Benarkah Perilaku KDRT Dipicu Trauma Masa Lalu? Ini Penjelasan Psikolog
Kamis, 19 Januari 2023 - 11:18 WIB
JAKARTA - Baru-baru ini kasus dugaan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang menimpa Venna Melinda oleh suaminya, Ferry Irawan ramai diperbincangkan publik. Tak sedikit yang prihatin dengan nasib Venna Melinda dan berharap keadilan ada untuknya.
Perilaku KDRT konon banyak dikaitkan dengan trauma masa lalu. Ada kepercayaan di masyarakat bahwa seseorang bisa melakukan KDRT ke pasangan atau anaknya sendiri karena menyimpan luka masa lalu yang belum tuntas.
Apakah memang begitu? Benarkah seseorang tega melakukan KDRT karena faktor traumatik di masa lalu yang belum selesai dan melampiaskan emosi itu ke pasangan atau anaknya sendiri?
Psikolog Klinis Meity Arianty menjelaskan, menurut Zastrow & Browker (1984) dalam teori biologis, manusia, seperti juga hewan, memiliki suatu insting agresif yang sudah dibawa sejak lahir.
Pendapat lain datang dari Sigmund Freud, ia menteorikan bahwa manusia mempunyai suatu keinginan akan kematian yang mengarahkan manusia-manusia itu untuk menikmati tindakan melukai dan membunuh orang lain dan dirinya sendiri.
Sementara Robert Ardery mengatakan bahwa manusia memiliki insting untuk menaklukkan dan mengontrol wilayah yang sering mengarahkan pada perilaku konflik antar-pribadi yang penuh kekerasan.
"Beberapa ahli teori biologis berhipotesis bahwa hormon seks pria menyebabkan perilaku yang lebih agresif," kata Meity saat dihubungi MNC Portal, Kamis (19/1/2023).
Kemudian, lanjut Mei, teori frustasi-agresi Zastrow & Browker juga menyatakan bahwa kekerasan sebagai suatu cara untuk mengurangi ketegangan yang dihasilkan situasi frustasi.
Perilaku KDRT konon banyak dikaitkan dengan trauma masa lalu. Ada kepercayaan di masyarakat bahwa seseorang bisa melakukan KDRT ke pasangan atau anaknya sendiri karena menyimpan luka masa lalu yang belum tuntas.
Apakah memang begitu? Benarkah seseorang tega melakukan KDRT karena faktor traumatik di masa lalu yang belum selesai dan melampiaskan emosi itu ke pasangan atau anaknya sendiri?
Psikolog Klinis Meity Arianty menjelaskan, menurut Zastrow & Browker (1984) dalam teori biologis, manusia, seperti juga hewan, memiliki suatu insting agresif yang sudah dibawa sejak lahir.
Pendapat lain datang dari Sigmund Freud, ia menteorikan bahwa manusia mempunyai suatu keinginan akan kematian yang mengarahkan manusia-manusia itu untuk menikmati tindakan melukai dan membunuh orang lain dan dirinya sendiri.
Sementara Robert Ardery mengatakan bahwa manusia memiliki insting untuk menaklukkan dan mengontrol wilayah yang sering mengarahkan pada perilaku konflik antar-pribadi yang penuh kekerasan.
"Beberapa ahli teori biologis berhipotesis bahwa hormon seks pria menyebabkan perilaku yang lebih agresif," kata Meity saat dihubungi MNC Portal, Kamis (19/1/2023).
Kemudian, lanjut Mei, teori frustasi-agresi Zastrow & Browker juga menyatakan bahwa kekerasan sebagai suatu cara untuk mengurangi ketegangan yang dihasilkan situasi frustasi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda