Gerai Fast Food Daging Asap Ini Bakal Gunakan Blockchain
loading...
A
A
A
JAKARTA - Zensei sejak kali pertama berdiri pada 2018 dikenal sebagai gerai makanan yang menyajikan beragam menu sei, hidangan daging asap khas Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Daging asap memiliki keistimewaan tersendiri. Selain memiliki cita rasa yang lezat, aroma daging asap lebih kuat dibandingkan daging yang digoreng ataupun dibakar.
Tidak hanya sei sapi, Zensei juga menyuguhkan sei ayam yang dihidangkan dengan nasi cikur atau nasi putih serta sambal matah atau sambal krakatau yang diolah dengan bumbu khas Zensei. Sebagai pelengkap, hidangan sei juga dibubuhi bayam krenyes yang gurih.
Tersebar di 14 lokasi, brand kuliner yang berpusat di Bandung ini tidak berhenti berinovasi. Tidak hanya dari sajian menunya, tetapi juga model usaha yang diusung.
Setelah sukses dengan olahan daging asap yang disajikan secara spesial, Zensei akan memperkenalkan waralaba berbasis blockchain yang mereka sebut Franchise 4.0 dengan brand Zento.
Menurut CEO PT. Zentama Global Indonesia, Ragil Aditya, salah satu rencana besar pihaknya adalah membuka waralaba untuk memperluas pemasaran ke seluruh dunia.
"Kami yakin suatu saat nanti, merek dan makanan asal Indonesia seperti Zensei dapat bersaing dengan waralaba besar lainnya seperti McDonald's atau Burger King," tekad Ragil, seperti dikutip dari keterangan resminya, baru-baru ini.
Dengan sumber daya yang dimiliki, Ragil yakin mampu meningkatkan jumlah gerainya menjadi 100 dalam kurun waktu 2 tahun. Apalagi dengan konsep waralaba, maka memberikan banyak keunggulan ketimbang mengawali usaha kuliner dari awal yang lebih merepotkan.
Kepopuleran waralaba ini pun mampu berjalan dalam 30 tahun terakhir. Namun, tetap saja ada oknum yang mencoba mengambil keuntungan dari popularitas tersebut dengan melakukan penipuan. Dan yang paling sering dijumpai adalah pihak perusahaan waralaba mengambil uang dari calonnya tanpa memberikan hak yang seharusnya.
"Hal itu menjadi tantangan besar bagi Zensei untuk memulai kerjasama waralaba. Guna menanggulangi tantangan itu, Zensei membuat terobosan dengan menawarkan kerjasama waralaba melalui teknologi blockchain," terang Ragil.
Pendiri Zento, Daniel Yorick menambahkan jika pihaknya membuat proyek nyata, ekosistem Zento adalah desentralisasi finance dari ekosistem Zensei dengan pengalaman 5 tahun dalam industri kuliner.
"Harapan kami, dengan adanya Zento, masyarakat menjadi lebih teredukasi, tahu mana proyek yang benar dan mana yang scam," pungkasnya.
Lihat Juga: Hadir di Pameran Food & Hospitality Indonesia 2024, BlueBand Ajak Pelaku Bisnis Kuliner Tumbuh Bersama
Daging asap memiliki keistimewaan tersendiri. Selain memiliki cita rasa yang lezat, aroma daging asap lebih kuat dibandingkan daging yang digoreng ataupun dibakar.
Tidak hanya sei sapi, Zensei juga menyuguhkan sei ayam yang dihidangkan dengan nasi cikur atau nasi putih serta sambal matah atau sambal krakatau yang diolah dengan bumbu khas Zensei. Sebagai pelengkap, hidangan sei juga dibubuhi bayam krenyes yang gurih.
Tersebar di 14 lokasi, brand kuliner yang berpusat di Bandung ini tidak berhenti berinovasi. Tidak hanya dari sajian menunya, tetapi juga model usaha yang diusung.
Setelah sukses dengan olahan daging asap yang disajikan secara spesial, Zensei akan memperkenalkan waralaba berbasis blockchain yang mereka sebut Franchise 4.0 dengan brand Zento.
Menurut CEO PT. Zentama Global Indonesia, Ragil Aditya, salah satu rencana besar pihaknya adalah membuka waralaba untuk memperluas pemasaran ke seluruh dunia.
"Kami yakin suatu saat nanti, merek dan makanan asal Indonesia seperti Zensei dapat bersaing dengan waralaba besar lainnya seperti McDonald's atau Burger King," tekad Ragil, seperti dikutip dari keterangan resminya, baru-baru ini.
Dengan sumber daya yang dimiliki, Ragil yakin mampu meningkatkan jumlah gerainya menjadi 100 dalam kurun waktu 2 tahun. Apalagi dengan konsep waralaba, maka memberikan banyak keunggulan ketimbang mengawali usaha kuliner dari awal yang lebih merepotkan.
Kepopuleran waralaba ini pun mampu berjalan dalam 30 tahun terakhir. Namun, tetap saja ada oknum yang mencoba mengambil keuntungan dari popularitas tersebut dengan melakukan penipuan. Dan yang paling sering dijumpai adalah pihak perusahaan waralaba mengambil uang dari calonnya tanpa memberikan hak yang seharusnya.
"Hal itu menjadi tantangan besar bagi Zensei untuk memulai kerjasama waralaba. Guna menanggulangi tantangan itu, Zensei membuat terobosan dengan menawarkan kerjasama waralaba melalui teknologi blockchain," terang Ragil.
Pendiri Zento, Daniel Yorick menambahkan jika pihaknya membuat proyek nyata, ekosistem Zento adalah desentralisasi finance dari ekosistem Zensei dengan pengalaman 5 tahun dalam industri kuliner.
"Harapan kami, dengan adanya Zento, masyarakat menjadi lebih teredukasi, tahu mana proyek yang benar dan mana yang scam," pungkasnya.
Lihat Juga: Hadir di Pameran Food & Hospitality Indonesia 2024, BlueBand Ajak Pelaku Bisnis Kuliner Tumbuh Bersama
(nug)