Tahapan Puncak Seksualitas Pria Berdasarkan Usianya

Senin, 30 Mei 2016 - 05:01 WIB
Tahapan Puncak Seksualitas Pria Berdasarkan Usianya
Tahapan Puncak Seksualitas Pria Berdasarkan Usianya
A A A
JAKARTA - Banyak dan sering kita dengar ungkapan baik dari pria maupun wanita dewasa, terkait keperkasaan pria di ranjang. Ungkapan itu adalah ‘Usia Boleh Kepala 5 (atau 6 atau 7), tapi yang bawah (Mister P) masih tetap oke (layaknya semasa muda).’

Namun apakah faktualnya benar seperti ungkapan tersebut? Nah, seperti yang diketahui seks berhubungan erat bahkan tak terpisahkan dengan gairah. Dah gairah ini harus dibangkitkan. Gairah tertentu sangat terkait dengan pola pikir terhadap kehidupan seksual sehari-hari.

Untuk itulah, maka gairah pria menjadi sangat penting untuk segera dipahami kaum wanita ataupun pria itu sendiri. Sebab ada pepatah mengatakan: ''Bila kita mengenal diri sendiri, maka kita juga akan mengenal orang lain lebih baik.''

Tapi ingat, ternyata seperti dilansir dari berbagai media massa dunia, gairah pria ternyata berkaitan juga dengan umur. Pada kurun waktu tertentu, gairah seksual pria akan mengalami masa puncaknya.

Dan ketika gairah itu mulai menghitung menurun, untuk bisa membangkitkannya kembali sudah bisa dipastikan perlu usaha keras agar keinginannya terealisasi dengan baik dan lancar. Berikut ini tahapan gairah seks pria menurut umurnya, seperti dilansir dari berbagai sumber:

Usia 21-25 tahun
Masa seks prima seorang pria, pada kategori ini ia sedang tumbuh menjadi pemuja wanita. Maka, tidak perlu merasa terkejut lagi jika ungkapan romantisme mereka cenderung kering, dangkal, membosankan, bahkan terkesan klise.

Semua itu karena pada usia tersebut hormon testoteronnya sedang bergolak, sehingga tidak heran jika kehidupan seksualnya sangat prima. Bahkan cenderung sangat aktratif menghadapi tantangan dengan berbagai eksperimennya.

Yang bisa dijadikan perhatian utama, bahwa aktivitasnya harus diwaspadai karena masih adanya anggapan mengenai kehidupan seksnya merupakan upaya untuk mendekatkan diri dengan pasangannya.

Usia 26-30 tahun
Biasa disebut masa seks frekuensi. Kehidupan seksual pria yang sudah memasuki kategori usia ini biasanya bukan lagi berdasarkan ''just for fun'' untuk setiap kali mewujudkan keinginan hubungan seksualnya.

Jika sudah menemukan pasangan maupun belum, umumnya mereka sudah agak melemah untuk berusaha nenarik perhatian lawan jenisnya. Mereka kebanyakan tidak terlalu garang untuk sekedar minta sebuah ciuman pasangannya.

Dalam urusan bercinta, pria pada kategori usia ini sudah mulai pada tahap terbuka untuk mengatakan apa saja yang mereka inginkan dalam urusan seksual. Meski, keterbukaan mereka kadangkala terasa vulgar bagi seorang wanita, namun itu sebenarnya merupakan bukti kejujurannya.

Demikian pula, dia selalu berbuat jujur untuk berusaha memberikan kepuasan seksual terhadap pasangannya. Karena dia tidak lagi berpola pikir egoistik. Jangan lupa, pahami bahwa dibalik semua itu, para pria pada usia ini menginginkan kualitas dan kuantitas seimbang. Prinsipnya, lebih sering bercinta akan lebih mesra sebuah hubungan.

Usia 31-35 tahun
Sebuah masa seksual yang sangat membutuhkan kualitas. Kebanyakan pria pada usia ini sangat memiliki intelijensia yang tinggi, sangat mengharapkan kualitas hubungan seksual. Meski masih mementingkan kuantitas frekuensi bercintanya, pahami bahwa mereka justru cenderung menginginkan agar pasangannya mampu menerima apa adanya. Terutama pada kemampuan fisik saat bermain asmara.

Ada kalanya keinginan atau gairah seksual mereka sudah menurun, namun masih cenderung lebih mudah membangkitkannya. Hanya saja gairah seksualnya akan mudah dibangkitkan dengan berbagai cara dan metode eksperimental. Perlu inovasi dan nuansa psikologis yang lebih baik agar semakin bergairah terhadap pasangannya.

Usia 36-40 tahun
Masa seks usia matang. Pahami bahwa para pria pada usia ini seringkali kadar hormon testeronnya sudah banyak berkurang. Mereka sendiri menyadari bahwa terjadi penurunan gairah dalam kehidupannya di ranjang. Aktivitas seksualnya tidak seagresif pemuda berusia 20-an.

Namun tetap perlu menjadi perhatian serius bahwa para pria pada usia ini kebanyakan justru memiliki kelebihan luar biasa prima untuk menapak kehidupan hari tua yang lebih baik.

Pada saat usia ini, para pria memiliki kematangan psikis dan pengalaman yang lebih baik, dan semua itu sungguh tak ternilai harganya. Untuk menjadi pasangan pria di usia ini, para wanita justru akan menemukan kehidupan bercinta yang bisa dinikmati kenyamanannya tiada tara. Akibatnya pengalamannya, dia memiliki cita rasa seni bercinta yang mampu menyenangkan hari para wanita.

Usia 41-45 tahun
Masa seks usia keteduhan. Saat mengayomi pasangan di usia ini semakin terlihat. Jiwa yang matang dan kebapakan semakin terlihat dalam perjalanan hidupnya. Orang Amerika sering berkoar ''Hidup baru dimulai diusia 40''.

Diusia ini didentitas kejiwaan pria secara psikis sangat mempesona. Namun yang perlu diwaspadai, bahwa usia tak bisa ditipu. Hormon testoteronnya semakin berkurang, sehingga frekuensi hubungan seksualnya makin menurun.

Namun beberapa kasus sering menonjol terlihat pada pria usia ini, seringkali terlihat mereka bagaikan bangkit menjadi remaja lagi, dengan istilah '' Masa puber kedua''. Dengan kematangan jiwanya ia seringkali bisa menggaet wanita berusia sangat jauh dibawahnya. Dan mereka biasanya sangat pandai memuaskan pasangannya.

Usia 46-50 tahun
Usia spiritual, dimana pria pada usia ini lebih tertarik kehidupan rohani. Seks meski belum ditinggalkan, senjatanya sudah mulai jauh berkurang frekuensinya. Di usia ini pasangan pria harus pandai-pandai membuat suasana romantis dan agar ia bergairah, bila masih menginginkan kehidupan ranjangnya berpeluh lagi.
Namun, pada beberapa pria teryata meski sudah memasuki usia spiritual ini, mereka justru masih aktif melakukan hubungan seks dengan pasangannya, paling tidak seminggu sekali. Hal ini mungkin berkaitan dengan pola hidup yang sehat.

Usia 55-60 tahun
Usia seks lampu merah. Bila usia belasan, mendengar masalah seks saja libido sudah bangun. Usia puluhan, melihat tontonan seks libido sudah tegang. Usia kepala 4, diraba baru bangun. Diusia kepala 5, dibagunin sudah bangun. Dan diusia kepala 6, dibagunin tidak bangun-bangun.

Tampaknya usia ini, seks bukanlah menjadi porsi yang utama, bahkan menjadi kebutuhan yang kesekiannya. Sebab diusia ini, hormon testoreronnya makin berkurang jauh.

Tapi, memang tak bisa disamaratakan semua pria seperti ini. Karena ada kans juga pria yang berusia di atas kepala 6 masih oke di atas ranjang.
(sbn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1915 seconds (0.1#10.140)