Sejarah Hari Raya Nyepi dan Maknanya Bagi Umat Hindu

Senin, 20 Maret 2023 - 18:49 WIB
loading...
Sejarah Hari Raya Nyepi dan Maknanya Bagi Umat Hindu
Sejarah Hari Raya Nyepi menjadi sebuah pembahasan yang menarik untuk diulas. Foto DOK ist
A A A
JAKARTA - Sejarah Hari Raya Nyepi menjadi sebuah pembahasan yang menarik untuk diulas. Nyepi merupakan hari besar keagamaan bagi umat Hindu. Hari Nyepi ini biasanya berlangsung setiap Tahun Baru Saka.

Hari Raya Nyepi memiliki perbedaan dengan hari raya atau hari besar agama lain yang biasa dirayakan dengan meriah. Dalam hal ini, justru seluruh kegiatan ditiadakan.

Pada peringatan Nyepi ini, umat Hindu akan meninggalkan aktivitas duniawi dalam keheningan dan kesunyian. Selain itu, mereka akan lebih mendekatkan diri kepada Sang Hyang Widhi Wasa.


Sejarah Hari Raya Nyepi Umat Hindu

Hari Raya Nyepi merupakan perayaan pergantian Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan/kalender Saka. Mengutip laman Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Senin (20/3/2023), Nyepi sendiri mengandung arti sepi atau sunyi dan berlangsung setiap 1 tahun saka.

Pada sejarahnya, Hari Raya Nyepi berasal dari zaman India kuno. Saat itu, India dan wilayah sekitarnya digambarkan selalu mengalami krisis dan konflik sosial berkepanjangan, termasuk pertikaian antar suku-suku bangsa.

Pertikaian panjang yang terjadi akhirnya berakhir saat suku Saka menjadi pemenang di bawah pimpinan Raja Kaniskha I. Sekadar informasi, bangsa Saka ini menginginkan perdamaian, sehingga mereka menaklukan suku-suku lain yang saling bertikai agar nantinya bersatu.



Kemenangan suku Saka menjadi awal peringatan pergantian tahun Saka. Saat itu, penobatan Maharaja Kaniskha I jatuh pada 78 Masehi dan diresmikan juga sebagai tahun pertama Saka.

Pada kisah tersebut, dapat diketahui bahwa peringatan pergantian tahun Saka yang pada keberlanjutannya diperingati sebagai Nyepi adalah hari keberhasilan Raja Kaniskha I dalam menyatukan bangsa yang tadinya bertikai.

Makna Hari Nyepi bagi Umat Hindu

Kemudian, saat Nyepi orang yang merayakannya tidak boleh melakukan aktifitas seperti pada hari biasa. Sebut saja seperti keluar rumah (kecuali sakit dan perlu berobat), menyalakan lampu, bekerja dan lain sebagainya.

Dalam hal ini, tujuannya adalah agar tercipta suasana hening dan sepi dari hiruk pikuknya kehidupan, serta sepi dari semua nafsu keserakahan sifat manusia.

Selain itu, Hari Raya Nyepi khususnya di Bali memiliki beberapa tahapan. Biasanya dimulai dari Upacara Melasti, Mecaru, dan Pengerupukan. Setelahnya juga diikuti oleh puncak Hari Raya Nyepi itu sendir, serta yang terakhir disebut dengan Ngembak Geni.
(bim)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.5286 seconds (0.1#10.140)