Tekan Risiko Penyakit, Ini Cara Buat Makanan Tetap Enak Tanpa Banyak Garam

Jum'at, 10 Februari 2023 - 12:00 WIB
loading...
Tekan Risiko Penyakit,...
Mengonsumsi garam secara berlebihan dapat memicu munculnya penyakit degeneratif seperti obesitas dan hipertensi. Foto Ilustrasi/Indianexpress
A A A
MOJOKERTO - Mengonsumsi garam secara berlebihan dapat memicu munculnya penyakit degeneratif seperti obesitas dan hipertensi. Maka itu, penting untuk kita mengontrol asupan garam ke dalam menu sehari-hari.

Garam sejatinya memegang peranan penting dalam memberikan rasa lezat pada makanan. Selain itu, menurut Product & Nutrition Manager, Public Relations PT Ajinomoto Indonesia Katarina Larasati, garam juga memiliki berbagai manfaat bagi tubuh. Manfaat garam atau sodium adalah menjaga keseimbangan cairan di tubuh, dan berperan dalam menjaga fungsi saraf serta otot.

Namun, makanan dengan kandungan garam yang tinggi cenderung membuat orang makan berlebih sehingga mengarah pada obesitas dan penyakit lain seperti hipertensi.

Selain itu, konsumsi garam yang tinggi dapat menyebabkan tingginya kadar natrium di dalam darah. WHO menganjurkan batas konsumsi aman garam per hari untuk orang dewasa adalah maksimal 5 gram atau kurang dari satu sendok teh (sdt).

Katarina mengatakan, pengurangan asupan garam atau diet rendah garam dapat diganti bumbu umami seperti MSG. Jadi, jika tetap ingin makanan yang dikonsumsi memiliki rasa yang enak, namun sekaligus mengurangi garam, cara ini sangat cocok.

"Jadi rumusnya adalah 1 sdt garam ditambah setengah sdt MSG," imbuh Katarina.

Katarina menerangkan, kandungan sodium/natrium pada MSG hanya 1/3 dari kandungan sodium/natrium pada garam biasa. Sudah ada banyak penelitian sebelumnya yang menunjukkan penggunaan MSG bermanfaat untuk membantu mengurangi asupan garam sekaligus menjaga kelezatan makanan.

"Garam dapur biasa mengandung 39 persen natrium. Sementara MSG hanya 12 persen natriumnya," ujar Katarina.

Ajinomoto sendiri satu tahun terakhir tengah gencar menggaungkan kampanye Bijak Garam. Kampanye ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya diet rendah garam dan mengajak keluarga Indonesia untuk hidup lebih sehat dengan mengurangi asupan atau penggunaan garam dalam memasak. Kalau mau makanan yang kita konsumsi memiliki cita rasa yang tinggi tapi ingin juga diet rendah garam, penggunaan bumbu umami seperti MSG bisa dijadikan solusi.

Sudah ada banyak penelitian di luar negeri yang menunjukkan bahwa penggunaan MSG bisa menjadi strategi diet rendah garam. Misalnya pada hasil kajian Wallace et al (2019), dinyatakan bahwa berdasarkan hasil review berbagai penelitian, penambahan glutamate (MSG) bisa menurunkan kandungan sodium pada produk antara 22%-54% tanpa mengubah rasa maupun karakteristik produk.

Lalu, diterangkan pula bahwa penambahan glutamate pada kategori produk savory tertentu mempunyai potensi untuk membantu mengurangi asupan sodium sekitar 3% dan mengurangi asupan 7,3% di antara konsumen kategori produk di mana sodium bisa disubstitusi oleh glutamate.

Selain sebagai strategi diet rendah garam, penggunaan MSG pada masakan juga memiliki manfaat lain seperti meningkatkan selera makan sekaligus meningkatkan performa harian, meningkatkan pencernaan makanan berprotein, serta meningkatkan produksi saliva (air liur) yang berperan membantu proses pencernaan senyawa kompleks di mulut, sehingga pada saat sudah di lambung mudah diserap tubuh.

Katarina menegaskan, MSG yang diproduksi oleh PT Ajinomoto aman dikonsumsi secukupnya alias sesuai selera lidah Anda. Jadi jangan berlebihan, karena selain tidak baik, juga akan membuat masakan justru terasa tak enak.

MSG Ajinomoto terbuat dari tetes tebu yang difermentasi dengan bakteri. Proses produksinya dari hulu ke hilir pun sudah memiliki sertifikat Sistem Jaminan Halal dari LPH MUI.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0803 seconds (0.1#10.140)