Ini Cara untuk Cegah Kanker Payudara Tidak Kembali Kambuh

Minggu, 26 Februari 2023 - 10:46 WIB
loading...
Ini Cara untuk Cegah Kanker Payudara Tidak Kembali Kambuh
Kanker payudara paling banyak terjadi di Indonesia. Foto Ilustrasi/iStock
A A A
JAKARTA - Kanker merupakan salah satu penyakit yang menjadi momok bagi sebagian besar penduduk di dunia, termasuk Indonesia. Pasalnya, kanker sulit diobati jika sudah masuk stadium lanjut dan jadi penyebab kematian nomor dua di dunia, dengan jumlah 9,6 juta kematian per tahun.

Berdasarkan data Globocan tahun 2020, kasus baru kanker di Indonesia mencapai 396.314, dengan kematian hingga 234.511 orang. Dari jumlah tersebut, kanker payudara yang paling banyak terjadi di Indonesia, dengan kasus baru mencapai 65.585 pasien (16,6%) dan jumlah kematian mencapai lebih dari 22.000 jiwa.

Senior Consultant Medical Oncology dari Parkway Cancer Centre Singapura dr. See Hui Ti mengatakan, meski penyebab kanker payudara belum diketahui, namun ada faktor utama yang bisa menjadi pemicu munculnya kanker tersebut. Yaitu sering terpapar bahan yang memiliki kandungan paraben dan bahan BPA.Pasalnya, paraben dan BPA memiliki struktur kimia yang menyerupai hormon estrogen yang dikenal dapat menyebabkan penggandaan sel di payudara, baik normal maupun abnormal (sel kanker).



Paraben (p-hydroxybenzoic acid esters) merupakan bahan pengawet yang umumnya terkandung pada produk kosmetik dan perawatan tubuh. Sedangkan BPA (bisphenol-A) merupakan zat kimia sintetis yang biasanya terdapat pada berbagai produk botol dan wadah makanan berbahan plastik. Semakin berbahaya lagi jika botol atau kemasan plastik yang mengandung BPA ini terpapar temperatur yang panas sehingga makanan dan minuman yang ada di dalamnya akan lebih mudah terkontaminasi zat kimia yang terlepas dari BPA tersebut.

"Partikel zat kimia yang masuk ke dalam tubuh bersama makanan dan minuman ini lama-kelamaan akan menumpuk, dapat mengubah hormon yang baik menjadi jahat sehingga bisa menyebabkan munculnya sel kanker," jelas dr. See Hui Ti melalui keterangan tertulis, Minggu (26/2/2023).

Kendati demikian, tetap ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker. Misalnya dengan mengonsumsi teh, kunyit, dan minyak ikan. Selain dari makanan dan faktor luar lain, hal yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara adalah usia. Insiden kanker tertinggi ditemukan pada wanita antara usia 55-59 tahun.

"Tidak benar bahwa semakin besar payudara Anda, semakin tinggi pula kemungkinan terkena kanker payudara. Namun, risikonya meningkat seiring bertambahnya usia," ujar dr. See Hui Ti.

"Sebagai pedoman umum, jika Anda berusia di bawah 40 tahun, sebaiknya lakukan pemeriksaan diri secara rutin. Jika Anda berusia di atas 40 tahun, Anda harus menjalani mammogram tahunan, selain pemeriksaan diri secara teratur," lanjutnya.


Ini Cara untuk Cegah Kanker Payudara Tidak Kembali Kambuh

Dokter See Hui Ti. Foto/Istimewa

Meski banyak mengakibatkan kematian, kanker payudara bisa diantisipasi dan dideteksi sejak dini. Beragam cara dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena kanker payudara. Seperti berolahraga teratur, mengurangi berat badan, menjaga pola makan, dan menghentikan kebiasaan merokok.

Selain itu, mengurangi konsumsi gula atau makanan dengan pemanis buatan juga bisa meminimalisir terpapar kanker payudara. Berdasarkan penelitian yang melibatkan 100.000 orang di Prancis, gula dan pemanis buatan dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara sebesar 22 persen.

Adapun cara untuk mendeteksi dini kanker payudara adalah dengan melakukan skrining. Yakni pemeriksaan tidak bergejala pada individu untuk mendeteksi mereka yang memiliki kemungkinan tinggi mempunyai atau berkembangnya suatu penyakit.

Jika Anda berusia lebih dari 25 tahun, pemeriksaan bisa dilakukan secara individu setiap bulan. Sementara untuk usia 40-49 tahun ke atas juga bisa diperiksa sendiri dan melakukan mammogram tahunan lebih kurang dengan cara USG. Sedangkan ketika berusia 50 tahun ke atas dengan cara memeriksa payudara sendiri setiap bulan serta melakukan satu sampai dua kali mammogram tahunan lebih kurang dengan USG.

Beragam ciri bisa menjadi awal Anda terkena kanker payudara. Beberapa di antaranya adalah benjolan yang tidak nyeri di payudara, gatal terus-menerus dan ruam di sekitar puting, pendarahan atau keputihan yang tidak biasa dari puting, kulit di atas payudara bengkak dan menebal, serta kulit di atas payudara berlesung pipit atau berkerut.

Dokter See Hui Ti menambahkan, jika seseorang telah terkena kanker payudara, beragam pengobatan bisa dilakukan. Misalnya dengan melakukan kemoterapi, lalu diikuti letrozole atau bisa juga melalui kemoterapi diikuti dengan tamoxifen.

Pengobatan intensif yang dilakukan dengan baik dan tepat mampu menghancurkan semua sel kanker dan pasien dapat dinyatakan sembuh. Kendati begitu, tak sedikit juga terjadi kasus di mana kanker kembali kambuh.



Satu di antara penyebab kanker bisa kembali kambuh adalah karena pengobatan awal tidak sepenuhnya menghilangkan atau menghancurkan semua sel kanker. Ini bisa terjadi ketika sel kanker terlalu kecil untuk terlihat atau jika mikrometastasis terjadi.

Mikrometastasis terjadi ketika beberapa sel kanker terlalu sedikit untuk diambil pada pemindaian, hingga mengakibatkan bisa menyebar ke lokasi baru. Sebagian besar waktu, jika Anda didiagnosis menderita kanker untuk kedua kali, itu adalah kekambuhan daripada kanker kedua. Kanker kedua jarang terjadi tetapi bisa terjadi.

Karena kanker memang kambuh, dokter sering kali enggan mengatakan kanker telah sembuh. Namun, secara umum, semakin lama mantan pasien bebas dari kanker, semakin besar kemungkinan dia dianggap sembuh.

Pilihan pengobatan yang dilakukan tergantung pada jenis kanker yang Anda miliki. Pilihannya biasanya sama dengan saat Anda pertama kali didiagnosis menderita kanker, seperti menjalani kemoterapi, radioterapi, terapi target, dan imunoterapi.

Untuk kanker stadium lanjut di mana penyembuhan tidak mungkin dilakukan, tujuan pengobatan hanya untuk meringankan gejala, memastikan kualitas hidup yang tinggi, dan memperpanjang peluang hidup.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1852 seconds (0.1#10.140)