Bahaya Memberikan Jamu pada Bayi, Bisa Sebabkan Keracunan hingga Infeksi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gara-gara diberi jamu , seorang bayi berusia 54 hari meninggal. Nyawa bayi tersebutmelayang setelah minum ramuan obat tradisional berisi perasan daun kecipir dan kencur.Nahas, minuman herba yang dianggap bisa memberi efek kesehatan tersebut, justru membuatsang bayi mengalami sesak napas hingga akhirnya meninggal dunia.
Sebenarnya, bolehkah bayi minum jamu? Yuk, simak penjelasan dokter mengenai pemberianjamu untuk bayi di bawah ini.
Bayi Minum Jamu, Apakah Diperbolehkan?
Disampaikan dr. Nitish Basant Adnani BMedSc MSc, bayi di bawah usia 6 bulan tidak bolehdiberikan jamu sama sekali.
“Pasalnya, bayi pada rentang usia tersebut hanya boleh menerima ASI eksklusif tanpatambahan lain, sekalipun air putih,” kata dr. Nitish seperti dikutip dari laman KlikDokter.
Jika bayi sakit, berikan ASI untuk membantu proses pemulihan si kecil dan jangan mencoba untuk mengobatinya, apalagi dengan jamu. ASIadalah obat alami yang dapat membantu menjaga kesehatan bayi berusia di bawah 6 bulan.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menegaskan bahwa ASI terbukti dapat meningkatkan sistempertahanan tubuh anak.
Lalu, bagaimana dengan anak berusia di atas 6 bulan? Menurut dr. Nitish, pemberian jamuuntuk bayi usia di atas 6 bulan sebaiknya dikonsultasikan kepada dokter.
“Jamu yang hendak diberikan pada anak juga wajib terdaftar di Badan Pengawas Obat danMakanan (BPOM) sehingga kualitasnya lebih terjamin,” katanya.
Nantinya, dokter bisa memeriksa bahan-bahan di dalam jamu yang aman dan berbahaya bagikondisi anak. Pasalnya, sebagian besar jamu diracik menggunakan lebih dari satu bahan.
Beberapa bahan tertentu dinilai berbahaya bagi anak usia di atas 6 bulan. Misalnya, jamudengan kandungan jahe dinilai bisa menimbulkan nyeri ulu hati.Hal ini terjadi ketika herbatersebut diberikan dalam jumlah besar pada anak usia di bawah 6 tahun.
Bahan lainnya yang perlu diwaspadai adalah kunyit. Kunyit tidak dianjurkan untuk anak usia dibawah 12 tahun. Sebuah penelitian dalam jurnal Cureus, menemukan bahwa kunyit dapatmencegah penyerapan zat besi di usus. Anak Mama pun berisiko mengalami anemia defisiensibesi, terlebih jika si kecil susah makan.
Jadi, sudah terjawab, ya. Jamu tidak boleh diberikan untuk bayi usia di bawah 6 bulan. Adapununtuk bayi di atas 6 bulan, pemberian jamu sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu kepadadokter.
Dengan begitu, dokter bisa menilai tingkat keamanan jamu untuk anak Mama. Pemberian jamuuntuk anak di bawah usia satu tahun sendiri masih menuai pro dan kontra.Beberapa dokter beranggapan, jamu sebaiknya tidak diberikan pada anak di bawah satu tahun.
Pasalnya, minuman herba ini dianggap berisiko menimbulkan masalah pernapasan, intoleransi,keracunan, dan infeksi.
“Karena itu, hindari meracik jamu sembarangan sekalipun menggunakan bahan-bahan yangkelihatannya aman. Konsultasikan kepada dokter anak terlebih dahulu agar terhindar dari efeksamping yang merugikan,” tegas dr. Nitish.
Sebenarnya, bolehkah bayi minum jamu? Yuk, simak penjelasan dokter mengenai pemberianjamu untuk bayi di bawah ini.
Bayi Minum Jamu, Apakah Diperbolehkan?
Disampaikan dr. Nitish Basant Adnani BMedSc MSc, bayi di bawah usia 6 bulan tidak bolehdiberikan jamu sama sekali.
“Pasalnya, bayi pada rentang usia tersebut hanya boleh menerima ASI eksklusif tanpatambahan lain, sekalipun air putih,” kata dr. Nitish seperti dikutip dari laman KlikDokter.
Jika bayi sakit, berikan ASI untuk membantu proses pemulihan si kecil dan jangan mencoba untuk mengobatinya, apalagi dengan jamu. ASIadalah obat alami yang dapat membantu menjaga kesehatan bayi berusia di bawah 6 bulan.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menegaskan bahwa ASI terbukti dapat meningkatkan sistempertahanan tubuh anak.
Lalu, bagaimana dengan anak berusia di atas 6 bulan? Menurut dr. Nitish, pemberian jamuuntuk bayi usia di atas 6 bulan sebaiknya dikonsultasikan kepada dokter.
“Jamu yang hendak diberikan pada anak juga wajib terdaftar di Badan Pengawas Obat danMakanan (BPOM) sehingga kualitasnya lebih terjamin,” katanya.
Nantinya, dokter bisa memeriksa bahan-bahan di dalam jamu yang aman dan berbahaya bagikondisi anak. Pasalnya, sebagian besar jamu diracik menggunakan lebih dari satu bahan.
Beberapa bahan tertentu dinilai berbahaya bagi anak usia di atas 6 bulan. Misalnya, jamudengan kandungan jahe dinilai bisa menimbulkan nyeri ulu hati.Hal ini terjadi ketika herbatersebut diberikan dalam jumlah besar pada anak usia di bawah 6 tahun.
Bahan lainnya yang perlu diwaspadai adalah kunyit. Kunyit tidak dianjurkan untuk anak usia dibawah 12 tahun. Sebuah penelitian dalam jurnal Cureus, menemukan bahwa kunyit dapatmencegah penyerapan zat besi di usus. Anak Mama pun berisiko mengalami anemia defisiensibesi, terlebih jika si kecil susah makan.
Jadi, sudah terjawab, ya. Jamu tidak boleh diberikan untuk bayi usia di bawah 6 bulan. Adapununtuk bayi di atas 6 bulan, pemberian jamu sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu kepadadokter.
Dengan begitu, dokter bisa menilai tingkat keamanan jamu untuk anak Mama. Pemberian jamuuntuk anak di bawah usia satu tahun sendiri masih menuai pro dan kontra.Beberapa dokter beranggapan, jamu sebaiknya tidak diberikan pada anak di bawah satu tahun.
Pasalnya, minuman herba ini dianggap berisiko menimbulkan masalah pernapasan, intoleransi,keracunan, dan infeksi.
“Karena itu, hindari meracik jamu sembarangan sekalipun menggunakan bahan-bahan yangkelihatannya aman. Konsultasikan kepada dokter anak terlebih dahulu agar terhindar dari efeksamping yang merugikan,” tegas dr. Nitish.
(wur)