4 Makanan Khas Nisfu Syaban di Berbagai Daerah Indonesia, Ada Favoritmu?

Selasa, 07 Maret 2023 - 13:09 WIB
loading...
4 Makanan Khas Nisfu...
Nisfu Syaban menjadi salah satu malam yang banyak ditunggu umat Islam. Foto DOK ist
A A A
JAKARTA - Nisfu Syaban menjadi salah satu malam yang banyak ditunggu umat Islam . Biasanya, malam ini diperingati pada pertengahan bulan Syaban.

Pada malam nisfu syaban ini, terdapat cukup banyak keutamaan yang membuatnya terasa spesial. Dengan statusnya ini, para umat Islam di dunia berlomba-lomba untuk meningkatkan ibadahnya dengan harapan bisa mendapat ampunan dan rahmat dari Allah SWT.

Di samping itu, dalam menghidupkan malam istimewa ini, sejumlah tradisi langka juga dimiliki berbagai daerah tanah air. Pada kegiatan tersebut, mereka biasanya juga menampilkan makanan khas yang dimilikinya.

Baca juga : 2 Keutamaan Menghidupkan Malam Nisfu Syaban

Berikut empat makanan khas nisfu syaban di berbagai daerah Indonesia.

1. Makanan Puli

Pada desa Karangnongko, Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara terdapat salah satu tradisi bernama Bodho Puli. Mengutip informasi dari skripsi “Tradisi Bodho Puli di Desa Karangnongko Nalumsari Jepara” karya Ahmad Kamaluddin, tradisi ini dilakukan di bulan ruwah (kalender Jawa) atau malam nisfu syaban.

Tradisi Bodho Puli menjadi bentuk usaha masyarakat dalam menjalin tali silaturahmi antar warga di desa Karangnongko. Puli sendiri adalah jenis makanan yang terbuat dari bahan nasi dicampur dengan bleng.

Kata ‘Puli’ sendiri berasal dari bahasa Arab ‘ufwu lii’ yang berarti maafkanlah atau ampuni aku. Makanan puli ini berasal dari bahan beras yang ditumbuk halus dan nantinya dimakan dengan parutan kelapa.

2. Nasi Balangan

Umat Islam di wilayah Kabupaten Balangan dan beberapa daerah lain di Kalimantan Selatan juga memiliki tradisi menghidupkan malam nisfu syaban. Mengutip Antara, kegiatan dimulai setelah sholat Maghrib.

Nantinya, akan dilakukan sholat hajat, kemudian membaca surat Yasin tiga kali, sholat Isya, sholat taubat, sholat tasbih, dan ditutup dengan tahlilan serta doa. Tak sampai disitu, masyarakat setempat juga membawa makanan berupa nasi bungkus.

Jadi, sore hari sebelum datang ke masjid, para ibu-ibu memasak dan membuat nasi bungkus terlebih dahulu. Setelahnya mereka membawanya dengan berbagai macam lauk pauk.

Nasi ini akan dibagikan kepada seluruh jamaah setelah melaksanakan ibadan dan doa bersama. Semua orang tak memandang golongan akan mendapat bagiannya secara acak.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2257 seconds (0.1#10.140)