Pablo Benua Prihatin dengan Fenomena Bocah Manusia Silver: Cari Duit Itu Urusan Orang Tua
loading...
A
A
A
JAKARTA - Artis yang juga pengacara Pablo Benua kembali jadi perbincangan setelah mengungkapkan keprihatinannya terkait fenomena bocah yang mencari uang dengan cara menjadi manusia silver. Hal itu ditunjukkan saat berbincang dengan tiga anak yang jadi manusia silver di konten YouTube-nya.
Dalam postingan video di kanal ReyBen Entertainment, Pablo Benua terlihat berbincang dengan tiga anak yang menjadi manusia silver yakni Edi, Rizky, dan Dunang. Mereka diketahui menghabiskan waktu menjadi manusia silver untuk mencari uang di kawasan dekat tempat tinggal Pablo Benua dan Rey Utami.
Percakapan itu awalnya membuat Pablo Benua salut ketika anak SMP ini mengungkapkan cita-cita mereka ingin jadi polisi dan tentara. Tapi,kemudian berubah menjadi kesal setelah mendengar bahwa mereka harus cari uang untuk membantu biaya hidup sehari-hari
"Cari duit itu urusan orang tua, bukan kalian. Harusnya kalian tuh nggak di sini. Tugas kalian tuh belajar dan bermain," kata Pablo Benua dengan nada kesal di kanal ReyBen Entertainment, Senin (27/2/2023).
Obrolan dalam konten tersebut makin dalam ketika menanyakan alasan menjadi manusia silver. Tiga anak SMP ini mengaku tidak ingin melakukannya.
Hanya saja kondisi ekonomi keluarga yang memaksa mereka terjun ke jalan mencari uang dengan menjadi manusia silver. Ada beberapa kisah yang membuat haru diceritakan kepada Pablo Benua selama mereka menjadi manusia silver.
Kekesalan Pablo tersebut kembali memuncak setelah tahu bahwa uang yang didapatkan bocah ini harus disetor ke orang tua mereka. Sehari mereka bisa dapat sekitar Rp30 ribu sampai Rp40 ribu.
"Jadi separuhnya kalian setor ke orang tua dan separuh sisanya itu untuk jajan dan uang sekolah kalian?" Pablo Benua mengulang jawaban mereka dengan heran.
Suami Rey Utami itu kemudian menyentil lembaga perlindungan anak Indonesia. Dia juga sempat menyebut nama tokoh dan mempertanyakan peran serta lembaga tersebut dalam mengurusi permasalahan anak-anak tersebut.
Menurut pria kelahiran Medan, 31 Agustus 1990 ini seharusnya anak-anak ini yang lebih diperhatikan. Alih-alih pemberitaan besar yang viral di media dan televisi.
"Yang kayak gini harusnya diurusi. Jangan yang masalah di TV, di media baru lalu berbondong-bondong cari viral. Ini penerus bangsa, cita-cita mereka tinggi," tegas Pablo Benua.
Video itu diakhiri dengan sebuah permintaan. Pablo Benua meminta agar tiga bocah tersebut berhenti bekerja menjadi manusia silver. Tidak hanya itu,anak-anak tersebut juga mendapat bantuan biaya sekolah dari Pablo Benua. Tidak lupa dia menegaskan agar memberitahu orang tua mereka pesan darinya untuk berhenti menjadi manusia silver.
"Kalau orang tua tetap maksa kalian untuk terus jadi manusia silver, bilangin, Pablo Benua tanggung biaya sekolah kalian bertiga! Tapi kalian jangan begitu (jadi manusia silver). Suruh mereka telepon saya, saya marahin mereka," kata Pablo Benua.
"Pesanku untuk orang tuanya, tolong disetop kegiatan anak-anak ini menjadi manusia silver. Untuk lembaga terkait tolong diurusin, jangan tunggu viral dulu baru ditanggepin," pungkasnya.
Lihat Juga: Mpok Citra Bocorkan Kekayaan Rey Utami dan Pablo Benua, Punya Tambang Nikel 35 Ribu Hektare
Dalam postingan video di kanal ReyBen Entertainment, Pablo Benua terlihat berbincang dengan tiga anak yang menjadi manusia silver yakni Edi, Rizky, dan Dunang. Mereka diketahui menghabiskan waktu menjadi manusia silver untuk mencari uang di kawasan dekat tempat tinggal Pablo Benua dan Rey Utami.
Percakapan itu awalnya membuat Pablo Benua salut ketika anak SMP ini mengungkapkan cita-cita mereka ingin jadi polisi dan tentara. Tapi,kemudian berubah menjadi kesal setelah mendengar bahwa mereka harus cari uang untuk membantu biaya hidup sehari-hari
"Cari duit itu urusan orang tua, bukan kalian. Harusnya kalian tuh nggak di sini. Tugas kalian tuh belajar dan bermain," kata Pablo Benua dengan nada kesal di kanal ReyBen Entertainment, Senin (27/2/2023).
Obrolan dalam konten tersebut makin dalam ketika menanyakan alasan menjadi manusia silver. Tiga anak SMP ini mengaku tidak ingin melakukannya.
Hanya saja kondisi ekonomi keluarga yang memaksa mereka terjun ke jalan mencari uang dengan menjadi manusia silver. Ada beberapa kisah yang membuat haru diceritakan kepada Pablo Benua selama mereka menjadi manusia silver.
Kekesalan Pablo tersebut kembali memuncak setelah tahu bahwa uang yang didapatkan bocah ini harus disetor ke orang tua mereka. Sehari mereka bisa dapat sekitar Rp30 ribu sampai Rp40 ribu.
"Jadi separuhnya kalian setor ke orang tua dan separuh sisanya itu untuk jajan dan uang sekolah kalian?" Pablo Benua mengulang jawaban mereka dengan heran.
Suami Rey Utami itu kemudian menyentil lembaga perlindungan anak Indonesia. Dia juga sempat menyebut nama tokoh dan mempertanyakan peran serta lembaga tersebut dalam mengurusi permasalahan anak-anak tersebut.
Menurut pria kelahiran Medan, 31 Agustus 1990 ini seharusnya anak-anak ini yang lebih diperhatikan. Alih-alih pemberitaan besar yang viral di media dan televisi.
"Yang kayak gini harusnya diurusi. Jangan yang masalah di TV, di media baru lalu berbondong-bondong cari viral. Ini penerus bangsa, cita-cita mereka tinggi," tegas Pablo Benua.
Video itu diakhiri dengan sebuah permintaan. Pablo Benua meminta agar tiga bocah tersebut berhenti bekerja menjadi manusia silver. Tidak hanya itu,anak-anak tersebut juga mendapat bantuan biaya sekolah dari Pablo Benua. Tidak lupa dia menegaskan agar memberitahu orang tua mereka pesan darinya untuk berhenti menjadi manusia silver.
"Kalau orang tua tetap maksa kalian untuk terus jadi manusia silver, bilangin, Pablo Benua tanggung biaya sekolah kalian bertiga! Tapi kalian jangan begitu (jadi manusia silver). Suruh mereka telepon saya, saya marahin mereka," kata Pablo Benua.
"Pesanku untuk orang tuanya, tolong disetop kegiatan anak-anak ini menjadi manusia silver. Untuk lembaga terkait tolong diurusin, jangan tunggu viral dulu baru ditanggepin," pungkasnya.
Lihat Juga: Mpok Citra Bocorkan Kekayaan Rey Utami dan Pablo Benua, Punya Tambang Nikel 35 Ribu Hektare
(hri)