Ajak 22 Perwakilan ASEAN Youth Tanam Pohon Munting Khas Labuan Bajo, Sandiaga Uno: Warnanya Super Keren
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno mengajak 22 perwakilan pemuda ASEAN atau ASEAN Youth menanam pohon Munting khas Labuan Bajo. Hal itu dilakukan dalam rangkaian KTT ke-42 ASEAN di Golo Mori, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) belum lama ini.
"Pohon ini namanya pohon Munting akan berwarna super keren. Warnanya merah, pink, putih, dan ungu. Kalian semua saya harapkan datang lagi untuk melihat saat itu berbunga," ujar Sandiaga dalam keterangan resminya.
Selain keindahan bunganya, pohon Munting atau Munting sendiri tergolong jenis pohon endemik dengan kayu sudah sangat langka di Manggarai Raya (Manggarai Barat, Manggarai dan Manggarai Timur), Flores, NTT.
Hingga tahun 1980-an, sangat akrab dengan masyarakat Manggarai Raya terutama masyarakat pedesaan karena memiliki jenis kayu yang keras, sehingga biasa dimanfaatkan untuk pembuatan lesung atau bahan bangunan kelas atas.
"Mengingat anak muda merupakan generasi yang akan membuka peluang besar yang bisa mendatangkan lapangan pekerjaan, terutama karena sektor parekraf sendiri ditargetkan mampu membuka 4,4 juta lapangan pekerjaan pada tahun 2024," terang Sandiaga.
Selain menyaksikan langsung keindahan pohon Munting, selama berada di Labuan Bajo, para pemuda ASEAN menginap di Kapal Phinisi (live on board) selama 4 hari 3 malam. Menikmati keindahan wilayah Indonesia bagian Timur ini dengan cara berlayar.
Sementara itu, Direktur Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN, Kementerian Luar Negeri, Yuliana Bahar menjelaskan, penyelenggaraan acara ini adalah untuk mempertemukan representasi pemuda ASEAN dengan para pemimpinnya.
Menurutnya, program ASEAN Youth menjadi prioritas Indonesia untuk bisa menyediakan platform dialog antara kalangan generasi muda di kawasan melalui perwakilan dengan para pemimpin, khususnya untuk membahas isu-isu krusial di kalangan kaum muda.
"Pohon ini namanya pohon Munting akan berwarna super keren. Warnanya merah, pink, putih, dan ungu. Kalian semua saya harapkan datang lagi untuk melihat saat itu berbunga," ujar Sandiaga dalam keterangan resminya.
Selain keindahan bunganya, pohon Munting atau Munting sendiri tergolong jenis pohon endemik dengan kayu sudah sangat langka di Manggarai Raya (Manggarai Barat, Manggarai dan Manggarai Timur), Flores, NTT.
Hingga tahun 1980-an, sangat akrab dengan masyarakat Manggarai Raya terutama masyarakat pedesaan karena memiliki jenis kayu yang keras, sehingga biasa dimanfaatkan untuk pembuatan lesung atau bahan bangunan kelas atas.
"Mengingat anak muda merupakan generasi yang akan membuka peluang besar yang bisa mendatangkan lapangan pekerjaan, terutama karena sektor parekraf sendiri ditargetkan mampu membuka 4,4 juta lapangan pekerjaan pada tahun 2024," terang Sandiaga.
Selain menyaksikan langsung keindahan pohon Munting, selama berada di Labuan Bajo, para pemuda ASEAN menginap di Kapal Phinisi (live on board) selama 4 hari 3 malam. Menikmati keindahan wilayah Indonesia bagian Timur ini dengan cara berlayar.
Sementara itu, Direktur Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN, Kementerian Luar Negeri, Yuliana Bahar menjelaskan, penyelenggaraan acara ini adalah untuk mempertemukan representasi pemuda ASEAN dengan para pemimpinnya.
Menurutnya, program ASEAN Youth menjadi prioritas Indonesia untuk bisa menyediakan platform dialog antara kalangan generasi muda di kawasan melalui perwakilan dengan para pemimpin, khususnya untuk membahas isu-isu krusial di kalangan kaum muda.