edukasi tentang pentingnya diet garam terutama pada menu makanan lansia. Penurunan penggunaan garam yang dapat mengurangi kadar sodium, kemudian diganti dengan produk Ajinomoto.
Peningkatan selera makan ini membantu dalam pemenuhan asupan gizi yang baik, yang berujung pada perbaikan kondisi fisik dan kualitas hidup lansia yang di antaranya terukur dari hasil analisa darah dan anthropometri pada study Elderly Project.
PT Ajinomoto Indonesia bekerja sama dengan tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan penelitian Elderly Project yang dikepalai Dr. Toto Sudargo, M.Kes, dosen di Departemen Gizi FK-KMK UGM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemberian program makanan dengan kandungan tinggi protein, energi, vitamin, dan mineral tetapi rendah garam, gula, serta lemak dapat meningkatkan status gizi lansia yang berujung pada peningkatan kualitas hidup mereka.
Periode penelitian ini dilakukan pada Oktober 2021 hingga Januari 2022 dengan metode purposive sampling. Lokasi penelitian adalah Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha (BPSTW) Unit Abiyoso dan BPSTW Budi Luhur, Yogyakarta.
Menurut Dr. Toto, karena faktor usia, hormon-hormon pengatur selera makan pada lansia cenderung menurun, sehingga berpotensi menyebabkan mereka mengalami malnutrisi. Malnutrisi menunjukkan efek buruk yang dapat dialami pada sebagian besar lansia, yaitu keletihan dan gangguan pada otot.
“Penelitian Elderly Project yang kami lakukan bersama Ajinomoto menunjukkan bahwa setelah diberikan program pemberian makan pada lansia, terjadi penurunan yang signifikan pada kadar gula darah. Hal ini ditunjukkan dari persentase pria lansia yang memiliki nilai HbA1C pada kelompok diabetik yaitu sebesar 52.9% turun menjadi 23.5% serta peningkatan pada kelompok normal dengan persentase yaitu 14.7% naik menjadi 47.1%," papar Dr. Toto dalam webinar kesehatan belum lama ini.
"Pendidikan gizi tentang pentingnya menjaga pola makan seperti mengurangi makanan manis mampu menurunkan kadar gula darah secara signifikan. Signifikansi kenaikan asupan protein terjadi pada kedua kelompok lansia pria dan wanita,” tambahnya.
Berdasarkan hasil penelitian juga terungkap bahwa menu rendah garam dalam program pemberian makan terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada lansia, yaitu SBP (Systolic Blood Pressure) dan DPB (Dyastolic Blood Pressure).
Sebelumnya, lanjut Dr. Toto, petugas dapur pada BPSTW Unit Abiyoso dan Budi Luhur telah diberikan edukasi tentang pentingnya diet garam terutama pada menu makanan lansia. Penurunan penggunaan garam yang dapat mengurangi kadar sodium, kemudian diganti dengan produk Ajinomoto.
Lihat Juga :
tulis komentar anda