Sempat Diisukan Bubar, Vokalis Slipknot Jelaskan Makna Album The End, So Far
loading...
A
A
A
JAKARTA - Slipknot sukses menghibur penggemar musik cadas dan maggot --sebutan fan Slipknot- Tanah Air melalui penampilannya di Hammersonic Fest 2023 pada Minggu, 19 Maret 2023 di Pantai Festival Ancol, Jakarta.
Selanjutnya, band heavy metal asal Iowa, Amerika Serikat itu akan melanjutkan turnya ke Australia dan Jepang. Corey Taylor dkk dijadwalkan tampil di ajang Knotfest di Melburne, Sydney, dan Brisbane (Australia), serta Chiba City di Jepang.
Dalam rangkaian perjalanannya ini, Slipknot mempromosikan album terbarunya "The End, So Far". Album yang dirlis September 2022 ini bakal menjadi kebersamaan terakhir Slipknot dengan label Roadrunner Records, yang telah membersamai mereka sejak menandatangani kesepakatan pada 1998.
Beberapa waktu lalu, vokalis Slipknot, Corey Taylor sempat menepis kabar bandnya akan bubar, setelah perilisan album terbaru mereka.
Ketika Slipknot mengumumkan titel album terbarunya pada Juli tahun lalu, banyak spekulasi yang menyebutkan jika album itu menandai akhir dari band yang beranggotakan 9 personel tersebut.
"Banyak orang yang berbicara tentang akhir dari Slipknot sejak 2003, jadi itu tidak terlalu penting. Jika saya memiliki satu nikel untuk setiap kali saya harus meluruskan penggemar, saya akan memiliki banyak sekali nikel, mari kita bicara seperti itu," ungkap Corey Taylor dalam Trunk Nation With Eddie Trunk di SiriusXM.
"Tidak ada yang menjual album seperti drama, mari kita bicara seperti itu, dan bahkan drama yang tidak datang dari kami, itu hanya datang dari para penggemar," katanya lagi.
(Foto: Instagram @slipknot)
"Tetapi pada saat yang sama, saya mulai mengatakan di atas panggung… menjelaskan soal titelnya (album). Faktanya adalah… Ini adalah sebuah akhir sejauh ini, yang berarti ini adalah akhir dari satu era dan awal dari era berikutnya," terang vokalis 49 tahun itu.
Corey pun mencontohkan band-band idolanya, yakni Iron Maiden, Metallica, Black Sabbath, Judas Priest, bahkan teman-temannya di Anthrax, bahwa semuanya memiliki era yang berbeda dalam kariernya, dan itu tidak pernah lurus.
"Tidak ada garis tembus kecuali untuk para anggota. Dan setiap era berakhir secara alami, dan kemudian itu yang berikutnya. Jadi itulah yang tercermin dari titelnya," ucapnya.
Corey Taylor pun menegaskan bahwa setiap album selalu terasa berbeda, dan selalu terdengar berbeda. Baginya, Slipknot saat ini berada di titik, di mana mereka akan bergerak dengan nyaman ke masa depan.
Apapun yang telah terjadi pada Slipknot sudah menjadi sejarah, termasuk pergantian sejumlah personel. "Sekarang kita bisa bergerak dan melihat apa yang akan terjadi di masa depan untuk Slipknot," pungkasnya.
Selanjutnya, band heavy metal asal Iowa, Amerika Serikat itu akan melanjutkan turnya ke Australia dan Jepang. Corey Taylor dkk dijadwalkan tampil di ajang Knotfest di Melburne, Sydney, dan Brisbane (Australia), serta Chiba City di Jepang.
Dalam rangkaian perjalanannya ini, Slipknot mempromosikan album terbarunya "The End, So Far". Album yang dirlis September 2022 ini bakal menjadi kebersamaan terakhir Slipknot dengan label Roadrunner Records, yang telah membersamai mereka sejak menandatangani kesepakatan pada 1998.
Beberapa waktu lalu, vokalis Slipknot, Corey Taylor sempat menepis kabar bandnya akan bubar, setelah perilisan album terbaru mereka.
Ketika Slipknot mengumumkan titel album terbarunya pada Juli tahun lalu, banyak spekulasi yang menyebutkan jika album itu menandai akhir dari band yang beranggotakan 9 personel tersebut.
"Banyak orang yang berbicara tentang akhir dari Slipknot sejak 2003, jadi itu tidak terlalu penting. Jika saya memiliki satu nikel untuk setiap kali saya harus meluruskan penggemar, saya akan memiliki banyak sekali nikel, mari kita bicara seperti itu," ungkap Corey Taylor dalam Trunk Nation With Eddie Trunk di SiriusXM.
"Tidak ada yang menjual album seperti drama, mari kita bicara seperti itu, dan bahkan drama yang tidak datang dari kami, itu hanya datang dari para penggemar," katanya lagi.
(Foto: Instagram @slipknot)
"Tetapi pada saat yang sama, saya mulai mengatakan di atas panggung… menjelaskan soal titelnya (album). Faktanya adalah… Ini adalah sebuah akhir sejauh ini, yang berarti ini adalah akhir dari satu era dan awal dari era berikutnya," terang vokalis 49 tahun itu.
Corey pun mencontohkan band-band idolanya, yakni Iron Maiden, Metallica, Black Sabbath, Judas Priest, bahkan teman-temannya di Anthrax, bahwa semuanya memiliki era yang berbeda dalam kariernya, dan itu tidak pernah lurus.
"Tidak ada garis tembus kecuali untuk para anggota. Dan setiap era berakhir secara alami, dan kemudian itu yang berikutnya. Jadi itulah yang tercermin dari titelnya," ucapnya.
Corey Taylor pun menegaskan bahwa setiap album selalu terasa berbeda, dan selalu terdengar berbeda. Baginya, Slipknot saat ini berada di titik, di mana mereka akan bergerak dengan nyaman ke masa depan.
Baca Juga
Apapun yang telah terjadi pada Slipknot sudah menjadi sejarah, termasuk pergantian sejumlah personel. "Sekarang kita bisa bergerak dan melihat apa yang akan terjadi di masa depan untuk Slipknot," pungkasnya.
(nug)