Kisah Joram van Klaveren, Penulis Buku Anti Islam yang Mendapat Hidayah hingga Jadi Mualaf
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kisah Joram van Klaveren, politisi asal Belanda yang menulis buku Anti Islam mendadak mendapat hidayah hingga kemudian menjadi mualaf menarik untuk diulas.
Hidayah tersebut didapatkan Joram van Klaveren saat sedang menulis buku Anti Islam yang menurutnya tak cocok tersebar di Eropa, utamanya di Belanda.
Momen itu diunggah dalam kanal YouTube Towards Eternity. Dalam kesempatan itu, Joram menceritakan perjalanan dirinya sebelum mendapatkan hidayah memeluk agama Islam.
Joram mengaku sempat menjadi seorang politikus yang aktif hingga menulis buku tentang anti Islam. Hal ini dilandasi lantaran ia kerap melihat sesuatu yang berbau kekerasan dan identik dengan agama Islam.
“Dahulu saya aktif secara politik untuk partai, menjadi anggota parlemen, dan saya memutuskan menulis buku anti-Islam," ucap Joram.
“Aku kuliah pertama kali pada 11 September 2001, aku berpikir oke umat Muslim ini sepertinya sudah gila dan agama ini tidak benar,” katanya.
Joram menjelaskan dirinya dulu adalah seorang umat Kristen yang taat dan selalu pergi beribadah. Ia pun mengaku dirinya adalah seseorang yang percaya Tuhan serta Surga dan Neraka.
Hingga ia memutuskan menulis buku anti Islam itu. Buku tersebut memprovokasi pembaca dengan menjelaskan agama Islam tak cocok untuk negara Eropa dan Amerika. Ia bahkan dengan tegas sempat menjadi seseorang yang keras melawan Islam.
“Menurutku Islam adalah kebohongan, Islam itu berbahaya,” tegasnya.
Hidayah tersebut didapatkan Joram van Klaveren saat sedang menulis buku Anti Islam yang menurutnya tak cocok tersebar di Eropa, utamanya di Belanda.
Momen itu diunggah dalam kanal YouTube Towards Eternity. Dalam kesempatan itu, Joram menceritakan perjalanan dirinya sebelum mendapatkan hidayah memeluk agama Islam.
Joram mengaku sempat menjadi seorang politikus yang aktif hingga menulis buku tentang anti Islam. Hal ini dilandasi lantaran ia kerap melihat sesuatu yang berbau kekerasan dan identik dengan agama Islam.
“Dahulu saya aktif secara politik untuk partai, menjadi anggota parlemen, dan saya memutuskan menulis buku anti-Islam," ucap Joram.
“Aku kuliah pertama kali pada 11 September 2001, aku berpikir oke umat Muslim ini sepertinya sudah gila dan agama ini tidak benar,” katanya.
Joram menjelaskan dirinya dulu adalah seorang umat Kristen yang taat dan selalu pergi beribadah. Ia pun mengaku dirinya adalah seseorang yang percaya Tuhan serta Surga dan Neraka.
Hingga ia memutuskan menulis buku anti Islam itu. Buku tersebut memprovokasi pembaca dengan menjelaskan agama Islam tak cocok untuk negara Eropa dan Amerika. Ia bahkan dengan tegas sempat menjadi seseorang yang keras melawan Islam.
“Menurutku Islam adalah kebohongan, Islam itu berbahaya,” tegasnya.